Home / Urban / Ashraf: Penguasa Terakhir / Misi Utama Sang Algojo

Share

Misi Utama Sang Algojo

last update Last Updated: 2023-10-31 19:56:32

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, tapi Ashraf masih juga terjaga. matanya enggan terpejam sejak tadi, dan dia kini duduk di depan kamarnya. masih dalam satu wilayah markas Blair Fulton, karena memang para anak buah kelompok mafia itu harus tinggal di tempat yang sama.

Ashraf memikirkan ucapan Yoriko, dia sadar bahwa keberadaannya di tempat ini sangatlah sulit. Para anggota Blair Fulton tidak pernah menghargai dirinya, setiap hari selalu saja ada penghinaan yang dia dapatkan. Meski begitu, Ashraf masih ragu untuk keluar dari sini. Tujuan utamanya belum juga tercapai.

"Jika aku keluar dari kelompok ini, waktu dua tahunku akan terbuang sia-sia. Aku sudah menghabiskan waktuku untuk mencari informasi yang aku butuhkan, kedua orangtuaku membutuhkan keadilan." Ashraf bergumam, dia memandang ke langit malam yang gelap gulita.

Ashraf kembali mengingat alasan kenapa dia datang jauh-jauh dari Gangnam, Seoul ke kota Kungmin di China. Kedatangannya hingga bagaimana dia bisa masuk ke Blair Fulton.

"Tapi apa yang dikatakan Yoriko juga tidak salah, perlakuan Blair Fulton padaku memang keterlaluan." Ashraf meminum kopi yang sedari tadi ada di tangannya.

Ashraf masih menimbang-nimbang keputusannya, bahkan hingga pagi hari dia tidak tidur sama sekali karena hal itu. Kemudian tepat jam tujuh pagi, setelah semua anggota selesai sarapan pagi. Salah satu anak buah kepercayaan Tuan Lan memerintahkannya untuk bertemu pemimpin Blair Fulton itu di ruangannya.

"Ada apa lagi Tuan Lan memintaku bertemu?" tanya Ashraf pada dirinya sendiri.

Ashraf langsung berdiri dari tempat duduknya, dia segera pergi untuk menemui Tuan Lan yang kebetulan saat Ashraf menuju ruangannya pria gempal itu tengah berada di halaman markas untuk melihat para anggotanya tengah berlatih gulat.

"Tuan Lan," panggil Ashraf ketika dia sudah dekat sekali jangkauannya dengan Tuan Lan.

Mendengar namanya di sebut, Tuan Lan sontak menoleh dan tersenyum sekilas. Tipis sekali, bahkan Ashraf saja tidak bisa melihatnya.

"Cepat pergi ke ruanganku dan baca berkas yang aku tinggalkan di sana. Setengah jam lagi aku akan menemui mu." Tuan Lan memerintah dengan cepat, setelah itu dia Kembali fokus mengawasi para anggotanya.

Rupanya pria itu yang turun tangan sendiri untuk melatih ilmu bela diri para anggota Blair Fulton. Gulat misalnya, itu adalah salah satu keahliannya.

Meninggalkan Tuan Lan, Ashraf segera pergi ke ruangan pria itu dan melakukan apa yang diperintahkan padanya.

Di atas meja kerja, Ashraf memang melihat ada sebuah amplop coklat yang teronggok di sana. Dengan cekatan dia membuka dan membacanya, saking semangatnya dia bahkan membaca surat itu dengan terburu-buru bahkan masih sambil berdiri.

"Diamond exhibition invitation in France. on December 1st 2023."

[Undangan pameran berlian di Perancis, Pada 1 Desember 2023.]

Ashraf mengerutkan keningnya tidak mengerti, ini hanya pameran berlian lalu Kenapa Tuan Lan tampak sangat serius sekali?

Lalu apa untungnya bagi kelompok mafia untuk pergi ke pameran berlian. Padahal Blair Fulton sendiri masih sibuk mengurus salah satu musuh mereka yakni keluarga Henderson, yang sudah mengambil pasar Blair Fulton dalam sektor narkotika.

