Share

Anak Kembar Mr. Billionaire
Anak Kembar Mr. Billionaire
Penulis: Te Anastasia

Kesucian yang Terenggut

"Aku sangat menginginkanmu malam ini.”

Suara dalam milik seorang laki-laki yang tengah mabuk berat itu membuat Alana mati-matian untuk tidak berlari.

Sebagai asisten pribadinya yang ke mana-mana mengikuti Boss-nya, Alana selalu sigap menjalankan tugasnya tersulit sekalipun.

Alana mengembuskan napasnya panjang, merasa berat memapah tubuh tinggi besar yang lemas dan meracau tak henti-henti sejak tadi.

“Pak Alex, kenapa selalu saja merepotkan saya seperti ini sih?!” keluh Alana mengajak laki-laki itu masuk ke dalam lift.

Laki-laki bermanik mata hijau zamrud dengan stelan formal tuxedo hitam berwajah tampan ini adalah Alexsander Verolov, dia salah satu pemimpin perusahaan terbesar di bidang import yang berada di Madrid, juga salah satu Billionaire terkenal di Spanyol.

Sialnya, Alana menjadi asisten pribadi Alex kurang lebih selama dua tahunan ini. Laki-laki dingin, galak, dan merepotkan yang selalu membuat Alana kewalahan dengan banyak perintahnya.

“Aku benci dia. Aku sangat membencinya! Dia berani sekali menyelingkuhi aku, kurang ajar kau Lasitta!” Alex melingkarkan tangannya di pundak Alana dan berucap dengan penuh amarah di sela mabuknya. "Dia memang wanita tidak tahu diri. Tidak sepertimu, kau selalu ada untukku. Gadis cantik, kau berbeda. Kau istimewa, Sayang....”

Alex meracau tidak jelas sampai tidak mengenali Alana dan setiap kata-kata yang diucapkannya membuat Alana merinding ngeri.

“Pak, saya Alana! Saya asisten Bapak! Please jangan begini. Ini di dalam lift dan Pak Alex diam. Biar saya yang memapah Pak Alex,” cicit Alana mengurai rangkulannya saat legan kekar Alex lebih dulu memeluknya.

“Katakan kalau kau berbeda dari Lasitta kan, cantik? Katakan kalau kau jauh lebih baik dari wanita busuk itu kan?!” Alex mendekatkan wajahnya dan meletakkan wajahnya di pundak Alana dan mendusal pelan.

“Ya Tuhan, Pak Alex jangan begini. Kalau ada orang lain nanti bisa salah paham!” Alana cemas dengan tingkah Alex.

Tidak ada jawaban apapun dari Alex, ia memeluk erat tubuh Alana dan mengusap punggung kecilnya dengan lembut penuh keinginannya yang tinggi pada Alana.

Alex pun menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Alana yang harum aroma mawar juga sensasi hangat memabukkan membangunkan jiwa lelakinya.

"Hei Sayang, bantu aku malam ini. Aku ingin bersenang-senang denganmu, dan aku bisa membayarmu sepuluh kali lipat dari biasanya kau melayani laki-laki lain, kau mau kan, Sayang?” bisik Alex pelan dan merayu mesra dengan mata sayu.

Dengan kuat Alana mendorong pundak Alex. Ia menatap kesal laki-laki yang kini tersenyum smirk padanya dengan mata berkabut. Bisa-bisanya Alex menganggapnya wanita gampangan saat ia mabuk.

Alex perlahan mendekat sebelum tubuhnya limbung jatuh memeluk Alana kembali. Sekuat tenaga Alana memeluknya, namun Alex begitu manja padanya sampai mendekatkan wajahnya di pipi kiri Alana hingga menimbulkan sensai aneh dan geli. Dia tidak seperti Alexsander Verolov yang biasanya Alana kenali.

“Pak Alex sedang mabuk, jangan melakukan hal yang macam-macam! Sadar Pak! Ini saya Alana, saya asisten Bapak!” tegas Alana menggelengkan kepalanya menahan pundak Alex.

Alex berdecih pelan dan kembali mendekati Alana.

"Kau tidak perlu jual mahal padaku, hem? Kau belum tahu siapa aku!”

Di saat seperti ini, Alana benar-benar takut pada sosok Alex, ia hanya bisa diam tanpa menjawab apapun selain detak jantungnya yang berpacu ketakutan.

Untunglah dentingan pintu lift yang terbuka membawa Alana selamat dari obrolan gila seorang Alexsander.

Sekuat tenaga Alana kembali memapah Alex dan membawanya masuk ke dalam sebuah kamar hotel. Ia menutup pintu kamar VIP dan berjalan ke arah ranjang, membaringkan Alex di sana.

“Jangan pergi! Mau ke mana kau huh?! Apa kau tuli kalau aku memintamu menemaniku malam ini?!" seru Alex menahan lengan Alana.

“Maaf Pak, lebih baik Bapak istirahat saja. Saya tidak....”

“Jangan banyak bicara!”

Alana memekik kaget saat laki-laki itu menariknya hingga tubuh kecilnya terjatuh dalam dekapan Alex di atas ranjang.

Kedua lengan kekar melingkar erat memeluknya dengan hangat, Alana berusaha melepaskannya di tengah rasa takut yang ia rasakan.

“Pak Alex, jangan! Lepaskan saya, lepaskan... Akhh!” Alana memekik kuat saat Alex kini mengubah posisi Alana menjadi di bawah kuasanya.

Tatapan mata berkabut seorang Alexsander yang tidak pernah terlihat oleh Alana, ia tersenyum smirk bagai iblis menemukan mangsanya. Air mata yang berdesakan di pelupuk mata sipit Alana tidak bisa ditahannya.

