Share

Sandiwara Terakhir

Ashraf dan Yoriko sama-sama tercengang, mereka membelalakkan matanya sempurna.

"Tidak mungkin, mana bisa kau membunuhnya Ashraf?" tanya Yoriko dengan keterkejutan yang amat kentara.

Ashraf diam, dia mengusap wajahnya kasar. "Tuan Lan keparat! Mana mungkin aku membunuh adikku sendiri?"

Ya benar!

Perempuan muda dalam foto itu adalah adik kandung Ashraf satu-satunya.

Lizi Baehaqie Anand namanya, gadis cantik yang lembut. Perempuan itu juga satu-satunya anggota keluarga Ashraf yang tersisa, setelah pembantaian massal keluarga besarnya dua tahun silam.

"Ba-bagaimana Tuan Lan menjadikan adikmu target misi Ashraf, apa mungkin ada yang membocorkan identitasnya?" Tanya Yoriko yang masih panik.

"Tidak mungkin ada yang membocorkan identitas Lizi, dia juga selalu hidup dengan baik. Aku sendiri yang memastikan kalau Lizi tidak bersinggungan dengan mafia manapun. Tapi bisa-bisanya Tuan Lan menjadikannya target?" Tanya Ashraf yang sejujurnya masih sangat bingung.

Ashraf berusaha memutar otak, memikirkan beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi selama dua tahun terakhir ini.

Apa mungkin ada yang berniat buruk pada adiknya selama Ashraf ada di Blair Fulton, tapi siapa?

"Kenapa kau tidak menghubungi Kim Dohan, selama kau ada di sini hanya dia saja yang berada di dekat Lizi bukan?" Yoriko memberikan saran.

"Ah kau benar! Mungkin Dohan tahu sesuatu," balas Ashraf.

Di saat Ashraf mengeluarkan ponsel dari balik saku jasnya. Satu panggilan Kim Dohan pun masuk.

"Kim Dohan sudah lebih dulu menghubungi ku," ucap Ashraf memberitahu Yoriko.

"Kalau begitu cepat angkat!" Yoriko memerintah dengan tidak sabaran.

Dengan cepat Ashraf menggeser tombol hijau setelah dering panjang di ponselnya.

"Ya Dohan, ada apa?" tanya Ashraf begitu sambungan telepon terhubung.

["Ashraf bahaya! kembali lah ke Gangnam secepatnya!"] suara pria bernama Kim Dohan itu terdengar sangat gugup dari seberang sana.

Kening Ashraf semakin berkerut dalam, sebenarnya ada apa ini. Tiga hari lalu saat dia mencari tahu keadaan Lizi semuanya masih baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang semuanya terdengar kacau?

"Tenang dulu Dohan, memangnya ada apa? Bisa kau jelaskan dulu, karena aku juga punya pertanyaan yang cukup penting sekarang!" Ashraf memerintah.

["Ada pengkhianat di El Abro, lalu beberapa bar milik kita juga di serang. Alhasil banyak anak buah mu yang terluka Ashraf, karena itu kembali lah ke Gangnam sekarang aku mohon, situasinya sangat kacau."] Dohan tampak sangat cemas, dan Ashraf percaya semua ucapannya adalah benar.

"Apa karena itu Blair Fulton mengincar Lizi sebagai target mereka?" tanya Ashraf dengan nada dingin.

["A-apa maksudmu? Nona Lizi selalu kami lindungi Ashraf. Mana mungkin ada kelompok mafia yang tahu siapa dia, dan menjadikannya target. Lagi pula kenapa harus Blair Fulton?"]

"Apapun itu tenanglah dan tetap waspada, jaga Lizi dan semua orang di sana sebelum aku kembali. Aku berjanji Dohan, secepatnya aku kembali," Ucap Ashraf kemudian buru-buru mematikan sambungan telepon.

Ashraf memandang ke arah Yoriko yang harap-harap cemas karena tidak tahu apa yang Ashraf dan Dohan bicarakan.

"Ada apa Ashraf, semua baik-baik saja bukan?" tanyanya.

Ashraf menggeleng pelan, dia juga meletakkan ponselnya di atas bangku tempat mereka duduk sekarang.

"Tidak Yoriko, semuanya kacau dan aku harus segera kembali ke Gangnam."

"Memangnya apa yang terjadi?" Yoriko bertanya lagi.

"Ada pengkhianat di El Abro dan beberapa bar diserang, banyak anak buah ku di Gangnam terluka. Aku yakin, pengkhianat itu ada hubungannya dengan Blair Fulton. Karena di saat yang sama ini Tuan Lan menjadikan Lizi sebagai targetnya," jelas Ashraf.

