Share

Bang Gery Sebenarnya adalah ....

"Kami pamit, Nek."

Meskipun masih banyak pertanyaan di kepalaku, tapi aku tetap mengikuti Bang Gery dari belakang.

Kami masuk ke dalam mobil. Bang Gery sempat menoleh ke aku sebentar, kemudian tersenyum. Dia menginjak pedal gas.

"Dion bakalan bunuh siapa aja yang menghalanginya. Termasuk kamu, Vi."

Aku menganggukkan kepala. Jangankan aku, membunuh darah dagingnya saja, Mas Dion berani sekali.

"Abang serius bisa ke kampung itu? Kan, susah kalau mau kesana dengan metode manusia biasa."

"Gampang itu, mah."

Sikap Bang Gery cukup aneh, tapi aku tetap mengangguk saja. Biarkan dia mencobanya.

Perjalanan yang cukup panjang sepertinya. Bahkan, di mobil ini Bang Gery sudah siap sedia makanan.

Mobil memasuki wilayah pemakaman umum. Aku mengernyit, menatap area sekitar. Ini tempat makam Kia dan Tifa. Ada apa?

"Hubungi Dion dulu, biar dia gak curiga, Dek."

Aku menoleh, kemudian mengangguk. Menghubungi Mas Dion dengan ponsel yang diberikan Nenek itu. Terdengar nada sambung.

"Halo, Sayang."

"Halo, M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status