Share

Anjing dan Serigala
Anjing dan Serigala
Penulis: DarkMoran1603

Reverse proposal

"Oleh karena itu Myesha, kamu tidak diizinkan untuk mengajukan protes karena ini sudah menjadi aturan keluarga kita selama turun-temurun."

Myesha melirik ibu yang sudah melahirkannya dengan mata yang jelas-jelas menunjukkan reaksi perlawanan, tetapi akibat didikan keras keluarganya, tidak ada satupun emosi yang terlihat di wajahnya yang tegas dan penuh kharisma. Dia menegakkan punggung dan memperbaiki posisi duduknya, berusaha menghilangkan lonjakan emosi berlebih yang membuatnya terlihat kurang elegan sebagai kandidat pewaris,

"Saya terlalu muda untuk menikah."

Tatapannya sedingin salju yang perlahan-lahan jatuh dan membekukan, menatap wanita yang sudah melahirkannya ke dunia dengan tegas, menunjukkan dominasi bahwa dia bukan tipe yang akan secara sukarela menuruti perintah. Ibunya membalas mata itu dengan sama dinginnya, dua wanita beda generasi ini sama-sama memiliki darah aristokrat, memiliki kepala batu hanyalah satu dari sekian banyak karakter khas mereka. 

Jika mereka tidak berpendirian kuat dan memiliki kepribadian yang teguh tak tergoyahkan, mana mungkin keluarga mereka bisa menjadi raksasa bisnis? Dunia tidak akan melunak hanya dengan air mata dan doa, kau harus berjuang dan mau mengorbankan apa saja demi mengabulkan keinginanmu, tentu saja dengan catatan tanpa melukai orang lain dalam proses pertarungan itu.

Keluarga mereka memang tidak kekurangan apa-apa, bukannya sombong atau tinggi hati, tapi mereka sudah cukup puas dengan memiliki empat perusahaan. Ini bukan buku dimana kalian akan membaca si cantik lemah yang jatuh cinta dengan sang raja penguasa, bukan kisah tentang warga biasa yang bisa bersama dengan CEO kaya raya tanpa perlu melakukan apa-apa. Lagipula mana mungkin orang besar akan menatap kalian saat kalian sama sekali tidak menonjol diantara lautan manusia penuh prestasi yang mengejar mereka?

Hahaha ... Mimpi!

Myesha memikirkan banyak alasan mengapa dia diharuskan untuk menikah, dia masih muda dan belum kepala tiga. Kehidupannya masih panjang dan dia sangat kuat dengan banyak prestasi cemerlang, jadi kenapa dia harus merendahkan diri menjadi tukang masak dan pembantu seorang pria? Dia tidak ingin perjuangannya saat sekolah tinggi-tinggi terbuang percuma, membiarkan ijazahnya dimakan rayap dan mengubur paksa keahliannya hanya untuk memuaskan  tuntutan pria yang menginginkan perempuan bodoh.

Sang ibu seolah bisa membaca pikiran anaknya, dia kali ini mengucapkan sebuah alasan yang cukup masuk akal

"Syarat untuk menjalankan perusahaan secara mutlak dan menduduki kursi CEO, adalah dengan memiliki status sudah menikah. Bukan ibu dan ayah yang membuat peraturan ini, jadi kalau kau mau mengajukan protes maka berlututlah di aula leluhur dan bicaralah disana."

Myesha menyela ibunya

"... Ibu, kakek sudah meninggal."

Sang ibu mengangguk penuh penyesalan

"Itulah masalahnya, orangtua cerewet itu sudah mati."

"Saya juga sudah menduduki posisi CEO selama tiga tahun." Wanita itu menyemburkan fakta,

"Dan kau terus menerus disodori berbagai macam jenis laki-laki dari keluarga cabang, mulai dari yang sesuci pemuka agama hingga yang seliar berandalan." Bantah ibunya dengan wajah yang terlihat lelah,

"Saya tidak suka menuruti perintah orang yang lebih lemah daripada saya." Myesha kembali mengeluarkan bantahan, terlihat sangat keberatan dengan tujuan pembicaraan ini,

"Karena itulah kau butuh pernikahan untuk memperkuat posisimu sekaligus untuk menyingkirkan lalat-lalat pelamarmu itu, Myesha." Final sang ibu dengan mutlak tanpa memberikan tempat untuk bantahan,

Myesha memainkan jari kaki yang terbalut sepatu kulit yang sehitam langit malam, memikirkan usulan ibunya matang-matang dan memuntahkan sebuah alasan untuk meloloskan diri

"Saya tidak suka pria."

