Home / Romansa / Antara Kau, Aku & Papimu / BAB 4 : Pertemuan Yang Menyesakkan Hati

Share

BAB 4 : Pertemuan Yang Menyesakkan Hati

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2022-12-06 17:43:49

Setelah panggilan ketiga kali terputus, untuk keempat kalinya Erlangga kembali menghubungi Elena. Dan Elena yang terlihat takut menjawab panggilan Erlangga memejamkan matanya dengan tangan masih memegang ponsel yang berdering.

Herlambang yang tidak tega dengan kondisi tertekannya Elena atas panggilan berulang kali dari Erlangga, meraih ponsel Elena dan mendengar suara Erlangga pada panggilan itu.

“Lenaa..! Kenapa sih elo itu susah sekali jawab telepon gue! Mau kasih alasan apa lagi? Emang elo silent lagi atau elo lagi sibuk? Elo kenapa sih kagak ngerti, kalau gue lagi pusing mikirin elo? Lena..., Jawab gue..!” umpat Erlangga yang terbiasa emosi bila panik. Apalagi sudah berulang kali dihubungi, Elena tidak menjawabnya.

“Er...! Ini Papi..! Begitu cara kamu bicara sama Elena selama ini?!” bentak Herlambang pada Erlangga kala didengar ia membentak Elena dengan kasar.

“Papiiiii...? Kok.., Uhm.., dimana ini Papi..? Di rumah Elena? Ya udah sekarang Er jalan kesana yaa, Pii..,” izin Erlangga terkejut mendengar suara Herlambang.

“Enggak usah..! Kami masih di rumah sakit!” geram Herlambang dengan membentak putranya.

“Maaf Pii.., tadi Er bingung dan pusing mikirin Elena.., dan kemarin waktu Er mau curhat ke Papi bilang lagi sibuk, disuruh tunggu dua minggu lagi baru dateng. Jadi Er itu bingung.., Maaf’in Er.., yang udah berlaku kasar sama Elena yaa.., Pii..,” ucap Erlangga, intonasi suara Erlangga begitu terdengar memelas.

“Hemm.., gini aja, Kalau Papi sudah di rumah Elena nanti Papi hubungi kamu. Kita harus bicara banyak hal... Ingat! Jangan sesekali kamu terbiasa membentak Elena atau siapa pun. Even kamu lagi stress..! Ngerti kamu?” tanya Herlambang dengan tegas.

“Yaa.., Pii..,” jawab Erlangga pelan.

Setelah itu hubungan telepon diantara mereka pun terputus, Herlambang mengembalikan ponsel Elena dan terlihat gadis itu menunduk seraya mengambil ponselnya.

Hanya berselang lima menit nama Elena dipanggil oleh staf dari apotek tersebut. Dan Herlambang mengambil obat-obatan yang diresepkan untuk Elena.

Setelah itu, Herlambang kembali meraih tangan Elena berjalan keluar dari ruangan itu menuju Lobby rumah sakit.

Pada bagian Lobby rumah sakit swasta itu, Elena diminta duduk menunggu taxi. Herlambang berjalan ke bagian informasi yang berjarak sekitar 12 meter dari tempat duduk Elena, saat memesan taxi yang biasanya telah mengantre pada sayap kiri bangunan rumah sakit tersebut.

“Order taxi ke mana Pak?” tanya seorang petugas di bagian informasi yang merangkap untuk order taxi dir rumah sakit itu.

Taxi yang masuk ke rumah sakit swasta itu, telah diatur sedemikian rupa, hingga mereka memakai antrean sesuai kedatangan dari taxi yang masuk ke rumah sakit itu dengan tujuan tidak terjadi saling gesek antara sopir taxi yang antre pada rumah sakit tersebut.

“Order taxi ke Kompleks Waringin Permai blok N 1 no.2 atas nama Herlambang,” pinta Herlambang pada seorang wanita bagian informasi.

“Baik silakan ditunggu, Pak. Nanti kami akan memanggil nama bapak,” ucap wanita bagian informasi tersebut dengan ramah. Kemudian Herlambang pun berjalan menuju tempat Elena menunggunya.

“Lena.., apa masih mual?” tanya Herlambang menatap gadis cantik itu.

“Nggak Om. Uhmm.. cuman, nanti gimana bicara sama mama? Elena takut sekali Om..,” ucap Elena memandang iris hitam Herlambang.