"Apa misi ku kali berkaitan dengan pameran berlian ini?" Ashraf bertanya-tanya pada dirinya sendiri, dia bahkan membolak-balik undangan itu berharap ada hal menarik yang bisa dia jadikan sebagai clue misi yang akan dia kerjakan.

"Misi mu bukan hanya itu Ashraf!"

Ashraf langsung berbalik ketika mendengar suara khas milik Tuan Lan menyapa Indra pendengarannya.

"Jadi apa yang kau perintahkan Tuan?" Ashraf bertanya sambil menunggu Tuan Lan duduk di kursi kebanggaannya.

Akan tetapi bukannya duduk Tuan Lan malah mengeluarkan pistol dari dalam saku jas yang dia kenakan, sayangnya pistol itu di arahkan tepat ke arah Ashraf yang berdiri tepat di depannya.

Dengan mata yang merah Tuan Lan menatap wajah Ashraf serius, ruangan itu lengang seketika. Suasana mendadak sangat mencekam.

Apa-apaan ini, Ashraf datang ke sini yg untuk mendapatkan informasi terkait misinya bukan untuk di habisi seperti ini.

"A-apa yang anda lakukan Tuan Lan?" tanya Ashraf yang berusaha tenang, dia tidak mau Tuan Lan mendengar suaranya yang bergetar ketakutan.

Jantung Ashraf sudah berdegup lebih kencang dari sebelumnya, matanya sudah awas memperhatikan setiap gerak-gerik Tuan Lan berikutnya.

Todongan senjata api tepat di wajahnya bahkan ketika dia belum siap apapun, membuatnya makin tidak karuan.

"Tu-tuan," cicit Ashraf yang berusaha mengulur waktu, dia mundur beberapa langkah.

Tuan Lan dengan seringainya, hanya menatap Ashraf dingin sukses membuat siapa saja tertunduk kaku. Menurut pengamatan Ashraf, Tuan Lan ini punya sisi lain yang tersembunyi dan amat mengerikan. Karena itu dia perlu berhati-hati.

"Aku ingin kamu melakukan hal ini pada musuhmu nanti Ashraf Samar Anand," ucap Tuan Lan kemudian dengan cepat dia menarik lagi todongan senjata itu hingga ke tempat aman yaitu di dalam saku jasnya.

Di saat itulah Ashraf bisa bernafas lega, sangat lega bahkan setelah sepersekian detik tadi merasa bahwa hari ini dia akan melihat alam baka.

"Aku ingin kamu todong dan gertak orang yang akan kamu temui nanti, malam nanti kita akan menghadiri pameran berlian itu." Tuan Lan berkata dingin, dia bahkan sudah menatap Ashraf dengan tatapan tenang tapi juga menusuk.

"Siapa yang akan aku habisi kali ini Tuan? dan bukankah kita masih harus mengurus keluarga Henderson?" Ashraf berusaha melancarkan cara bicaranya yang gelagapan karena sangat terkejut tadi.

Tuan Lan terkekeh mendengar jawaban dari Ashraf yang menurutnya sangat sok tahu. Dia tidak paham dengan apa yang sedang Tuan Lan inginkan.

"Apa menurutmu semua misi harus punya tujuan membunuh seseorang?" Tuan Lan balik bertanya, dan itu malah membuat Ashraf makin bertanya-tanya.

"Jadi apa yang sebenarnya tuan inginkan?" Ashraf tidak kalah cerdiknya, dia justru menginginkan agar Tuan Lan sendiri yang mengatakan apa maksudnya dengan jelas tanpa harus Ashraf ang menebaknya.

Tuan Lan menaikkan sebelah alisnya, dan akhirnya dia menyunggingkan senyum.

