Share

Bertemu Om Tampan

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2023-06-20 11:48:19

Setelah satu minggu lamanya Alana berada di rumah lamanya, ia kembali lagi ke Barcelona. Tempat di mana ia lahir dan dibesarkan dulu.

Alana yang selalu sibuk dengan si kembar dan untungnya ia tidak pernah merasa kewalahan mengasuh mereka berdua karena Alana terbiasa menjaga anaknya sejak bayi.

“Sekarang kalian sarapan dulu, setelah ini Mommy akan mengantar kalian pergi ke sekolah baru, paham!”

Alana menatap kedua putranya dan menarik dua kursi makan untuk mereka duduki. Kenzo dan Kenzi sudah siap dengan seragam putih dan merah muda, serta topi beret yang menutupi rambut cokelat mereka.

“Tidak mau sekolah!” pekik Kenzo menggeleng-gelengkan kepalanya dan sesenggukan menangis.

Alana menundukkan kepalanya menjentuskan pelan pada meja makan di hadapannya.

“Astaga Kenzo... Ayolah nak, jangan membuat Mommy pusing, adikmu saja tidak rewel!”

Kenzi menoleh sekejap, anak itu sibuk menyingkirkan putih telur rebus di atas piringnya.

“Sekolah Kenzo, kalau kau tidak mau sekolah lalu apa jadi apa selain jadi beban keluarga hah?! Coret saja namanya dari kartu keluarga, Mom! Biar jadi gembel!” omel Kenzi kesal dengan Kakak kembarannya yang sangat nakal dan cengeng.

Kenzo meraih piringnya dengan ekspresi yang masih cemberut.

“Iya Mom, Kenzo mau sekolah,” seru bocah itu terpaksa dan tidak mau malu dari Adik kembarannya.

Alana tersenyum lega. “Bagus. Kalau begitu kalian sarapan dulu. Mommy mau siap-siap, okay?”

Anggukan diberikan oleh keduanya. Kenzo memperhatikan Adiknya yang kini menikmati sarapannya dengan nikmat dan tidak heboh seperti dirinya.

Di antara mereka berdua hanya Kenzo yang banyak tanya tentang di mana Papanya, kadang pertanyaan itu membuat Alana mengomelinya habis-habisan, karena Alana sendiri juga tidak tahu jawaban yang akan ia berikan pada kedua putranya.

“Kenzi, apa kau tahu wajah Papa kita?” tanya Kenzo bernada melas.

Kunyahan Kenzi terhenti perlahan mendengar pertanyaan Kenzo. Ia mendongakkan kepalanya dan menoleh cepat dengan tatapan dingin dan sinis.

“Kenzo, aku tahu kau bodoh tapi jangan terlalu ditunjukkan!” omelnya seraya memukul pelan kepala kembarannya dengan sendok di tangannya, “bagaimana bisa kau bertanya padaku seperti apa Papa kita, kita kan lahirnya bareng, beda lima menit saja. Kau ini aneh-aneh saja! Papa kan sudah meninggal!”

Kenzo mendengkus pelan memakan kuning telur rebusnya pelan-pelan dengan pandangan lurus menatap pintu rumah yang terbuka.

“Kita kan tidak punya Papa, bagaimana kalau kita mencari Papa? Dengan begini kan Mommy tidak usah capek-capek kerja! Kita juga punya Papa, seperti teman-teman yang lain. Bagaimana?” tawar Kenzo.

“Em... Bukan ide buruk, tapi kita harus mencari yang KTMJ!” seru Kenzi tersenyum menaik turunkan kedua alisnya, “seperti yang ada di TV, kan?!”

Kenzo terkekeh geli dan mengangguk, “yes! Kaya, Tampan, Mapan, dan Jantan!”

Keduanya langsung tertawa bersama dan saling terkikik geli. Ruang makan hanya berisi dua bocah saja, namun tawa mereka juga terdengar sampai depan.

“Janji ya, kalau lihat yang tampan, nanti kita kenalin ke Mommy. Tapi ingat kriterianya, karena Mommy kita kan cantik, baik hati, lemah lembut, dan penyayang, tidak boleh dapat buaya kampungan!” Kenzi menimpali dengan nada ketus.