Ibunya menaikkan sebelah alisnya, wajahnya masih terlihat tenang

"Kau lesbian? Kalau begitu menikah saja di Milan, keluarga kita tidak menerapkan standar tinggi maupun memiliki pemikiran sempit mengenai calon pasangan. Kau hanya diharuskan untuk memiliki kemampuan dan sudah menikah untuk sepenuhnya menduduki tahta, itu saja."

"... Ibu, pemikiran anda benar-benar mengejutkan saya."

Sang ibu menyilangkan kakinya yang terbalut celana abu-abu panjang, dia menatap puteri bungsunya dengan tatapan seolah anak ini hidup di zaman purba

"Kita tidak kekurangan pria berkualitas di keluarga cabang yang mampu mendonorkan sperma jika kau sungguh menyukai wanita, bukan masalah."

"Saya juga tidak menyukai wanita."

Kali ini ibunya menghela nafas panjang, kehilangan lima belas poin elegan miliknya

"Kau aseksual?"

Myesha menggeleng dengan anggun sebanyak dua kali

"Tidak juga, tapi saya tidak mau diikat oleh mahluk sok tahu, sok berkuasa, menuntut untuk selalu disembah dan berotak mesum seperti pria. Saya juga tidak mau ditempeli selama dua puluh empat jam penuh, sembari mendengar rengekan manja seorang wanita yang hanya bisa mengemis meminta perhatian tanpa mau menaikkan nilai dirinya."

Sang Ibu mengetuk jari-jarinya di pegangan kursi CEO

"Bagaimana kalau kau mencari pria yang seperti wanita? Pria yang tidak mengetahui apapun tentang bisnis dan hanya fokus mencari uang dan eksposur, bukan keturunan dari keluarga aristokrat lain, tapi tetap memiliki reputasi yang baik dan penurut."

Myesha tanpa sadar memajukan tubuhnya, mulai tertarik dengan topik pembicaraan yang menggelitik minatnya

"Seperti seorang penghibur?"

Sang ibu menjentikkan jarinya, matanya terlihat bersinar sekalipun wajahnya masih tanpa ekspresi

"Benar, seseorang dari industri hiburan! Mereka memiliki wajah yang bagus, citra yang baik, dan terbiasa melakukan sandiwara demi rating. Mereka adalah kandidat yang cocok untukmu, kau hanya perlu mengikat tali kekang dileher mereka dan menjanjikan sesuatu sebagai imbalan."

Myesha mengangguk setuju dan mulai memikirkan siapa kandidat yang cocok untuk hiasan di rumahnya, lebih bagus kalau wajahnya lembut, hitung-hitung sebagai penyeimbang wajahnya yang terlalu tegas sebagai wanita. Tapi masalahnya adalah, pengetahuan Myesha akan lingkaran hiburan benar-benar nol besar

"Ibu, saya serahkan kepada anda."

Sang ibu melotot dan menolak mentah-mentah permintaan itu

"Eh? Tidak mau, kau adalah pihak yang akan menikah, tentu saja kau harus mencarinya sendiri. Kita memiliki standar estetika yang berbeda, jangan menambah pekerjaan ibu."

Myesha mengerutkan keningnya, menurunkan kadar elegannya sebanyak sepuluh poin

"Ibu, anda adalah seorang panatua dan pemilik perusahaan surat kabar yang juga meliput ranah lingkaran hiburan, anda lebih tau dibandingkan saya."

"Myesha, kau juga seorang CEO agensi entertainment kalau kau lupa. Pilih saja salah satu artis di agensimu dan pelihara dia."

"Ibu, bukankah anda meminta saya untuk mencari suami dan bukannya sugar baby?"

"Apa bedanya? Kau punya uang, kekuasaan, jabatan dan juga fisik yang menawan. Selain untuk memenuhi kebutuhan biologis, memangnya kau kekurangan apa?"

Myesha merenung sejenak dan membenarkan perkataan ibunya, dia memang tidak pernah kekurangan apa-apa. Dia adalah keturunan langsung dari keluarga biasa yang melonjak menjadi keluarga aristokrat berkat kerja keras, keluarga Abigail yang merupakan raksasa bisnis. Kakeknya memiliki agensi entertainment elit yang mencetak banyak seniman berbakat, Sonder entertainment yang kini diwariskan padanya. Sementara neneknya dulu merupakan desainer jenius yang memiliki brand-nya sendiri, Phosphene yang juga diwariskan padanya.