"Aku ingin kamu membuat seseorang mati secara perlahan bahkan dalam keadaan dipermalukan seperti katamu kemarin. Di pameran berlian itu, ada seorang wanita yang menghadirinya, wanita cantik itu pasti akan dijaga oleh banyak orang. Hanya saja, kamu tidak perlu takut. Aku akan mengirimkan banyak anak buah untuk menemani." Tuan Lan lalu duduk dan menopang dagu di atas meja dan memperhatikan gerak-gerik Ashraf yang tampak sekali kebingungan.

Ashraf sedikit gusar, sebab dia tidak tahu siapa targetnya dengan tepat. Yang benar saja?

"Kamu akan pergi dengan Xiao Jiang, jadi aku harap kamu tidak bersikap kasar padanya. Ingat Ashraf, kalau Xiao Jiang adalah putriku, Putri dari Xiao Lan! Jadi perlakukan dia dengan baik!" Tuan Lan memberikan penekanan ketika mengatakan bahwa Xiao Jiang adalah putrinya.

"Baik Tuan," jawab Ashraf dengan patuh.

Kemudian Ashraf pergi dari ruangan Tuan Lan sambil membawa undangan pameran berlian ditangannya. Tak hanya itu saja, Tuan Lan juga memberikan amplop lain, katanya di dalam sana akan ada informasi tentang siapa target misinya kali ini.

Ashraf kemudian menuju ke halaman belakang markas besar Blair Fulton, untungnya di sana sangat sepi tidak ada orang yang berlalu lalang. Oleh karena itu Ashraf duduk di bangku dan membuka amplop tersebut.

Belum sempat dia membukanya, satu panggilan dari seorang gadis membuatnya menoleh ke sumber suara.

"Ashraf!"

Ashraf melambaikan tangannya mendengar itu, rupanya Yoriko lah yang memanggil. Dengan cepat gadis itu menghampirinya dan duduk bersebalahan dengan Ashraf.

"Apa itu?" tanyanya begitu duduk di samping Ashraf.

"Undangan pameran berlian di Paris, juga berkas tentang target misi ku kali ini." Ashraf menjawabnya tenang. Karena memang diantara mereka berdua tidak ada satupun rahasia.

Yoriko mengangguk paham, "Buka saja! Aku juga mau lihat siapa targetmu kali ini."

Ashraf pun menurutinya, dia buka amplop lain yang Tuan Lan berikan padanya. Yoriko dan Ashraf sama-sama memperhatikan foto perempuan berusia awal dua puluhan di dalam potret tersebut. Di balik kertas foto itu ada informasi si target secara singkat, dan perintah untuk membunuhnya.

"Ashraf i-ini?" Yoriko bertanya dengan terbata-bata. Dia kaget setengah mati melihat siapa yang Tuan Lan ingin habisi melalui tangan Ashraf.

"Bagaimana ini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    We must be happy ending

    Ashraf panik, dia berlari menuju tubuh Yoriko yang langsung tidak sadarkan diri. Perempuan itu berkorban demi dirinya, Yoriko sangat takut mati. Tapi dia bersedia tertembak demi orang yang dia cintai, yaitu Ashraf. Ashraf memeluk tubuh Yoriko yang mulai lemas. Di rengkuhnya tubuh perempuan berdarah Jepang-Korea Selatan itu. "Yoriko bangun!" Ucapnya berusaha membuat perempuan itu tersadar. Namun tidak ada respon yang diterima dari rekan sekaligus teman baiknya itu. Ashraf menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia menyesal. "Sudah aku katakan sebelumnya Yoriko, jangan pernah pertaruhkan nyawa demi cinta. Tapi kau selalu keras kepala."Marco yang juga melihat itu merasa geram, kini hanya ada lima anggota Blair Fulton yang menjaga di sekitar Jeep tempat Tuan Lan dan Xiao juang bersembunyi."Keluar kalian dasar pengecut!" Teriak Marco tidak terima. Dia mengambil alih senapan yang masih dipegang oleh jasad beberapa anggota Blair Fulton yang telah tewas. Marco mulai menembaki para anggota

