Share

13. Perut Membesar

Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel.

"Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?"

"Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,

"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari."

"Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,

"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.

Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.

Lalu kemudian dia menghela napas.

"Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa.

"Aku sudah merasa baikan."

"Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran.

"Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil.

"Baikl

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status