“Nanti Om akan bicara dulu dengan Erlangga. Dan Om juga harus berbicara di hadapan Tiara.., biar dia dengar keputusan Er dan keinginan maminya. Kami akan bicara bersama. Setelah itu.., Om akan ke rumah kamu dan bicara dengan mama kamu."

“Tapi.., Om nanti kalau Elena ditanya sakit apa sama mama.., harus jawab apa?” tanya Elena meremas-remas ujung kaos yang digunakannya.

Melihat Elena stress dengan meremas-remas ujung kaosnya. Herlambang pun meraih tangan nan indah itu. Dielusnya dengan kasih sayang lalu ia pun berucap, “Kita akan ke dokter lagi dua minggu. Jadi setelah bisa USG.., nanti Om yang akan ngomong ke mama kamu."

"Untuk sementata ini.., bilang aja, asam lambungnya kumat dan akan ke rumah sakit lagi kalau masih nggak membaik," tutur Herlambang selanjutnya.

“Lena.., cuman jalan kebohongan itu yang sementara ini bisa kita jalani. Memang berat.., tapi Om minta bersabar yaa.., dua minggu lagi. Ehmm..,” pinta Herlambang lanjut seraya mengelus kepala Elena.

Sebuah panggilan dari bagian informasi atas taxi yang di order Herlambang membawa mereka berdiri dari tempat duduk di depan Lobby sebagai tempat menunggu taxi bagi pasien dan pengunjung rumah sakit untuk menuju taxi yang akan membawa mereka pulang.

Di dalam taxi itu, Herlambang memilih duduk dibelakang sopir dengan Elena. Dan Herlambang yang merasa bahagia atas kehamilan Elena memaksa gadis itu untuk menyandarkan kepalanya pada bahunya.

“Sini.., dekat Om. Pasti capek dari tadi kamu duduk tanpa sandaran,” pinta Herlambang dengan merangkul Elena ke dalam dekapannya.

Elena yang bingung harus berlaku seperti apa pada Herlambang, hanya membiarkan Papi sambung Erlangga itu dengan membenamkan kepalanya di dalam dada bidang milik Herlambang yang terus mengelus kepalanya dan beberapa kali mencium rambutnya.

Sampai akhirnya, tangan Herlambang meraba bagian perut Elena seraya berkata lirih, “Sayang.., baik-baiklah di dalam.., jangan buat susah mama kamu yaa.”

Herlambang melirik ke arah Elena saat ia mengatakan hal itu pada Elena. Dan Elena yang mendengar ucapan Herlambang menatap lelaki itu dengan mata berkaca-kaca, ‘Om.., Lena takut mama.., takut tante Tiara marah. Dan takut melahirkan juga, kata orang banyak, melahirkan itu sakit...”

“Lena.., sekarang jamannya udah canggih. Ada baiknya kalau kamu sejak awal takut seperti ini.., nanti di plan-kan saja untuk dilakukan Caesar. Yang perlu kamu pikirkan saat ini, sehat dan sehat.., hemm..,” kecup Herlambang pada kening Elena yang kian membenamkan diri dalam dekapan Herlambang.

Taxi pun sampai di depan pintu pagar Elena. Dan saat Herlambang keluar dari taxi, ia pun masih erat menggenggam tangan Elena, hingga pada saat pintu pagar rumah itu dibuka oleh Erlangga, kedua tangan yang bergandengan itu pun terlepas.

“Elenaaa...!” panggilan Erlangga membuat Herlambang dan Elena terkejut dan melepaskan genggaman tangan mereka.

Dan Erlangga pun memeluk erat tubuh kekasih hatinya nan cantik itu, tepat di depan Herlambang, seketika tangan mereka pun terlepas.

Dan perintah Herlambang pada putra sambungnya agar Erlangga menunggu kabar darinya tidak digubris, dengan tetap mencari Elena di rumahnya.

Dengan penuh rasa sayang, Erlangga memeluk dan mengelus punggung Elena serta ditatapnya kekasih hatinya dengan penuh rasa bahagia, lalu diciumnya berulang kali pucuk kepala Elena.

“Lena.., maaf’in gue.., elo tau kan gue selalu cemas dan ingin hal ini terjadi,” ucap Erlangga seraya mencium perut Elena di hadapan Herlambang.