Kenzo mengangguk mantap mengacungkan jempolnya.

“Ya! Misi kita sekarang, sekolah yang pintar sambil mencarikan Papa buat kita dan Mommy, ingat... KTMJ! Paham Kenzi?!”

“Tapi Mommy jangan sampai tahu. Mommy bisa saja nanti menolak,” ujar Kenzi.

“Iya, Mommy kan....”

“Apa Mommy-mommy?! Kalian kenapa ngomongin Momny?!”

Suara Alana membuat mereka berdua terkejut. Si kembar langsung menggelengkan kepalanya bersamaan dan memasang wajah gugup tertangkap basah.

Kenzo menyiku lengan Kenzi, dan sebaliknya juga. Mereka tidak bisa berbohong, didikan untuk jujur sejak kecil Alana terapkan.

“Ti... Tidak papa Mom, kita hanya sedang berdiskusi,” ujar Kenzi.

“Ya sudah sayang, sekarang kita berangkat. Ayo Kenzo!” Alana menggandeng lengan Kenzi dan berjalan ke arah depan meninggalkan Kenzo.

Anak itu diam menatap punggung Mommy-nya yang berjalan menjauh.

“Ya Tuhan, semoga hari ini Kenzo dan Kenzi bisa menemukan Papa untuk Mommy. Kenzo... Kenzo ingin tahu rasanya punya Papa,” lirih anak itu mendongak menatap langit-langit rumahnya. “Tuhan, kabulkan ya, doa Kenzo.”

**

“Kita hanya diberi waktu lima belas menit untuk sampai di kantor! Baru pertama pindah ke Barcelona, ada saja masalahnya!”

Alex berdecak kesal saat ada panggilan mendadak dari kantornya, padahal laki-laki itu baru saja sampai di Barcelona sejak setengah jam yang lalu.

Laki-laki itu memasang wajah sebal, menatap ke arah jendela mobilnya dengan kedua alisnya yang bertaut.

“Sebentar lagi kita sampai Tuan, mungkin Tuan Han di Madrid terlalu bersemangat meminta Tuan berkembang di sini,” ujar Benigno.

Alex tidak menjawab, ia tetap diam membuang pandangannya menatap jalanan sekitar sebelum mobil yang ditumpanginya berhenti mendadak hingga kepala Alex terbentur sandaran kursi di depannya dan rem mobil yang berdecit kuat.

Kedua mata Alex melebar, jantungnya berpacu kuat.

“Kau gila hah?!” sentak Alex pada Benigno.

“Ma... Maaf Tuan, di depan ada dua anak kecil yang menyebarang dan sepertinya kita....”

“Semua salahmu bodoh!” maki Alex segera keluar dari dalam mobil.

Alex memakai kaca mata hitamnya dan ia mendekati dua bocah yang duduk berjongkok menutupi kepalanya tepat di depan mobil Alex. Ia terdiam beberapa detik sebelum melepaskan kaca matanya dan mendekati kedua anak itu.

“Astaga... Kalian tidak papa?” tanya Alex menyentuh punggung mereka.

Kedua anak itu mendongak bersamaan menatap Alex dan Benigno yang begitu cemas.

Namun dalam satu detik, hati Alex bagai terhantam kuat sebuah batu besar saat dua anak itu menatapnya dengan tatapan takut. Tatapan mereka, wajahnya, matanya, alisnya, pipi dan bibirnya, membuat Alex membisu menatap tidak percaya pada mereka.

“Kalau mengemudikan mobil hati-hati dong Om!” pekik Kenzo, dia langsung bangkit dan memukul pundak Alex dengan tangan mungilnya.

Alex dan Benigno masih diam, anak kembar ini memiliki wajah yang sangat mirip dengan Alex, sangat-sangat mirip bak pinang dibelah dua.

Semua ini adalah kebetulan yang sangat aneh untuk mereka, tatapan mereka sama seperti tatapan mata seseorang yang membuat hati Alex bergetar.

