Share

Senjata Mematikan Kedua

"Ne—Nenek tahu?" tanya Sari terkejut.

Aku menghela napas pelan, tidak terlalu terkejut mendengar perkataan Nenek itu. Apalagi ini kali kedua kami datang kesini. Hal seperti itu sudah biasa sekali.

"Ah, ada satu lagi yang datang rupanya." Pandangan Nenek itu berhenti di Bang Gery.

"Selamat pagi, Nek." Bang Gery langsung menyodorkan tangan, menyalami Nenek itu.

Sari menatapku. Kami tidak pernah salaman pada Nenek itu. Aku hanya diam, tidak mau menyalimi Nenek itu.

"Mari masuk, Nak. Kalian sudah sarapan? Nenek barusan selesai masak."

Bagaimana kalau ada sesuatu di sarapan itu? Aku menelan ludah, kemudian menggelengkan kepala. "Kami langsung mengobrol saja, Nek. Urusan ini penting sekali."

Nenek itu menoleh. Dia diam sejenak, kemudian memasang senyum dan mengangguk. "Ayo ke ruang tamu."

Kami mengambil tempat duduk masing-masing. Aku menyenggol Bang Gery, menyuruhnya bicara duluan.

"Untuk apa senjata itu, Nak? Kalian hanya akan membuat korban banyak. Kalau tujuan kalian ingin mengamb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status