Herlambang yang menyaksikan mereka berpelukan dan putra sambungnya mencium pucuk kepala dan perut Elena, membuatnya memalingkan muka kearah lain.

Terasa gemuruh di dalam dadanya begitu keras sampai tak terasa buliran hangat telah siap meluncur dari sudut netranya.

Dalam hati Herlambang pun menangis menyaksikan kedua orang yang dikasihinya saling berpelukan dan itu sangat membuat hatinya tersiksa.

'Lena.., apa yang harus aku lakukan.. , bagaimana mungkin kejadian yang membahagiakan hatiku juga membuat luka yang begitu dalam? Erlangga.., maafkan Papi.., bila kini kita mencintai wanita yang sama.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Yang udah sampai Bab ini... Dilanjutkan yaa kakak sayang(⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠... di jamin seru(⁠つ⁠✧⁠ω⁠✧⁠)⁠つ makasih sudah mampir(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
iyaa kak Andriani...️.. waiting kelanjutannya...️ makasih udh hadir......️...
goodnovel comment avatar
Parikesit70
kasar sayang.. atau lembut plin plan......️......️ makasih dah hadir
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 100 : The END AKA&P

    Mobil yang membawa Elena, Tiara dan Herlambang pun sampai di rumah Herlambang. Dan Tiara yang berjanji akan mempertemukan Elena dan Sakti meminta Elena untuk masuk ke kamar Sakti yang telah di dekorasi dengan warna biru. Dan Elena pun masuk ke dalam rumah itu dan mendapati Sakti bersama seorang pengasuh bayi.Melihat kedatangan Elena di kamar itu, Sakti yang telah mengenali Elena pun menangis dan minta di gendongnya seraya menangis. Lalu, Elena pun menggendong balita imut itu dengan perasaan bahagia dan terharu, karena Sakti sangat merindukan kehadiran Elena.Lalu, Elena pun bercengkerama dengan Sakti di saat Tiara tengah mempersiapkan makan siang untuk mereka.Herlambang yang tahu Elena berada di kamar Sakti, akhirnya berjalan ke kamar itu. Sesampai di kamar itu, Herlambang pun duduk pada sofa, sedangkan Elena tengah duduk di lantai yang telah di lapisi permadani. Memandang kehadiran Herlambang, Elena menoleh ke arahnya dan bermain kembali dengan Sakti.Di saat itu, Herlambang pun m

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 99 : Duka Mila & Luka Elena

    Erlangga, Alexander dan Bella yang tiba dari bandara tepat pukul sembilan pagi langsung menuju Rumah Sakit untuk ikut bersama TPU. Erlangga ikut bersama Bella yang dijemput oleh sopir pribadi dari keluarga Bella, sedangkan Alexander di jemput oleh Ermitha dengan tujuan yang sama menuju Rumah Sakit tempat kelima jenazah dari keluarga Jamila usai diautopsi dan usai di sholati oleh keluarga besar dari suami Jamila, keluarga Elena serta beberapa tetangga dari pemukiman kumuh, merasa kehilangan atas kelima tetangga mereka yang dikenal suka menolong.Mobil yang membawa Alexander, Ermitha, Bella dan Erlangga sampai di Rumah Sakit. Lalu, mereka pun keluar dari mobil yang membawa mereka. Terlihat, Erlangga menggandeng mesra tangan Bella berjalan menuju ruang pemulasan jenazah dan bertemu Jamila yang masih dalam kondisi terpukul dengan kedua mata sembab.“Mila.., gue ikut berduka atas musibah ini. Gue yakin Allah punya rencana besar buat elo. Yakin aja setiap musibah dan duka ada hal yang aka

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 98 : Duka Jamila

    Kebakaran yang terjadi di gang sempit di lingkungan kumuh tempat tinggal Jamila dan Elena kini tinggal debu. Puing-puing arang berwarna hitam menjadi pemandangan memilukan di area sepanjang gang sempit kumuh tersebut. Pabrik kulit terbesar di Jakarta itu terbakar. Dilingkungan kumuh itu tercatat, ada 5 orang tewas mengenaskan terpanggang di dalam rumahnya. Kelima orang yang tewas dalam kebakaran tersebut adalah keluarga Jamila. Yang terdiri dari Ayah, Ibu serta ketiga adiknya. Elena dan Herlina yang ke lokasi usai membawa Jamila ke Rumah Sakit, melihat rumah peninggalan Papanya Elena pun tinggal debu. Banyak penghuni dilingkungan kumuh itu menangisi kehilangan harta bendanya. Terlebih Jamila yang kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya.“Maaa.., akhirnya rumah kesayangan Papa jadi debu.., apa masih boleh kita bangun lagi rumah disini?” isak Elena yang melihat tembok pada rumah peninggalan Sentana tinggal setengah. Yang tampak dalam pemandangan yang ada hanya hamparan puing-p

