Share

BAB 25

Bidadari Tanpa Sayap

Mataku tiba-tiba mengabur memandang jalanan sempit yang pernah menjadi saksi perjuanganku sekadar untuk menegakkan tubuh. Warteg tempat Bu Solihah itu kini sudah diambil alih keponakannya setelah wanita berhati mulia itu meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Tepatnya seminggu sebelum Bintang lahir. Sungguh aku kehilangan bidadari nyata dalam dunia ini.

Ingatanku bergerak cepat ke masa-masa itu. Aku yang kalut karena diusir Ayah dari rumah hanya mendekap tas gendong dengan beberapa potong baju di sebuah sudut terminal. Entah mengapa kakiku melangkah ke sana. Rasanya aku hampir putus asa saat itu. Uang yang kupegang tak lebih dari seratus ribu karena sudah kugunakan untuk mengangkot ke rumah Giandra yang akhirnya hanya berakhir kekecewaan.

Bayangan bunuh diri sempat melintas beberapa kali. Namun kesadaran akan adanya kehidupan di rahimku membuatku segera menepis pikiran buruk itu. Tak mungkin membawanya mati dalam keadaan sehina itu. Tak mungkin pula aku haru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status