Share

5. Menolak Pelakor

Di sinilah sekarang Elina duduk menunggu seseorang di salah satu cafe terdekat dari kediaman keluarga Maheswara. 

"Maaf ya, saya telat." Seorang wanita dengan memakai jas dokter tersenyum tampak tidak enak karena terlambat hanya beberapa menit.

"Iya, saya juga baru datang." Elina membalas senyuman dokter wanita di depannya.

"Sebenarnya ada apa, Mbak?" tanya Shanika langsung. Dirinya juga penasaran, Elina tiba-tiba menghubunginya dan meminta bertemu.

"Saya boleh bertanya?" Suara Elina dengan intonasi rendah.

Shanika mengangguk setuju. Apapun yang akan ditanyakan Elina. Ia akan menjawabnya langsung.

"Saya hanya meminta kejujuran Dokter Shanika," kata Elina berubah serius. Bahkan Shanika sempat terperangah dengan perkataan Elina. 

Shanika baru mengetahui fakta mengejutkan dari menantu Maheswara. Ternyata Elina tidak selembut yang ia pikirkan dan rumor yang beredar.

"Kejujuran bagaimana maksudnya Mbak?" tanya Shanika hati-hati.

"Kamu menghadiri pesta dua hari yang lalu dan bersanding dengan suami saya?"

Deg!

Nafas Shanika tercekat. Bagaimana Elina tidak marah, ternyata dia sudah mengetahui rahasia itu. Bagaimana Shanika akan mengelak lagi. Semuanya benar.

"Kalian mengadakan pertemuan keluarga besar."

"Bukan seperti itu, Mbak." Shanika menggigit bibir bawahnya bergetar ketakutan karena kepergok kencan dengan suami orang lain. Kalau berita ini diketahui oleh media. Pasti reputasinya akan tercemar.

"Saya di sini tidak menyalahkan siapapun. Tapi tolonglah! Jangan menjadi bumerang dalam rumah tangga kami. Saya tengah mengandung. Kita sama seorang wanita."

Seakan tertampar dengan perkataan Elina. Shanika tidak berani menatap langsung manik mata Elina. Ia mengeratkan tangannya di jas kedokterannya. Bibirnya bergetar.

"Maafkan saya Mbak. Saya tidak bermaksud menjadi orang ketiga dalam hubungan Mbak."

"Kemarin, saya dan keluarga menghadiri acara pesta perusahaan Corel. Karena keluarga kami bersahabat. Akhirnya keluarga menyuruh kami berdua mengobrol. Saya dan Aldi tidak memiliki hubungan apapun."

"Saya mengetahuinya. Tapi sebelum itu semua terjadi. Saya peringatkan sejak awal."

"Terima kasih Mbak." 

"Urusan saya telah selesai. Saya pamit dokter Shanika."

"Hati-hati Mbak."

Setelah selesai mengobrol.  Elina memilih untuk berpamitan, meninggalkan Shanika yang masih terdiam mencerna segala ucapan Elina barusan.

"Aku sebenarnya sayang sama Aldi. Jujur sampai sekarang aku belum melupakan cinta pertama ku."

Shanika selalu berusaha melupakan semua kenangan mereka. Tapi ketika Shanika mulai berhasil melupakan Aldi. Tamara selalu berusaha untuk mendekatkannya dengan anaknya. Dan berjanji akan membantunya untuk memisahkan Aldi dengan istrinya.

Awalnya Shanika menolak. Karena ia tidak ingin menjadi pelakor dalam hubungan rumah tangga Aldi. Namun entah kenapa hatinya tidak searah untuk melupakan Aldi dan selalu memaksanya untuk memperjuangkan Aldi sampai Aldi menjadi miliknya.

Bolehkah Shanika egois sekarang? Shanika yang berhak untuk memiliki Aldi. Sedangkan Elina baru datang di kehidupan Aldi dan merusak semua rencananya. 

****

"Kamu dari mana??" tanya Tamara dengan suara menginterogasi Elina.

"Menghabis uang kak Aldi, Ma. Kan cita-cita nya menjadi istri dari konglomerat nomor satu telah terwujud," sahut Naila berjalan mendekati mereka bersama dengan Keyra adiknya.

"Kamu memang istri tidak tahu malu. Suami lelah bekerja, kamu kerajaanya berfoya-foya dengan teman-temanmu."

"Saya tidak pernah berfoya-foya. Walaupun saya menghabiskan uang. Itu murni nafkah dari suami saya. Bukan uang kalian." 

Habis sudah kesabaran Elina. Ia tidak suka difitnah. Dirinya tidak pernah melakukannya.

"Waw, babu kita sudah berani melawan Ma." Keyra menunjuk wajah Elina dengan jari mungilnya.

Elina tidak memperdulikan semua komentar mereka. Wanita hamil itu berlalu meninggalkan mereka semua yang tengah mengoceh dan sibuk dengan hujatan yang dilontarkan padanya. 

"Lihatlah! wanita kampungan itu semakin menjadi-jadi. Seakan menjadi nyonya besar di sini." Naila menatap berang punggung Elina yang sudah hilang di balik pintu.

"Tunggu waktunya tiba. Wanita itu akan kita singkirkan dari rumah ini. Menikmati masa-masa terindahnya terlebih dahulu. Besok akan menjadi kenangan."

***

Shaka menabrak bahu Naufal yang tengah memainkan game di komputer. Selain keturunan konglomerat, mereka juga seorang youtuber games.

"Lo gak bosen sama Naila?" Shaka bertanya serius, "Apalagi Naila sampai sekarang belum mengandung."

"Lo bosen. Gue juga bosen. Jangan-jangan mereka berdua mandul. Dua tahun kita telah menikah. Bahkan hasilnya tidak ada sama sekali."

Sebenarnya kedua keluarga besar mereka tengah melakukan aksi protes. Karena sampai sekarang kedua keluarga tersebut belum memiliki keturunan dari mereka berdua.

"Kalau mereka berdua sampai tidak hamil dalam jangka waktu lima bulan kedepan. Gue mau bercerai." Shaka mengambil keputusan final. Sampai kapan ia akan menunggu kehadiran seorang anak dalam rahim istrinya.

"Gue setuju dengan keputusan lo." Akhirnya Naufal juga akan mengambil jalan pintas dengan bercerai juga.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dandi Tewah
emang ramee.nyesal ga habis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status