Share

Misi Utama Sang Algojo

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, tapi Ashraf masih juga terjaga. matanya enggan terpejam sejak tadi, dan dia kini duduk di depan kamarnya. masih dalam satu wilayah markas Blair Fulton, karena memang para anak buah kelompok mafia itu harus tinggal di tempat yang sama.

Ashraf memikirkan ucapan Yoriko, dia sadar bahwa keberadaannya di tempat ini sangatlah sulit. Para anggota Blair Fulton tidak pernah menghargai dirinya, setiap hari selalu saja ada penghinaan yang dia dapatkan. Meski begitu, Ashraf masih ragu untuk keluar dari sini. Tujuan utamanya belum juga tercapai.

"Jika aku keluar dari kelompok ini, waktu dua tahunku akan terbuang sia-sia. Aku sudah menghabiskan waktuku untuk mencari informasi yang aku butuhkan, kedua orangtuaku membutuhkan keadilan." Ashraf bergumam, dia memandang ke langit malam yang gelap gulita.

Ashraf kembali mengingat alasan kenapa dia datang jauh-jauh dari Gangnam, Seoul ke kota Kungmin di China. Kedatangannya hingga bagaimana dia bisa masuk ke Blair Fulton.

"Tapi apa yang dikatakan Yoriko juga tidak salah, perlakuan Blair Fulton padaku memang keterlaluan." Ashraf meminum kopi yang sedari tadi ada di tangannya.

Ashraf masih menimbang-nimbang keputusannya, bahkan hingga pagi hari dia tidak tidur sama sekali karena hal itu. Kemudian tepat jam tujuh pagi, setelah semua anggota selesai sarapan pagi. Salah satu anak buah kepercayaan Tuan Lan memerintahkannya untuk bertemu pemimpin Blair Fulton itu di ruangannya.

"Ada apa lagi Tuan Lan memintaku bertemu?" tanya Ashraf pada dirinya sendiri.

Ashraf langsung berdiri dari tempat duduknya, dia segera pergi untuk menemui Tuan Lan yang kebetulan saat Ashraf menuju ruangannya pria gempal itu tengah berada di halaman markas untuk melihat para anggotanya tengah berlatih gulat.

"Tuan Lan," panggil Ashraf ketika dia sudah dekat sekali jangkauannya dengan Tuan Lan.

Mendengar namanya di sebut, Tuan Lan sontak menoleh dan tersenyum sekilas. Tipis sekali, bahkan Ashraf saja tidak bisa melihatnya.

"Cepat pergi ke ruanganku dan baca berkas yang aku tinggalkan di sana. Setengah jam lagi aku akan menemui mu." Tuan Lan memerintah dengan cepat, setelah itu dia Kembali fokus mengawasi para anggotanya.

Rupanya pria itu yang turun tangan sendiri untuk melatih ilmu bela diri para anggota Blair Fulton. Gulat misalnya, itu adalah salah satu keahliannya.

Meninggalkan Tuan Lan, Ashraf segera pergi ke ruangan pria itu dan melakukan apa yang diperintahkan padanya.

Di atas meja kerja, Ashraf memang melihat ada sebuah amplop coklat yang teronggok di sana. Dengan cekatan dia membuka dan membacanya, saking semangatnya dia bahkan membaca surat itu dengan terburu-buru bahkan masih sambil berdiri.

"Diamond exhibition invitation in France. on December 1st 2023."

[Undangan pameran berlian di Perancis, Pada 1 Desember 2023.]

Ashraf mengerutkan keningnya tidak mengerti, ini hanya pameran berlian lalu Kenapa Tuan Lan tampak sangat serius sekali?

Lalu apa untungnya bagi kelompok mafia untuk pergi ke pameran berlian. Padahal Blair Fulton sendiri masih sibuk mengurus salah satu musuh mereka yakni keluarga Henderson, yang sudah mengambil pasar Blair Fulton dalam sektor narkotika.

"Apa misi ku kali berkaitan dengan pameran berlian ini?" Ashraf bertanya-tanya pada dirinya sendiri, dia bahkan membolak-balik undangan itu berharap ada hal menarik yang bisa dia jadikan sebagai clue misi yang akan dia kerjakan.

"Misi mu bukan hanya itu Ashraf!"

Ashraf langsung berbalik ketika mendengar suara khas milik Tuan Lan menyapa Indra pendengarannya.

"Jadi apa yang kau perintahkan Tuan?" Ashraf bertanya sambil menunggu Tuan Lan duduk di kursi kebanggaannya.

Akan tetapi bukannya duduk Tuan Lan malah mengeluarkan pistol dari dalam saku jas yang dia kenakan, sayangnya pistol itu di arahkan tepat ke arah Ashraf yang berdiri tepat di depannya.

Dengan mata yang merah Tuan Lan menatap wajah Ashraf serius, ruangan itu lengang seketika. Suasana mendadak sangat mencekam.

Apa-apaan ini, Ashraf datang ke sini yg untuk mendapatkan informasi terkait misinya bukan untuk di habisi seperti ini.

"A-apa yang anda lakukan Tuan Lan?" tanya Ashraf yang berusaha tenang, dia tidak mau Tuan Lan mendengar suaranya yang bergetar ketakutan.