“Kenzo, kakiku sakit,” rengekan Kenzi membuat Kenzo menoleh ke belakang, adik kembarannya masih duduk di atas aspal memegangi lututnya yang terluka.

“Kenzi, jangan nangis... Anak cowok kata Mommy harus kuat,” ujar Kenzo hendak membantu Adiknya.

“Kalian, Om minta maaf ya? Anak buah Om tidak sengaja,” ucap Alex kini membantu Kenzi.

“Memangnya permintaan maaf dari Om bisa bikin kaki kembaranku sembuh, ya Om?!” pekik Kenzo berkacak pinggang.

Alex diam tidak menjawab, ia langsung mendekati Kenzi dan menggendongnya, sementara Benigno langsung mendekat Kenzo dan menggendongnya juga, membawanya menepi ke tepi jalanan duduk di sebuah bangku.

“Om kakiku sakit, kalau patah bagaimana? Diganti kaki apa?” Kenzi menangis menatap lututnya yang berdarah. “Huwaa, Mommy....”

“Sshhhtt... Tenanglah sayang, sebentar lagi juga sembuh. Om bantu obati ya?” tawar Alex dengan sabar, ia merasa bersalah sekaligus malu pada dua bocah ini.

Kenzi mengangguk patuh hingga Alex langsung menatap Benigno yang segera bangkit mengambil kotak obat di dalam mobil.

Lain dengan Kenzo kini memeluk kembarannya dan ikut bersedih. Alex merasa hangat dan familiar dengan mereka berdua. Laki-laki itu mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala kedua anak itu.

“Jangan nangis ya Kenzi, nanti Om jelek ini kita laporin Mommy, biar diomelin,” ujar Kenzo memeluk kembarannya.

Alex tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya pelan, karena mereka sungguh menggemaskan. Lucu sekali mereka berdua, bisa sangat hangat di mata Alex.

“Kalian berdua kenapa pergi di saat jam sekolah? Ke jalan raya, pula. Mau ke mana?” tanya Alex seraya mengobati kaki Kenzi.

“Kami mau mencari Papa buat Mommy, Om,” jawab Kenzo.

“Om tertarik tidak? Mommy kami sangat cantik, baik, dan pintar. Pokoknya Om tidak akan kecewa!”

Alex melongo mendengar anak-anak menggemaskan ini malah mempromosikan Mama mereka pada Alex. Barulah Alex menyadari, dua bocah manis ini sepertinya tidak punya sosok seorang Ayah.

“Memangnya Papa kalian ke mana?” tanya Benigno menyahuti.

“Sudah mati Om. Kata Oma, Papa kita sekarang sudah tidak ada, Mommy juga bilang begitu.”

Kenzo membuka tas biru bergambar kartun kereta berwarna biru. Anak itu memberikan sebuah kertas pada Alex, berisi gambaran yang tidak jelas dan coretan yang lucu.

“Om, ini Mommy kita. Om kita beri tawaran pertama, karena Om kelihatannya KTMJ!” ujar Kenzi menyipitkan kedua matanya.

Alex menaikkan salah satu alisnya, “KTMJ? Apa itu?”

“Kaya, Tampan, Mapan, dan Jantan!” jawab mereka berdua kompak.

Alex dan Benigno terkekeh pelan. Menggemaskan sekali mereka mempunyai tipe laki-laki unggulan untuk Mama mereka, tidak buruk bagi Alex.

Mereka anak yang cerdas, berani, menggemaskan, dan sangat kompak. Alex sangat penasaran dengan Mama anak ini.

“Mommy kalian bekerja?” tanya Alex.

Kenzi menggeleng, “Mommy sedang mencari pekerjaan Om. Katanya, Mommy ingin membahagiakan kita berdua. Kan Opa kita nyuruh Kenzi dan Kenzo sama Mommy pergi, Opa selalu bilang kita ini anak haram.”

“Husshh, Kenzi! Itu aib!” pekik Kenzo memukul kepala kembarannya.

Alex sangat penasaran, ia merasa kasihan pada bocah sekecil ini tidak memiliki seorang Ayah. Alex ia ingin mengajak mereka bersamanya. Laki-laki itu merogoh saku jas hitam yang ia pakai dan memberikan selembar kertas.