“Pak... Pak Alex mau apa? Pak ingat, saya Alana! Saya bukan wanita murah...."

"Diam!"

Pekikan Alana terhenti begitu Alex mengapit kedua lengan Alana dan laki-laki itu melepas tuxedo hitam dan kemeja putih yang ia pakai dengan satu tangannya.

Sebisa mungkin Alana memberontak melawan Alex, ia menangis takut apa lagi saat Alex mendekati wajah cantik Alana, ibu jarinya menyapu pipi putih Alana dengan mesra.

“Kau hanya perlu diam saja dan menikmatinya. Aku akan membayarmu lebih untuk malam ini. Lakukanlah tugasmu seperti biasanya kau melakukannya dengan laki-laki di luaran sana! Malam ini aku ingin kau membantuku melupakan Lasitta sialan itu!”

Air mata Alana deras mengalir di pipinya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya kuat dan memohon untuk dilepaskan.

“Tidak... Tidak, Pak Alex sadar! Jangan lakukan, lepaskan saya Pak, Bapak sedang mabuk! Pak Alex kumohon sadarlah!”

Refleks Alana berusaha menepis jauh-jauh tangan Alex yang berusaha menyentuhnya. Namun tetap saja, ia kalah tenaga dari laki-laki ini.

Tangisan Alana tidak mampu ditahan lagi, ia berusaha mendorong dan memukuli Alex sekuat tenaga, namun laki-laki itu malah mengunci ruang gerak Alana.

“Diamlah sialan!” hardik Alex mencengkeram erat pundak Alana hingga gadis itu meringis sakit.

“Kurang ajar! Lepaskan aku sekarang juga! Lau laki-laki kurang ajar lepaskan dan biarkan aku pergi! Seseorang tolong....”

Alex menatap nyalang kedua mata Alana yang berkaca-kaca. “Diam atau aku akan kasar padamu!"

Terikan dan tangisan Alana malam ini sama sekali percuma dan sangat sia-sia. Api gairah menutupi pikiran dan pendengaran Alex, juga mata hatinya.

Alana menahan rasa sakit dan benci di malam yang sama. Apa yang dijaganya selama dua puluh tahun ini, kini telah hilang diambil oleh orang yang selalu ia hormati dan patuhi semua perintahnya.

Beberapa jam kemudian, kedua mata Alana kembali terbuka perlahan-lahan. Detak jantungnya berpacu saat ia melihat seorang Alexsander, Boss-nya yang tertidur memeluknya dengan erat.

Air mata Alana kembali lolos setelah ia mengingat kejadian beberapa jam yang lalu dengan Alex.

“Apa salahku padanya, ya Tuhan?” Alana berucap kecewa.

Gegas Alana menuruni ranjang memungut pakaiannya di lantai dan kembali memakainya terburu-buru menahan rasa sakit di pangkal kakinya.

Alana berdiri lemas di tepi ranjang menatap benci penuh dendam wajah Alex yang kini tertidur pulas.

“Bisa-bisanya dia menganggapku wanita murahan," lirih Alana menangis terisak kuat menutup mulutnya.

Segera Alana menyelinap pergi keluar dari dalam kamar hotel tersebut. Langkahnya terhuyung-huyung, pikirannya kacau dan kalut.

Entah apa yang akan dilakukan Alana nanti kalau kejadian ini diketahui oleh orang tuanya.

“Ke mana aku pergi, tidak mungkin aku pulang dalam keadaan seperti ini,” lirih Alana menyadari betapa kacaunya ia, bajunya yang robek, rambutnya yang bentakan dan tanda merah di sepanjang leher dan bagian tubuh lainnya, “aku bisa mati dihajar Papa. Aku tidak mau membuat mereka malu.”

Sejauh ini, Alana adalah gadis yang baik, orang tuanya selalu membanggakannya di depan semua orang, tapi malam ini semua itu sudah pupus.

Langkah Alana menyusuri jalanan yang sepi, pikirannya sangat kacau.

“Kenapa jadi begini Ya Tuhan, bagaimana ini?!”

Gadis itu menutup kedua telinganya saat ia merasa kembali seperti mendengar bisikan-bisikan mesra yang tadi Alex ucapkan di telinganya. Jelas saja Alana takut karena kabar di luaran sana beredar Alex akan segera menikah, tapi malam ini dia malah meniduri Alana.

“Tidak... Tidak, aku tidak mau mengingatnya lagi!” teriak Alana menutup kedua telinganya dan menjambak rambutnya penuh amarah.

Dengan tangisannya yang frustrasi, Alana berjalan tertunduk memeluk dirinya sendiri.

Tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, Alana menyeberangi jalanan dengan cepat. Dari arah kanan sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi tidak mampu mengurangi kecepatannya dalam jarak yang sangat dekat dan mendadak.

Tiiiiiinnnn....

Suara klakson mobil bersamaan dengan tubuh Alana yang terpental jauh dan terjatuh dia atas aspal. Alana memekik keras saat kepalanya terbentur sesuatu yang keras hingga pandangannya semuanya menjadi buram.

Alana masih memiliki sedikit kesadaran beberapa detik sampai merasakan sesuatu yang hangat menetes di samping matanya dan kepalanya yang sangat sakit. Semuanya berhenti berdetik dan telinganya tidak mampu mendengar apapun selain berdenging dan mata yang sulit terbuka.

“Ya Tuhan... Sampai matipun, aku tidak akan memaafkanmu. Alexsander Verolov,” lirih tanpa suara Alana berucap sebelum semuanya menjadi gelap dan Alana menutup rapat kedua matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status