Home / Lainnya / Aroma yang Memikat / 14. Rindu tapi Enggan

Share

14. Rindu tapi Enggan

Author: RisingOne
last update Huling Na-update: 2021-09-19 11:08:03

"Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.

Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.

Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …

"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya.

"Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim.

"Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.

Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.

Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan.

"Aku harus positi

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Aroma yang Memikat   14. Rindu tapi Enggan

    "Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya."Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim."Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan."Aku harus positi

  • Aroma yang Memikat   13. Perut Membesar

    Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel."Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?""Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari.""Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.Lalu kemudian dia menghela napas."Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa."Aku sudah merasa baikan.""Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran."Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil."Baikl

  • Aroma yang Memikat   12. Permintaan Maaf Presiden

    Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi

  • Aroma yang Memikat   11. Testpack

    Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak

  • Aroma yang Memikat   10. Dasar Orang Ketiga

    "Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh

  • Aroma yang Memikat   9. Hanya Merasa Ditinggal

    Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status