“Berikan ini pada Mommy kalian, minta Mommy kalian datang ke nama tempat yang ada di kertas ini. Om akan memberikan Mommy kalian pekerjaan.”

Mereka berbinar menerimanya, si kembar tahu seberat apa Mama mereka mencari pekerjaan dari pagi hingga sore.

“Wahh... Gini dong Om, baru sip!” seru Kenzo.

Alex mengusap pucuk kepala Kenzo dengan lembut.

“Ya, minta Mommy kalian segera datang, Om ingin bertemu dengannya, dan mengenal Mommy kalian.”

Si kembar langsung antusias. “Siap Om! Sampai bertemu nanti dengan Mommy kita yang sangat-sangat cantik!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Naura Skincare
seru, lucu dan keren
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   AKHIR PENUH KEBAHAGIAAN

    "Kedepannya, Daddy dan Mommy ingin kita sering-sering berkumpul seperti ini." Alana tersenyum manis, wanita itu menatap Yasmin yang menuangkan teh ke dalam cangkir masing-masing anggota keluarga. "Ayumi juga ingin Mom, apalagi suasana yang seperti ini. Menyenangkan sekali," ujar wanita muda itu duduk bersandar. "Ya, ini sangat jarang dan bahkan nyaris tidak pernah kita semua lakukan." Alana kembali menyahuti. Mereka bertiga berada di dalam rumah kaca yang sudah berdiri dengan indah lengkap dengan hiasan dan bunga-bunga indah yang berada di dalamnya. Suara gemericik air, dan udara segar di dalam tempat itu membuat semua orang betah. Termasuk Odette, bocah cantik itu yang meminta dibuatkan rumah kaca yang besar, seperti yang ada pada acara kartun yang dia tonton setiap hari. "Di mana Daddy dan kembar?" gumam Alana menatap ke arah pintu rumah kaca yang terbuka. "Ada kok Mom, Odette yang memanggil mereka," jawab Yasmin duduk di samping Ayumi. Tak lama setelah mereka mengobrol, mun

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) KESAYANGAN AYAH

    "Rasanya, seumur-umur dari kecil kita besar bersama menjadi anak Daddy. Tapi hanya Odette yang mendapatkan hadiah yang istimewa, Cucu perempuannya..." Kenzi mengangguk, dia terkekeh pelan dan duduk bersandar di teras meletakkan laptopnya. Mereka berdua duduk bersantai bersama. Meskipun sudah cukup lama momen untuk mereka berdua jarang terjadi lantaran sama-sama saling sibuk. "Apa kau akan kembali lagi ke rumah mertuamu dan tidak ingin menempati rumahmu yang dulu, Zi?" tanya Kenzo pada sang kembaran. "Orang tuanya Ayumi juga sama kesepiannya seperti orang tua kita, aku juga kasihan dan ingin menuruti permintaan istriku tinggal dengan orang tuannya," jelas Kenzi pada Kenzo. Helaan napas panjang keluar dari bibir Kenzo. "Rasanya seperti baru kemarin kita bertemu Daddy, kita tinggal berdua dengan Mommy saja, dianak haramkan oleh sebutan orang-orang. Sekarang kita sudah punya anak saja ya..." "Itulah, waktu berjalan dengan cepat." Di tengah mereka berdua yang bercanda, muncul Alan

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) CUCU KESAYANGAN OPA

    Odette terdiam duduk di teras samping sendirian. Anak itu menatap pemandangan rumah kaca yang belum selesai dibangun. Ya. Odette lah yang meminta pada sang Kakek, dengan senang hati Alex mengabulkannya. Baginya, apa yang tidak untuk Cucu-cucu kesayangannya. "Odette, kenapa duduk sendirian? Kenapa tidak main sama adik?" tanya Alex, dia berdiri di belakang Cucunya dan anak itu diam menatap ke depan sana. "Odette menunggu rumah kacanya jadi, Opa," jawab anak itu dengan polos. Senyuman di bibir Alex terukir. Dari semua cucunya, hanya Odette yang sangat Alex sayangi. Bukannya pilih kasih, mungkin karena terbiasa dengan anak laki-laki, hingga dia merasa istimewa dengan adanya Odette di antara mereka semua. Laki-laki itu ikut duduk di samping Odette, sementara semua orang sibuk di dalam rumah, kecuali Kenzo yang sudah pergi ke kantor pagi tadi. "Kalau Odette ingin sesuatu, minta saja ke Opa, ya?" ujar Alex mengusap pucuk kepala anak perempuan yang cantik itu. "Kenapa Opa?" tanya Odet

