Nnn
Jenderal Ming Hao yang melompat masuk dari jendela, langsung menghampiri Aranjo. Tiba di hadapannya, sang Jenderal langsung membalikkan tubuh Aranjo dan mengangkat gaunnya. Namun, kali ini Aranjo mendorong dada pria itu kuat. Tubuh sang Jenderal terhuyung beberapa langkah ke belakang.
"Jika kamu ingin bercinta, maka kali ini dan berikutnya aku yang akan memegang kendali!" ujar Aranjo dingin. Dirinya sendiri tidak yakin apa yang mereka lakukan, pantas disebut bercinta atau tidak.
Jenderal Ming Hao tertawa kecil dan kembali melangkah mendekati Aranjo. Tanpa basa-basi, kembali sang Jenderal membalikkan tubuh Aranjo, hanya saja kali ini begitu kasar.
Aranjo tidak akan tinggal diam. Cukup bertingkah seperti wanita lemah. Aranjo menangkap salah satu lengan sang Jenderal, lalu berjalan ke belakang sambil memelintir lengan itu.
"Arghhh!"
Aranjo mengunci tangan pria itu tepat di belakang punggung. Aranjo berbisik, "Jadi, a
NnnRasa rindu akan kelembutan Sang Jenderal membuat Aranjo terbuai dan tenggelam dalam pusaran gairah yang menggelora. Sang Jenderal juga merasakan hal yang sama. Setelah mencurahkan kegundahan hatinya, setidaknya rasa bersalah yang membelenggu jiwanya sebagian telah menguap. Sang Jenderal ingin menebus kembali perlakuannya yang kasar terhadap Aranjo. Saat ini, dirinya hanya memiliki Aranjo dan tidak ingin kehilangan wanita itu. Wanita ini bagaikan candu baginya.Ciuman panas dan basah menguasai tubuh dan bibir Aranjo. Tubuhnya gemetar hebat karena terjangan gairah yang minta dipuaskan. Namun, Sang Jenderal ingin percintaan ini berlangsung lambat dan tidak terburu-buru. Setidaknya ini yang dapat dilakukannya untuk menebus tindakan kasar terhadap Aranjo."A-aku mohon... " desah Aranjo sambil memejamkan mata. Kewanitaannya sudah begitu siap bahkan berdenyut keras.Namun, permohonannya diabaikan Sang Kaisar yang sibuk mencumbu tubuh indahnya d
NnnKaisar dan Aranjo berpindah tempat dalam sekejap mata. Hal tersebut semakin membuat amarah Aranjo meluap.Aranjo menghempaskan tangan Kaisar darinya. Amarahnya diluapkan dengan pukulan dan tendangan. Tentu saja, Sang Kaisar dapat menghindari semua pukulan itu. Bahkan, tidak ada pukulan yang mengenai ujung rambut atau pakaian Dewa itu. Hal itu membuat Aranjo berhenti memukul dan kembali mengumpulkan energi Qi. Hutan persik adalah bagian dari Alam Langit yang penuh dengan kekuatan spiritual. Jadi, reaksi dari pembentukan bola api hanya menyebabkan langit mendung dan angin kencang.Mata merah menyala dan rambut merah berkibar. Sangat kontras dengan hanfu berwarna putih yang membalut tubuh indahnya. Kaisar berdiri diam di hadapan Aranjo, berjarak sekitar dua meter. Kaisar yakin, Aranjo tidak akan berhenti sebelum berhasil menjatuhkan pukulan atau energi Qi kepadanya. Jadi, kali ini Kaisar akan mengalah.Itu sungguh lucu. Karena selama ini, S
NnnAranjo tidak peduli dengan tubuh Sang Kaisar yang sekaku batang kayu. Tangan yang awalnya diletakkan di dada bidang Sang Kaisar, berpindah melingkari leher kokoh dewa itu. Aranjo memeluk erat dan aroma tubuh Sang Kaisar begitu memabukkan.Dengan lidahnya, Aranjo membelai dan menggoda serta memohon agar bibir itu dibuka, menyambut ciumannya. Namun, hanya Aranjo yang semakin bergairah. Sedangkan Sang Kaisar masih membeku, bahkan tidak mau repot memeluk tubuhnya.Frustasi! Ya, Aranjo mulai merasa frustasi. Dirinya tidak mengira akan diabaikan seperti ini. Beruntung, Sang Kaisar hanya diam membatu tidak mendorongnya menjauh.Sang Kaisar, ya Sang Kaisar yang dikenal berhati dingin merasakan tubuhnya tergelitik. Namun, Kaisar tidak yakin apa yang harus dilakukannya. Selama ini, apa yang sedang terjadi sekarang tidak pernah diinginkan atau diperkirakan olehnya. Sampai detik ini tidak ada mahluk perempuan yang berani bertindak selancang Aranjo.
