Share

Ranasura Ambruk

DISERANG dari jarak dekat begitu rupa, Tumanggala tak punya pilihan lain kecuali melakukan tangkisan. Maka pedangnya pun disabetkan ke depan, menyongsong datangnya sambaran golok besar milik Ranasura.

Tranggg!

Suara berdentrang keras membelah udara. Kening Tumanggala yang diperciki keringat tampak mengernyit. Prajurit tersebut merasakan sekujur tangannya, mulai dari ujung jari hingga ujung siku, bergetar hebat dan mati rasa untuk sesaat.

"Sial! Begal keparat ini memiliki kemampuan di atas diriku," maki Tumanggala dalam hati.

Segera saja Tumanggala teringat pada pertempuran mereka sebelumnya. Ketika itu sang prajurit Panjalu harus mengakui keunggulan Ranasura. Hanya dalam beberapa jurus pedangnya dibuat mental, dan dadanya kena tendang bertubi-tubi.

Namun sang prajurit tak mau mengalami nasib serupa kali ini. Ia tak boleh kalah lagi. Ia harus memberi pembuktian pada Senopati Arya Lembana bahwa dirinya tidak bersalah. Bahwa dirinya tidak berkomp

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status