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 97 : Karma Jamila

    Elena yang tidak menyangka atas syarat yang dilakukan pada dirinya membuatnya menangis tersedu-sedu. Jamila yang mendengar syarat dari Erlangga, langsung menghubungi lelaki tampan itu lagi, namun tidak sekali pun panggilan Jamila dijawab olehnya. “Lena.., gue sih yakin.., Erlangga cuma gertak elo aja. Seingat gue sih.., Er di Perth nggak deket sama siapa pun. Masa sih elo kagak percaya sama laki elo sendiri. Udah elo tenang aja. Pikirin Er junior.., kasian itu bayi dalam kandungan elo, pasti bawaan si bayi kali.., bokapnya jadi seperti itu,” ungkap Jamila. “Tapi kan nggak usah pakai minta izin gue untuk kawin lagi. Er sengaja mau nyakitin hati gue. Emang sih gue salah. Tapi, semua itu gara-gara nyokap nya juga. Mila, ambil lagi aja Sakti, gue kagak mau kalau sampai Er kawin lagi. Buat apa coba? Mending kagak kenal dari awal sama Er dan keluarganya!” sengit Elena mondar mandir di dalam kamarnya. “Lena, kenapa sih sekarang ini gue liat elo beda sama waktu sekolah dulu. Kenapa sih, elo

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 96 : Keikhlasan Elena & Syarat Erlangga

    Elena yang diminta oleh Herlina untuk menemui Tiara yang berada di ruang keluarga, dengan terpaksa ditemuinya usai selesai menidurkan Sakti. Di dampingi Jamila, Elena pun berjalan menemui Tiara yang kini terlihat seperti musuh mengibarkan bendera putihnya. “Ngapaen sih dia ke rumah lagi. Nyebelin banget,” bisik Elena saat berada di sisi Jamila. “Pastinya bukan berita baik,” ujar Jamila pelan. Setelah mereka duduk dalam satu meja, Tiara mulai menceritakan penyakit dan kesempatan hidupnya di dunia ini. Setelah itu, tanpa di sadari Tiara telah berada di hadapan Elena dan memeluk gadis cantik jelita itu. “Lena.., demi Allah dan atas nama putra pertamaku. Kalau aku tidak akan menyakiti Sakti. Aku akan perlakukan Sakti layaknya Mas Herlambang memperlakukan Erlangga,” isak tangis Tiara memecah ruang keluarga yang hening. Sejenak Elena terdiam, menatap raut wajah Jamila, lalu Elena pun bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan, Tante?” “Berikan Sakti pada Mas Herlambang. Karena hanya Sakti k

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 95 : Tiara ke rumah Elena kembali

    Saat ini, Herlina, Elena dan Jamila berada di ruang keluarga. Mereka sedang membicarakan masalah Sakti yang diminta oleh keluarga Herlambang. Dan Herlina terlihat membujuk Elena untuk mau memberikan Sakti pada Herlambang.“Lena.., apa nggak sebaiknya kamu kasih aja Sakti ke keluarga Herlambang? Mama kasihan sama Pak Hermansyah dan Ibu Sitoresmi. Lagi pula mengurusi dua bayi sekaligus itu sangat sulit Lena. Apalagi kalau mereka berdua sakit. Juga besok atau lusa Sakti juga tahu siapa ibunya. Anak itu akan mencari ibunya,” nasihat Herlina pada putrinya.“Lena, coba kamu pikirkan lagi..., Mama liat Pak Herlambang serius mau ambil kamu jadi istri dan itu semua demi Sakti dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Apa nggak sebaiknya kamu mau terima Pak Herlambang, Mama ikhlas Lena,” ungkap Herlina atas gambaran pikirannya, mengingat Erlangga tampak telah marah dan tak peduli pada Elena.“Maa.., Lena kasihan sama Erlangga. Sekarang ini dia udah nggak mau bicara pada tante Tiara dan putus hubu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status