Yoriko terkejut, dia menutup mulutnya dengan tangan. "Itu artinya Blair Fulton tahu latar belakang Lizi yang merupakan anggota keluarga mafia? Tapi apa mereka tidak tahu darimana Lizi berasal?"

"Aku tidak tahu itu, tapi yang jelas. Sebelum aku kembali dan Blair Fulton bertindak diluar batas kepada El Abro aku akan lebih dulu menghancurkan mereka!" Ashraf bertekad.

"Lalu, bagaimana dengan misi mu di Prancis itu?" Tanya Yoriko.

Ashraf kemudian menggeser duduknya agar berhadapan dengan Yoriko, dia menatap wajah perempuan itu dengan tenang.

"Yoriko kau adalah orang yang paling aku percaya, jadi aku minta kau lindungi Lizi. Hubungi dia dan terbang lah ke Prancis secepatnya, temui dia dan tetap berada di sampingnya apapun yang terjadi." Ashraf memberikan penekanan pada setiap kalimatnya.

Yoriko mengangguk paham, "Aku paham Ashraf," jawabnya.

Ashraf pun mengangguk mengiyakan, kemudian tangannya mengepal kuat-kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Kali ini dia harus bertindak lebih hati-hati lagi karena nyawa adiknya dalam bahaya.

Seperti yang telah di rencanakan sebelumnya, Ashraf dan Xiao Jiang memang berangkat langsung ke Paris malam itu juga. Mereka harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 12 jam. Hingga tepat di tanggal 1 Desember, keduanya segera hadir di Pameran Berlian di salah satu hotel berbintang yang ada di sana.

Bruk!

Xiao Jiang menaruh goodie bag secara kasar di atas tempat tidur, kamar hotel yang dihuni Ashraf. Mereka ada di hotel yang sama, dengan kamar yang bersebelahan.

"Pakai itu Ashraf, dan jangan tunjukkan kau berasal dari kelompok mafia!" Xiao Jiang mengatakannya dengan tegas.

Ashraf yang saat itu tengah duduk di sofa ruangan itu sontak berdiri, dia mengangguk patuh. "Baik Nona," jawabnya.

"Perlu kau ingat juga kalau kedatanganmu di sini untuk mempermalukan dan membunuh target kita dari Gangnam," tutur Jiang lagi.

Ashraf menaikkan sebelah alisnya, berusaha mengorek informasi dari Xiao Jiang tentang target misinya. Apa alasan Tuan Lan menargetkan Lizi, itu yang harus dia cari tahu lebih dulu.

"Memangnya ada masalah apa Blair Fulton dengan gadis itu Nona?" tanya Ashraf yang berpura-pura bodoh.

"Ck! dia bukan sembarang gadis Ashraf, dia adalah keturunan terakhir mafia terbesar di Asia yang berpusat di Gangnam. Lizi Baehaqie si perempuan berbahaya," jawab Xiao Jiang dengan raut wajah yang cemas, takut, dan juga kesal.

Ashraf bingung, jika hanya karena alasan itu Lizi dijadikan target. Semuanya sangat tidak masuk akal, hanya karena Lizi anak keluarga mafia kenapa mafia lain berniat membunuhnya?

"Dia hanya anak keluarga mafia Nona, kalau begitu kau dan Lizi sama saja bukan?" Ashraf kembali memancing Jiang mengeluarkan informasi.

"Tentu saja berbeda bodoh! Lizi tahu semua informasi penting dunia mafia yang tidak ada seorang pun tahu. Dan itu jelas-jelas berbahaya bagi Blair Fulton," jelas Jiang.

Ada jeda juga dalam ucapan perempuan cantik itu, terutama saat melihat pupil mata Ashraf yang membesar. Tanda bahwa pria itu terkejut, dan memang benar jika Ashraf terkejut. Karena selama ini dia tidak pernah membiarkan adiknya masuk ke dunia mafia, tapi kini fakta lain dia dapatkan dari Xiao Jiang kalau adiknya punya banyak informasi penting di dunia mafia.

"Ah begitu, tapi nona kalau aku boleh tahu informasi apa yang Lizi ketahui sampai-sampai Blair Fulton berniat membunuhnya?" tanya Ashraf dengan wajahnya yang polos.

Jiang menatap lurus wajah Ashraf dan memasang wajah serius, dia menarik nafas baru mengatakannya dengan nada yang tenang.

"Lizi tahu siapa pelaku pembantaian keluarga pemimpin El Abro!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status