Share

Pulang

Maya akhirnya benar-benar pulang. Senyum tak pernah luntur dari bibir pucatnya sejak menginjakkan kakinya ke mansion ini lagi. Maya tak langsung masuk ke dalam. Dia hanya berdiri di depan pintu utama, menghirup dalam-dalam aroma yang sangat dirindukannya. Aroma rumah, aroma ketenangan. Dadanya penuh dengan perasaan yang tidak sanggup dijabarkannya. Tanpa sadar, setitik air jatuh dan membasahi pipinya. Dadanya sesak dengan rasa yang membuncah. Perasaan ini benar-benar sangat menyenangkan dan membuatnya semakin ingin menangis saja.

Setelah berapa bulan mengenal dunia luar, terjun pada banyak pergaulan dan jenis kehidupan, Maya sadar bahwa tidak ada yang lebih baik dari hidupnya saat ini. Dia seakan disadarkan dengan keras bahwa hanya rumah tempat paling aman dan ternyaman. Bahwa sikapnya yang kurang puas sebelumnya adalah boomerang kehancurannya sendiri. Menjalani hidup yang berat di luar sana, bertemu dengan orang-orang bertopeng yang memasang wajah baik padahal busuk. Bahkan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status