Share

Bab 4

 Doni Hermawan adalah seorang yang sangat ahli dalam membunuh orang dengan pisau. Dia adalah pria bertubuh kekar dengan mata gelap dan tatapannya menggambarkan seorang yang kejam, tetapi hari ini dia berusaha bersikap sopan dan ramah. Ada permintaan penting yang ingin dia ajukan, itulah sebabnya dia meminta pertemuan dengan Freddy Kurniawan ini.

 “Ketua Freddy," dia tersenyum hangat. “Saya ingin meminta bantuan Anda. Saya membutuhkan uang untuk membantu saya memulai bisnis baru di bidang narkoba,” katanya. “Jika Anda mau memberikan saya uang satu milyar, saya bisa menjanjikan antara tiga dan empat milyar di tahun pertama sebagai bagian Anda. Setelah itu, saya pastikan Anda akan mendapatkan lebih banyak lagi.”

 Freddy tidak mengatakan apa-apa pada awalnya. Dia sepertinya sedang berpikir. Dia melihat ke sekeliling ruangan, pada Jhony dan Tommy, dan pada Jack dan Beni, dua teman tertuanya. Mereka semua mengawasinya dengan tenang dengan wajah serius, menunggu untuk mendengar jawabannya. Akhirnya, dia kembali menatap ke arah Doni. “Mengapa kamu datang kepadaku?” dia bertanya dengan bisikan kasar seperti biasanya.

 “Aku membutuhkan seorang pria yang mempunyai teman penting,” kata Doni, menunduk hormat ke arah sang Ketua.

“Dan bagaimana dengan keluarga Dicky? Berapa banyak yang akan mereka dapatkan?”

 Doni tampak terkejut. Dia tidak tahu bahwa Freddy mengetahui bahwa dia bekerja dengan keluarga Dicky Surya Negara. Dia menganggukkan kepala sebagai ucapan selamatnya ke arah Jack, yang jelas-jelas telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, dan kembali ke Freddy.  “Jangan khawatir,” katanya. "Aku akan membayar Dicky dari uang bagianku sendiri.”

 Freddy tidak menjawab. Dia berdiri perlahan, mengambil sebotol anggur dari meja dan dengan sopan menawarkan kepada Doni lagi. Doni memperhatikan dengan pandangan khawatir saat sang Ketua duduk di sebelahnya.

Akhirnya, Freddy berbicara. "Saya mengatakan bahwa saya akan melihat Anda karena saya mendengar Anda adalah pria yang serius. Anda adalah pria yang harus saya hormati. Tetapi saya harus menolak tawaran Anda. Saya akan memberikan alasan saya. Memang benar saya punya banyak teman penting di Pemerintahan dan Hukum. Tapi mereka tidak akan menjadi teman saya jika mereka tahu bisnis saya adalah narkoba. Narkoba adalah bisnis kotor.”

 "Tapi tak seorang pun akan tahu," kata Doni. “Aku berjanji, keluarga Dicky pun akan memastikan tidak ada yang tahu tentang masalah ini.”

 Freddy membuka mulutnya untuk menjawab, tapi sebelum dia sempat berbicara, Jhony berkata: “Apakah Anda mengatakan bahwa Dicky dapat berjanji bahwa mereka akan...?”

 Dia tidak menyelesaikan pertanyaannya. Dia melihat tatapan dingin dari mata ayahnya dan langsung berhenti berbicara. Freddy kembali ke Doni. "Saya minta maaf untuk anak-anak saya," katanya. “Mereka berbicara ketika mereka seharusnya mendengarkan. Tapi Doni, penolakan saya adalah final. Saya mengucapkan selamat atas bisnis baru Anda, dan semoga Anda beruntung. Bisnis Anda berbeda dengan bisnis saya. Kita tidak harus menjadi musuh. Terima kasih.”

 Freddy berdiri, dan semua orang juga berdiri. Doni merasa sangat marah, tapi dia menyembunyikan perasaannya dari yang lain. Dia dengan sopan menjabat tangan Freddy dan berjalan keluar ruangan.

 Freddy memerintahkan Jack, Beni dan Tommy meninggalkan ruangan, tetapi menahan Jhony untuk tetap tinggal. Dia menatap mata putranya sejenak, lalu berkata dengan bisikan marah, “Ada apa denganmu? Apakah otakmu menjadi lunak?”

 Jhony membuang muka, tidak mampu menatap mata ayahnya.

 “Ayah tahu kamu berpikir bisnis narkoba ini adalah ide yang bagus. Ayah tahu kamu berpikir ini adalah bisnis masa depan, dan kamu berpikir ayah hanyalah pria kuno yang bodoh. Tapi jangan pernah memberi tahu siapa pun di luar keluarga apa yang kamu pikirkan lagi.”

 Sonny tampak terkejut pada awalnya, lalu sedikit marah. Tapi dia terlalu takut pada ayahnya untuk berdebat dengannya. Dia menundukkan kepalanya dengan hormat, berbalik dan meninggalkan ruangan.

 Freddy segera menelepon Jack: "Datanglah ke ruanganku Jack" katanya.

 Jack duduk berdua di kantor bersama Freddy. Dia memiliki wajah pembunuh yang mengerikan dan menakutkan, tubuh besar yang tampak seperti terbuat dari batu. Tapi, saat dia memandang Freddy, matanya yang gelap namun tampak lembut. Dia sangat menghormati teman seperjuanganya. Dan Freddy, bisa merasakan hal itu. Dia selalu memercayai Jack lebih dari siapa pun yang dikenalnya.

 "Aku mengkhawatirkan Doni," kata Freddy.  “Aku ingin kau mencari tahu apa yang dia sembunyikan, apa yang ada di bawah rencananya. Apakah kamu mengerti? Pergilah ke Dicky. Berpura-puralah bahwa kamu tidak bahagia dengan keluarga kami dan Anda ingin bekerja untuk mereka. Lalu katakan padaku apa yang kamu temukan disana."

 Jack tidak bertanya. Dia mengangguk sekali, mengangkat tubuhnya yang besar bergunung-gunung, dan berjalan keluar ruangan, dengan bangga melakukan apa pun yang diperintahkan ‘Ketua’nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status