Share

55. Perang Dingin Dimulai

"Akhirnya selesai mandi juga. Kalau gini kan segar." seru Ana pada dirinya sendiri.

"Makan dulu kali ya!" Setelah berganti pakaian. Ia keluar dari kamar.

Untuk beberapa saat kemudian, ia kembali. Saat ini tenaganya sudah pulih. Siap mendengar penjelasan dari Gracia yang pesan-pesannya tadi masih mengena di hati.

"Aku harus segera tahu, kenapa Gracia ngambek kayak gini,"

(Sekarang kamu baru hidup? Kemana aja dari tadi? Kamu sekarat?)

Ana segera mencari kontak Gracia. Mengetuk sebuah gagang telepon berwarna hijau di layar.

"Halo!" Terdengar sapaan dari sana.

"Hai, Cia! Kamu kenapa? Kamu kesal sama siapa? Sampai-sampai aku kena juga,"

"Jangan sok perhatian deh! Pertama aku cuman kesal sama satu orang. Sekarang malah nambah kesal sama satu orang lagi,"

"Siapa?"

"Jangan berlagak bodoh deh!"

"Aku?"

"Iya. Siapa lagi?"

"Hei, Cia. Keterlaluan kamu. Kenapa sih? Aku kan cuman nggak balas hanya dalam waktu beberapa jam. Bukan beberapa hari. Kalau kamu mau curhat, curhat aja. Aku dengar kok. Tap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status