Ayahnya yang murni keturunan keluarga Abigail sendiri tidak menyukai bisnis, oleh karena itu beliau fokus dengan kaligrafi dan sangat sukses. Ibunya dulu merupakan wanita yang suka sekali dengan rumor dan gosip, motivasi yang benar-benar konyol untuk membangun perusahaan surat kabar. Tapi segala berita yang disampaikan selalu benar tanpa perlu hiperbola atau memihak salah satu pihak, oleh karena itu perusahaan ibunya sangat sukses karena menomorsatukan kejujuran dan orisinalitas yang sudah langka.

Myesha memikirkan satu dan lain hal sekaligus menyaring ingatannya tentang setiap orang yang pernah dia temui di perusahaan, sebelum ingatannya tiba-tiba sampai pada salah seorang aktor yang empat tahun lebih muda darinya

"Kalau begitu ... Menurut ibu bagaimana dengan Kylie Elijah?"

Ibunya tampak berusaha mengingat-ingat sebelum mengangguk penuh apresiasi

"Pria keturunan Indo-Russia itu? Dia cantik, bagus untukmu."

Myesha mengangguk dan berusaha mengingat-ingat kembali detail samar tentang sosok Kylie Elijah, tanpa ragu memuntahkan segala hal yang diingatnya dari pertemuan sekilas mereka saat pria itu baru debut sebagai aktor, bertujuan untuk meminta pendapat ibunya

"Seingat saya Tuan Elijah lebih pendek beberapa senti daripada saya, tubuhnya cukup kecil karena dia kurus dan ramping, matanya hijau dan jernih, garis rahangnya lembut dan dia sering menundukkan kepala, terlihat seperti tipe pemalu dengan penampilan menggoda untuk pria-pria gay diluar sana."

Ibunya mengangguk penuh apresiasi

"Dia pria cantik yang baik, ibu dengar dia menyumbang 60% penghasilannya untuk beberapa panti asuhan dan modal usaha beberapa orang dengan usia non-produktif. Ibu cukup menyukainya."

Myesha menyipitkan mata dan menaikkan dagunya, memberi ibunya tatapan mata yang menusuk

"Ibu mau memeliharanya? Jangan coba-coba atau akan saya laporkan ke ayah."

Ibunya mengibaskan tangannya dengan tatapan jijik

"Mana mungkin? Ibu memang sudah tidak terlalu mencintai ayahmu, tapi selingkuh adalah perbuatan yang sangat tidak bermoral. Ibu tidak mau merendahkan derajat dan kehilangan martabat hanya demi racun berbau madu seperti itu, bodoh sekali."

Myesha mengangguk setuju dan merapikan jasnya, bersiap untuk undur diri dan kembali menekuni pekerjaannya. Waktu adalah uang, setiap sen sangat berharga untuknya. Wanita itu berdiri dan mengambil langkah untuk mendekati ibunya, dia lantas sedikit membungkuk untuk memberi pihak lain kecupan di pipi

"Kalau begitu ibu, saya pamit."

Sang ibu balas mengecup kening anaknya, menyelipkan beberapa helai rambut panjang pihak lain yang dengan lembut jatuh dan membentuk bayangan hitam ke telinga

"Pulang nanti jangan lupa ukur jari Kyle, belikan cincin untuknya."

Myesha mengangguk setuju dan kembali menegakkan punggung, berbalik dengan anggun dan melangkah pergi meninggalkan kantor ibunya. Langkahnya tegas namun tidak terburu-buru, seluruh tubuhnya memancarkan aura cantik dari ujung kepala sampai ujung kaki. Wajahnya memang tidak tergolong seperti kecantikan yang tidak bisa disangkal, tapi wajahnya memiliki pesona unik yang membuat orang betah menatapnya lama-lama.

Sayangnya mereka hanya bisa menatap kecantikan dingin ini dari jauh, sadar diri karena tidak ingin merusak pemandangan. Para wanita akan merasa berdebar dan memberinya tatapan panas karena penampilan dan bakatnya, sementara para pria akan merasa rendah diri dan membencinya karena Myesha terlalu kuat sebagai wanita.

Myesha Abigail adalah seorang wanita, tapi dia terlihat cantik, tampan, kuat dan manis disaat bersamaan. Jika ini adalah dunia ABO, bisa dipastikan bahwa wanita ini adalah seorang alpha dominan yang memimpin sebuah pack. Benar-benar wanita yang berkharisma dan mempesona, sayang sekali didikan keluarganya membuat wajah mempesona itu sangat minim dengan ekspresi. Membuatnya seolah menjadi sesosok Maharani atau kaisar wanita, kuat tapi sangat beracun.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status