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) TITISAN KENZO

    Kedatangan Kenzi di rumah Alex membuat suasana menjadi banyak berubah. Ramai, meriah, dan bahagia karena semua keluarga Verolov berkumpul di sana. Wajah-wajah bahagia mereka tidak bisa disembunyikan, semua cucunya berkumpul dan bermain bersama. "Ya ampun, Odette cepat sekali besar hem? Sepertinya baru kemarin dititipkan di sini," seru Ayumi menekuk lututnya di hadapan Odette yang duduk sedang makan siang. "Kan Odette sudah besar, Tante. Usianya sudah lima!" seru anak itu. "Lima apa, Sayang? Lima hari? Lima minggu? Atau-""Lima tahun, Tante. Kata Ayah Odette sudah besar, sudah jadi anak gadis Ayah dan Ibu yang paling cantik!" serunya dengan wajah kesenangan. Semua orang di sana terkekeh. "Ikut Om Kenzi pulang ke rumah Adik Elvyn," ajak Kenzi mendekati anak perempuan satu-satunya dalam keluarga Verolov. Odette menggelengkan kepalanya. "Tidak mau. Nanti Ibu dan Ayah akan kesepian kalau Odette ikut Om dan Tante," jawab anak itu, ada-ada saja jawabannya. "Ajak saja kalau kau bisa,"

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) MENGKHAWATIRKAN ODETTE

    "Odette, kenapa main sendiri di luar? Ayo masuk ke dalam Sayang, anginnya dingin..." Kenzo berdiri di ambang pintu menatap sang putri yang bermain sendirian sore ini di teras depan rumah. Anak perempuannya itu menggeleng, dengan bibir mengerucut dia menolak ajakan sang Ayah dan tetap melanjutkan permainannya. Kenzo mendekati putrinya tersebut, ia mengusap pucuk kepala Odette dengan lembut."Kenapa lagi? Kenapa manyun begini, hem?" Kenzo merapikan rambut pirang Odette. "Ayo main di dalam, ini sudah malam, Sayang.""Tidak mau. Tidak mau ketemu adik," serunya menggelengkan kepala dan menolak tegas. Sudah Kenzo duga, sejak kejadian Odette dijambak oleh Rafael, anak itu pun tidak mau main bersama dengan adiknya. Dia lebih memilih bermain sendirian dan enggan ditemani siapapun. Yasmin juga sudah lelah menasihatinya, tapi putrinya keras kepala dan sekali tidak, maka dia benar-benar akan menolaknya. "Kakak, kan Kakak sudah besar Sayang. Jangan seperti ini yuk, kasihan Ibu," bujuk Kenzo

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) BEREBUT IBU

    Yasmin membeli keperluan memasak dan camilan di sebuah pusat perbelanjaan. Ditemani oleh Kenzo, mereka berdua pergi bersama, tanpa Odette apalagi Rafael. Keduanya berjalan bersama, namun tak jarang banyak pada gadis ataupun wanita-wanita yang membuat Yasmin kesal, lantaran cara menatap mereka pada Kenzo membuat Yasmin ingin meneriakinya. "Heran, apa mereka tidak pernah melihat orang yang tampan?" omel Yasmin dengan nada kesal. "Ada apa?" tanya Kenzo, dia sendiri malah tidak sadar saat menjadi bahan tatapan orang lain yang berlalu-lalang di sekitar sana."Lihat mereka semua, Sayang. Apa tidak bisa mereka biasa saja menatapmu!" kesal Yasmin dengan nada geram. Kenzo pun tertawa melihatnya, dia menyipitkan kedua matanya pada Yasmin. Satu sikunya menyenggol pelan dengan sengaja, dia memang suami yang sangat amat jahil. "Aku rasa memang seperti ini resikonya menjadi laki-laki tampan." "Cih, percaya diri sekali!" balas Yasmin seraya mengambil sebuah camilan di sebuah rak. "Tentu saja