BbHari-hari kembali berlalu dengan lambat. Tepat tahun kedua Aranjo berada di dalam istana, Ara datang mengunjunginya. Tidak banyak yang dikatakan oleh Aranjo dan dirinya tidak lagi seantusias biasanya. Ara juga menyadari perubahan sikap Aranjo dan mengerti mengapa itu terjadi. Bencana kehidupan di dunia fana sangatlah sulit dan Ara bingung bagaimana Aranjo mampu melewati 9 kehidupan lagi. Yang mana, untuk kehidupan pertama Aranjo sudah terpuruk seperti ini.Kali ini, Ara juga membawa pil untuk pemulihan tubuh dewi Aranjo. Pil itu juga diberikan oleh Dewi penjaga portal. Ara tidak bertanya pil itu diberikan oleh siapa, karena yakin itu dari Kaisar.Aranjo menelannya dan tubuhnya merasa jauh lebih baik. Namun, tidak dengan perasaannya. Aranjo tidur di pangkuan Ara, itu hal yang suka dilakukannya saat masih berada di Alam Langit. Mereka diam dan tidak mengatakan apapun. Diam lebih baik daripada menanyakan hal-hal yang dialaminya dan Aranjo juga tidak
NnnTidak lagi mengatakan apapun, Raja langsung berderap ke Paviliun Selatan.Di Paviliun Selatan, tepatnya kamar Aranjo. Jenderal Ming Hao dan Aranjo sedang bersenggama. Percintaan lembut dan penuh perasaan diiringi dengan desahan serta erangan panas. Jenderal Ming Hao masih begitu tergila-gila dengan tubuh ini. Tubuh yang tidak menua. Kulit masih begitu halus, payudara dan bokong yang masih begitu padat. Bahkan, kewanitaan yang masih begitu kencang. Tangan dan bibirnya menjajah payudara kencang itu. Meremas, mengisap bahkan mengigit kuat. Pinggul Sang Jenderal bergerak maju mundur dalam tempo yang begitu cepat.Ya, ini masih begitu awal sebelum Raja datang untuk minta dipuaskan. Jadi, mereka melakukan percintaan yang lambat dan memabukkan.Luapan gairah membuat mereka tidak mendengar saat pintu depan Paviliun dibuka.Kasim berlari kecil, berusaha mengimbangi langkah kaki Raja yang begitu lebar. Bahkan di tangan kasim sudah ada
BbbKembali ke dunia fana, tepatnya di Kerajaan Qiyang.Raja memeluk tubuh Aranjo yang telah terbujur kaku. Benar, saat jiwa Aranjo ditarik kembali ke Alam Langit maka itu bersamaan dengan tubuh dewinya. Saat ini yang berada di dalam pelukan Raja adalah tubuh manusia yang tidak lagi bernyawa.Mo Za menyaksikan semua itu dengan hati gembira. Setelah itu, rencana berikutnya dijalankan. Kabar tentang kematian Sang Jenderal disebarluaskan dan ini adalah kesempatan bagi mereka yang selama ini haus akan kekuasaan, untuk melakukan kudeta.Raja dikabarkan gila, karena membunuh Jenderalnya sendiri dan tidak lagi pantas menyandang gelar Raja. Terjadi perebutan kekuasaan, karena Raja tidak memiliki pewaris. Putra mahkota yang bodoh tidaklah pantas memimpin Kerajaan Qiyang.Satu hal yang tidak disangka Mo Za, bahwa para penggila kekuasaan menghabisi nyawa semua pengikut Raja. Mulai dari kasim, pelayan, pengawal yang setia, para selir, Ratu b
Di tengah-tengah aula Alam Langit yang begitu megah, Kaisar Langit duduk di singgasana utama dengan Kaisar duduk di sampingnya. Dewa Malam dan Dewi Angin hadir, tanpa kedua putri mereka. Serta ada beberapa pengawal yang berdiri di sekitar aula. Berjaga-jaga seakan ada hal buruk yang akan terjadi."Aranjo! Beri hormat kepada Kaisar Langit dan Kaisar!" tegur Dewa Malam.Aranjo memalingkan wajahnya menatap sang ayah. Dulu, Aranjo akan menatap Dewa itu dengan tatapan memuja dan mengagumi. Namun, saat ini Aranjo menatap ayahnya dengan tatapan dingin dan muak. Bahkan, ayahnya tidak bertanya bagaimana keadaannya. Dewa itu hanya ingin terlihat berwibawa di hadapan pemimpin tertinggi Alam Langit."Beri hormat! Apakah kau ingin Kaisar Langit dan Kaisar mengira kami tidak mengajarimu sopan santun?" tegur Dewi Angin, ibu tirinya."Apakah pernah?" tanya Aranjo dingin. Dirinya tidak pernah diperlakukan layaknya putri kandung ayahnya. Bahkan, dir
KkkAranjo berlari keluar dan melihat Ara, sudah berdiri di halaman depan kediaman ini. Segel pembatas sudah dihilangkan oleh Sang Kaisar dan itu membuat Ara dapat melangkah masuk ke dalam kediaman ini."ARA!" seru Aranjo dan menghambur ke dalam pelukan Ara."Aranjo!" balas Ara dan memeluk Aranjo erat."Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ara sambil memeriksa tubuh Aranjo."Semua baik-baik saja, hanya masalahnya aku masih mengingat apa yang aku lalui di dunia fana!" jawab Aranjo jujur."Dewa Erlang dan Dewa Vulcan! Kedua Dewa itu adalah Jenderal dan Raja Kerajaan Qiyang!" jelas Ara.Aranjo mengangguk dan berkata, "Aku tahu dan sudah bertemu dengan mereka di aula! Dan hanya aku yang memiliki ingatan akan mereka!""Oh, Aranjo!" Kembali Ara memeluk Aranjo. Dirinya tahu jelas apa yang dilalui Aranjo di dunia fana bersama kedua Dewa itu. Sangat buruk jika hanya Aranjo yang memiliki kenangan akan hal terseb