Jantung Ashraf sudah berdegup lebih kencang dari sebelumnya, matanya sudah awas memperhatikan setiap gerak-gerik Tuan Lan berikutnya.

Todongan senjata api tepat di wajahnya bahkan ketika dia belum siap apapun, membuatnya makin tidak karuan.

"Tu-tuan," cicit Ashraf yang berusaha mengulur waktu, dia mundur beberapa langkah.

Tuan Lan dengan seringainya, hanya menatap Ashraf dingin sukses membuat siapa saja tertunduk kaku. Menurut pengamatan Ashraf, Tuan Lan ini punya sisi lain yang tersembunyi dan amat mengerikan. Karena itu dia perlu berhati-hati.

"Aku ingin kamu melakukan hal ini pada musuhmu nanti Ashraf Samar Anand," ucap Tuan Lan kemudian dengan cepat dia menarik lagi todongan senjata itu hingga ke tempat aman yaitu di dalam saku jasnya.

Di saat itulah Ashraf bisa bernafas lega, sangat lega bahkan setelah sepersekian detik tadi merasa bahwa hari ini dia akan melihat alam baka.

"Aku ingin kamu todong dan gertak orang yang akan kamu temui nanti, malam nanti kita akan menghadiri pameran berlian itu." Tuan Lan berkata dingin, dia bahkan sudah menatap Ashraf dengan tatapan tenang tapi juga menusuk.

"Siapa yang akan aku habisi kali ini Tuan? dan bukankah kita masih harus mengurus keluarga Henderson?" Ashraf berusaha melancarkan cara bicaranya yang gelagapan karena sangat terkejut tadi.

Tuan Lan terkekeh mendengar jawaban dari Ashraf yang menurutnya sangat sok tahu. Dia tidak paham dengan apa yang sedang Tuan Lan inginkan.

"Apa menurutmu semua misi harus punya tujuan membunuh seseorang?" Tuan Lan balik bertanya, dan itu malah membuat Ashraf makin bertanya-tanya.

"Jadi apa yang sebenarnya tuan inginkan?" Ashraf tidak kalah cerdiknya, dia justru menginginkan agar Tuan Lan sendiri yang mengatakan apa maksudnya dengan jelas tanpa harus Ashraf ang menebaknya.

Tuan Lan menaikkan sebelah alisnya, dan akhirnya dia menyunggingkan senyum.

"Aku ingin kamu membuat seseorang mati secara perlahan bahkan dalam keadaan dipermalukan seperti katamu kemarin. Di pameran berlian itu, ada seorang wanita yang menghadirinya, wanita cantik itu pasti akan dijaga oleh banyak orang. Hanya saja, kamu tidak perlu takut. Aku akan mengirimkan banyak anak buah untuk menemani." Tuan Lan lalu duduk dan menopang dagu di atas meja dan memperhatikan gerak-gerik Ashraf yang tampak sekali kebingungan.

Ashraf sedikit gusar, sebab dia tidak tahu siapa targetnya dengan tepat. Yang benar saja?

"Kamu akan pergi dengan Xiao Jiang, jadi aku harap kamu tidak bersikap kasar padanya. Ingat Ashraf, kalau Xiao Jiang adalah putriku, Putri dari Xiao Lan! Jadi perlakukan dia dengan baik!" Tuan Lan memberikan penekanan ketika mengatakan bahwa Xiao Jiang adalah putrinya.

"Baik Tuan," jawab Ashraf dengan patuh.

Kemudian Ashraf pergi dari ruangan Tuan Lan sambil membawa undangan pameran berlian ditangannya. Tak hanya itu saja, Tuan Lan juga memberikan amplop lain, katanya di dalam sana akan ada informasi tentang siapa target misinya kali ini.

Ashraf kemudian menuju ke halaman belakang markas besar Blair Fulton, untungnya di sana sangat sepi tidak ada orang yang berlalu lalang. Oleh karena itu Ashraf duduk di bangku dan membuka amplop tersebut.

Belum sempat dia membukanya, satu panggilan dari seorang gadis membuatnya menoleh ke sumber suara.

"Ashraf!"

Ashraf melambaikan tangannya mendengar itu, rupanya Yoriko lah yang memanggil. Dengan cepat gadis itu menghampirinya dan duduk bersebalahan dengan Ashraf.

"Apa itu?" tanyanya begitu duduk di samping Ashraf.

"Undangan pameran berlian di Paris, juga berkas tentang target misi ku kali ini." Ashraf menjawabnya tenang. Karena memang diantara mereka berdua tidak ada satupun rahasia.

Yoriko mengangguk paham, "Buka saja! Aku juga mau lihat siapa targetmu kali ini."

Ashraf pun menurutinya, dia buka amplop lain yang Tuan Lan berikan padanya. Yoriko dan Ashraf sama-sama memperhatikan foto perempuan berusia awal dua puluhan di dalam potret tersebut. Di balik kertas foto itu ada informasi si target secara singkat, dan perintah untuk membunuhnya.

"Ashraf i-ini?" Yoriko bertanya dengan terbata-bata. Dia kaget setengah mati melihat siapa yang Tuan Lan ingin habisi melalui tangan Ashraf.

"Bagaimana ini?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status