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) KELUARGA IMPIAN

    Dua tahun kemudian..."Ibu, Ibu... Rafael nakal! Dia terus gigit Odette, Ibu!" Teriakan keras itu berasal dari teras depan. Seperti biasa kalau keributan seperti ini sudah biasa terjadi setiap pagi. Odette tumbuh menjadi anak yang pintar, begitu pula dengan Rafael. Mereka tumbuh bersama dan selalu menghabiskan waktu bersama sebagai saudara yang saling menyayangi. "Rafael, jangan ganggu Kakak dong, Sayang!" Suara Yasmin membuat anak laki-laki itu cemberut, Rafael berdiri di dekat pintu membawa mainannya. "Ibu, nakal..." Anak itu berceloteh. "Eh, kok malam Ibu yang nakal?" Yasmin terkekeh mendengarnya, memang Rafael mulai belajar berbicara meskipun tak banyak, namun Yasmin bisa memahaminya. Odette kembali mendekati sang Ibu, anak perempuan itu tersenyum manis. Dia menekan gemas pipi adik laki-lakinya sembari terkikik geli. "Adik bilang Ibu yang nakal. Rafael tidak mau dibilangin ya," ujar Odette memeluk sang adik. "Odette, ambilkan botol minum punya adik di meja makan, Sayang,"

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) TUGAS KAMI SEBAGAI ANAK

    Rencana tidak mau pulang yang dilakukan oleh Odette berbuah hal yang membahagiakan untuk Alana dan Alex, pasalnya hal itu berhasil membuat Kenzo dan Yasmin pun ikut tinggal di sana.Odette kini ikut bersama Yasmin dan Kenzo pulang ke rumah untuk mengambil beberapa barang. "Ibu, bajunya Odette dibawa semuanya?" tanya anak itu membuka lemari pakaiannya. "Jangan Sayang, kita kan nanti juga akan pulang ke sini juga," jawab Yasmin pada sang putri. Anak itu mengangguk, dia mengambil beberapa bajunya dengan perlahan-lahan di dalam lemari. Meskipun terlihat sepele, namun Yasmin merasa berhasil mendidik anak itu dengan baik.Banyak hal yang Odette lakukan sendiri. Setidaknya di usianya yang masih sangat kecil, dia berusaha keras untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak menyusahkan orang tuanya. "Wahhh, anak Ayah sedang apa?" Suara Kenzo membuat Odette menoleh dan anak itu tersenyum menunjukkan deretan giginya. "Odette bantu Ibu, Ayah!" serunya dengan wajah berseri-seri. "Semangat sekali

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) TAWARAN DARI ORANG TUA

    Berita duka kematian sang Papa membuat Yasmin amat terpukul. Sejahat apapun Papanya memperlakukan Yasmin ketika masih hidup, namun dia tetaplah Papa kandungnya. Setelah pemakaman selesai siang tadi, Yasmin kembali pulang ke rumahnya. Wanita itu duduk diam di dalam kamar menatap jendela kamar yang terbuka lebar dengan angin berhembus kencang. 'Mama sekarang dan Papa sudah bertemu di surga. Padahal akhirnya, anak yang paling kau benci yang mengurus semuanya, Pa.' Yasmin membatin, dia mengusap wajahnya pelan dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kepalanya pening karena terus menerus menangis. Dia juga meninggal Odette di rumah Mama mertuanya. "Sayang," panggil Kenzo, laki-laki itu membuka pintu kamar. Yasmin menoleh menatapnya. "Ada apa? Aku lelah sekali, kepalaku pusing." Laki-laki itu mendekat, dia berdiri membungkuk di hadapan Yasmin dan mengusap keningnya. "Istirahatlah," ucap Kenzo singkat. Telapak tangan Yasmin mencekal lengan sang suami. Kenzo pun akhirnya ikut bergabu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status