"Nona!" teriak Bibi Wulan sekuat tenaga sambil berusaha menerobos kerumunan, namun para pengawal yang tinggi besar itu menghadangnya.Kemudian, Mia meraih Bibi Wulan dan menatapnya dengan licik."Kalau sudah berani bersikap jahat, seharusnya dia memikirkan konsekuensi seperti hari ini, apa saja yang boleh dan nggak boleh dilakukan. Sewaktu kecil saja rendahan, tuanya pasti juga licik."Begitu mengatakannya, Mia menampar Bibi Wulan berkali-kali, namun Selena menghentikannya dengan tegas, "Cukup, Mia, kamu ini sama saja berbuat jahat!" ucapnya.Biasanya, Mia sangat perhatian saat berada di sisi Mira. Dia membawakan teh atau air, tidak banyak bicara namun cepat tanggap, setiap kali bertemu juga selalu tunduk dan terlihat sangat jujur.Tetapi hari ini dia membuat Selena sadar bahwa manusia juga ada yang bermuka dua.Dari awal Mia memang tidak menyukainya, sementara ketidakhadiran keluarga Farrell saat ini membuatnya bersikap sombong, "Nona Selena, kalau saya jadi Anda, saya tidak akan bany
"Selena, kamu kira aku akan percaya dengan kebohongan dari orang-orang seperti kalian? Kalau aku nggak bisa mengusikmu, bukan berarti aku nggak bisa mengusiknya juga, kan? Lihat baik-baik, inilah akibatnya kalau merebut pria orang lain," cibir Michelle.Masalahnya sudah sampai sejauh ini, Michelle bahkan melampiaskan kekesalan yang didapatkan dari Selena pada Molin.Dia menjambak rambut Molin, lalu menyeretnya menuruni tangga seperti menyeret seekor anjing mati.Di sisi lain, Selena berhasil mendorong seorang pengawal, namun para pengawal lainnya segera mengepungnya kembali.Sambil menunjuk Michelle, Selena berkata, "Apa kalian tega melihatnya diperlakukan dengan hina? Apa kalian nggak punya hati? Wanita itu nggak bersalah!""Maaf, perintah adalah yang terpenting bagi kami," kata mereka berdiri dengan yakin di depan Selena.Selena sudah tidak tahan lagi dan ingin merebut pistol dari tangan pengawal.Kalau pengawalnya hanya dua atau tiga orang, dia masih sedikit berpeluang untuk menang,
Sebelum mobil berhenti, dia bahkan melompat keluar dari mobil hingga tubuhnya yang tinggi besar hampir terpeleset ke dalam salju.Tanpa menghiraukan apapun, dia berlari menghampiri Molin, sementara Jasper juga turun dari mobil bersama Harvey.Melihat noda darah di wajah Selena dan pisau tajam di tangannya, ditambah dengan beberapa pria besar yang mengejar di belakangnya, Harvey bergegas maju dan langsung menonjok orang terdekat.Alex dan Chandra jarang sekali melihatnya turun tangan, menghadang di depan semua pengawal.Jasper melihat sekilas tempat kejadian itu, walaupun tidak tahu apa yang membuat adiknya marah lagi, tidak perlu dihajar separah itu sekalipun musuhnya memprovokasinya.Dia pun menegur dengan dingin, "Nevin!"Pria yang ditonjok oleh Harvey berdiri tegak dengan sikap militernya, mengabaikan darah yang keluar dari hidungnya, "Komandan," jawabnya."Ada apa ini?" tanya Jasper.Harvey segera menghampiri Selena, lalu menyampirkan jaketnya ke tubuh Selena yang hanya mengenakan
Sambil memeluk Molin, tubuhnya gemetar tanpa henti, air matanya terus mengalir tak terkendali.Darah, banyak sekali darahnya!Dia harus berbuat apa agar bisa menyelamatkannya.Kepanikan menyelimuti pria yang selalu cerdik ini. Seperti anak kecil yang panik, dia berkata dengan tak berdaya, "Nona Selena, Anda adalah dokter hebat, tolong selamatkan Moli, saya mohon, tolong selamatkan dia.""Tuan Hayden, sepertinya Molin sudah keguguran, dia harus secepatnya dibawa ke rumah sakit untuk dikuret dan menerima transfusi darah. Apa Anda tahu golongan darahnya?""Tahu.""Tidak ada masalah selama bukan golongan darah yang langka. Tenanglah sedikit, sekarang hubungi rumah sakit agar mereka menyiapkannya. Kita berpacu dengan waktu, kita harus menyelamatkan Molin."Orang normal pasti tidak akan mati saat mengalami keguguran, tetapi karena kondisi tubuh Molin yang memang begitu lemah, Selena tidak mampu menjamin keselamatannya."Baiklah, saya akan mendengarkan perkataan Anda."Dengan kondisi sekujur
Masalahnya sudah sampai sejauh ini, tapi yang dipikirkannya bukan bagaimana caranya meminta maaf atau menebus kesalahannya, melainkan bagaimana caranya agar bisa terbebas dari masalah ini."Kalau keluarga Aswin sampai menuntutmu, kali ini nggak ada yang bisa melindungimu, Michelle."Michelle mundur dua langkah sebelum akhirnya dibantu oleh Mia, tiba-tiba kini dia memahami maksud dari perkataan Hayden.Bukan hanya sekedar putus, maksudnya adalah memberikan batasan.Dia tidak akan melepaskan dirinya begitu saja!"Kak, aku nggak mau masuk penjara.""Kamu tentu nggak akan dipenjara, kamu kan sedang hamil," kata Jasper dengan tenang, "Begitu masalah ini menjadi besar, keluarga Farrell juga akan menanggung malu sekalipun kamu nggak dipenjara."Demi menjaga reputasi keluarga Farrell, mungkin Rudy akan memutus hubungan dengan Michelle.Toh, dia dulu sudah pernah mengatakan akan memutus hubungan dengan Michelle. Setelah kejadian ini, Michelle akan benar-benar ditinggalkan oleh keluarga Farrell.
Tanpa terlihat adanya sedikit pun kesedihan, Gideon berkata, "Tapi itu kan cuma anak kecil. Aku kan dulu sudah bilang padamu kalau tubuh gadis itu lemah, aku juga nggak tahu dari mana asalnya gadis itu. Aku nggak masalah kalau kamu suka main-main, tapi kenapa ini kamu anggap serius?"Mendengar perkataan Ayahnya, Hayden semakin erat mengepalkan tangannya, "Ayah, jangan lupakan kesepakatan kita. Aku bersedia banting tulang demi keluarga Aswin, kalian jangan mencampuri urusanku dengan Moli," jelasnya.Seperti binatang buas yang mengamuk, dia menambahkan dengan matanya yang memerah, "Selama ini nggak ada satu hal pun yang nggak aku lakukan demi keluarga Aswin, aku hanya berusaha melindungi wanita yang aku cintai. Begitu banyak pekerjaan kotor dan menjijikkan yang aku lakukan, tapi pada akhirnya, kenapa masih berakhir seperti ini?"Melihat putranya terlihat hampir seperti orang gila, Gideon meredakan emosinya untuk menenangkannya, "Iya, ini pasti salah Michelle, tapi kamu juga jangan membia
Perasaan Hayden hampir hancur karena orang tuanya terus menyakiti hatinya.Ketika hanya mereka berdua yang tersisa di dalam ruangan, Hayden bertanya kepada Selena dengan tulus, "Nona Selena, Moli gimana ... ""Tenang saja, dia masih bisa diselamatkan, kok. Aku punya cara untuk menyembuhkannya selama dia masih hidup. Namun, dia memang memiliki kesehatan yang lemah seperti yang kamu tahu. Pertanyaannya sekarang adalah apakah dia bisa punya anak lagi di masa depan.""Aku cuma ingin dia tetap hidup, yang lainnya gak penting bagiku."Kelihatannya Hayden sangat peduli pada Molin. Selena tak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya, "Kenapa pacar Molin gak datang saat dia kehilangan bayinya?"Mata Hayden berkedip-kedip, "Sudah kubilang, kan. Kehamilannya itu sebuah kecelakaan. Dia gak punya pacar."Hayden tidak mau bicara lebih lanjut tentang hal itu, dan Selena juga merasa tidak enak untuk terus bertanya."Gak usah cemas, Tuan Hayden. Mungkin perkataanku ini akan terdengar sedikit kejam. Me
Michelle terkenal akan sikapnya yang sering kali impulsif dan ekstrem. Mengingat usia Mia yang sudah tua dan hubungannya dengan Mira, dia seharusnya memberikan nasehat daripada ikut terlibat dalam tindakan buruknya.Selena merasa bahwa Mia bertindak sangat aneh, sangat berbeda dari biasanya."Kakek," Selena dengan tenang mengalihkan pandangannya dari Mia dan menghampiri Rudy."Bagaimanapun juga, dia masih hamil. Lebih baik dia gak berlutut, karena risiko keguguran dalam tiga bulan pertama cukup tinggi."Selena mengingatkan bahwa walaupun Michelle mungkin dibenci, tapi anak itu tidak bersalah.Memikirkan bagaimana Molin yang berusaha keras untuk melindungi bayinya, Selena merasa sedih. Dia tidak ingin lagi melihat kehidupan kecil itu berakhir."Sudah kubilang gak usah pura-pura baik padaku!" teriak Michelle pada Selena.Selena membantu Rudy duduk, sementara pelayan memberikan handuk panas. Setelah membersihkan tangannya dengan handuk itu, Rudy pun berkata, "Kalau kamu ingin berlutut, si