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    El Abro vs Blair Fulton

    Tuan Lan dan Xiao Jiang segera bertolak menuju Gangnam begitu proses pemakaman Chen Goufeng dan keluarganya selesai. Kini status Xiao Jiang sendiri cukup terkenal sebagai tunangan mendiang putra perdana menteri. Oleh karena itu Xiao Jiang perlu berhati-hati dalam bertindak di negara asalnya. Akan tetapi tidak ketika dia dan sang ayah berada di Gangnam. Mereka langsung mengepung markas besar El Abro begitu mendapatkan kabar bahwa orang kepercayaan Blair Fulton, Kwon Yuri tewas ditangan Ashraf. Dor!Dor!Dor!Tembakan-tembakan dilepaskan secara tepat sasaran ke arah orang-orang Blair Fulton yang bersembunyi di pepohonan. Setidaknya, Tuan Lan membawa seratus orang anggota Blair Fulton mengepung markas besar El Abro. Hanya lima belas orang saja yang dapat dilihat oleh pihak lawan. Sedangkan sisanya bersembunyi dengan baik, berkamuflase dengan lingkungan tempat sekitar markas besar El Abro. Letak markas yang dikelilingi oleh lahan berisi pepohonan sebagai kamuflase pun memberi jalan ke

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Serangan Besar

    Yoriko ditangani dengan baik dan sadar setelah tidak sadarkan diri kurang lebih tiga jam lamanya. Perempuan itu di bius oleh Kwon Yuri begitu dia kalah di dalam penyerangan di hotel milik Senor Hugo. Sebenarnya jika bukan karena jumlah lawan yang tidak sepadan, dan pihaknya tidak dicurigai. Pasti Yoriko tidak akan mudah dibawa oleh orang-orang suruhan Kwon Yuri itu. "Bagaimana keadaan mu Yoriko, apa ada yang masih sakit?" Tanya Ashraf begitu perempuan itu membuka mata. Yoriko tidak segera menjawab, dia malah mengernyitkan dahinya. Merasa heran kenapa Ashraf ada saat dia membuka mata, padahal di ingatan terakhirnya tidak ada pria itu di hotel Senor Hugo. "Ashraf, kau ada di sini?" Tanyanya heran. "Iya aku di sini kenapa? Apa ada yang salah?" Ashraf malah balik bertanya. Sementara di belakangnya ada Ashley dan juga Marco yang tersenyum lebar melihat rekan mereka sadar. "Tidak, maksud ku. Bagaimana kau bisa datang, padahal kau tidak ada di hotel Senor Hugo saat aku di bawa oleh ora

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Menemui Musuh

    Di tengah-tengah serangan, Ashraf bisa melihat dari kejauhan kalau dia tidak lagi sendirian. Selain Ashley yang memang membantu dirinya, dia bisa melihat ada beberapa anggota yang lain datang membantu. Ashraf tersenyum kecil, dia merasa Tuhan benar-benar ada dengan memberikannya bantuan di tengah keputusasaan dirinya. "Hah! Setidaknya Tuhan mendengar keluhan ku kali ini," gumam Ashraf sembari menatap para musuhnya satu persatu. Kini dia semakin semangat mengalahkan mereka, dia memukul dengan sangat brutal. "Ashraf, biar aku yang mengurus semuanya!" Ashley berkata tegas dari kejauhan. Di tengah kerusuhan dan juga serangan-serangan itu, Ashraf mengangguk paham. Di dekatnya, sudah ada Marco yang merangsek di tengah kerumunan dan juga anak buah Kwon Yuri yang membabi buta. "Mari selamatkan Yoriko Tuan Muda," ajak Marco ketika keadaan didekat mereka mulai terkendali. Ashraf mengangguk, "Ayo!"Keduanya kemudian menarik tali tambang yang mengikat Yoriko. Keduanya menarik tubuh Yoriko

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Sandiwara Untuk Perdana Menteri

    Jiang malah tersenyum lebar ketika melihat tubuh Xiaojun yang ambruk tidak sadarkan diri didepannya. Sedetik kemudian ekspresi wajahnya berubah, dia mendadak berpura-pura panik. "Tolong, siapapun tolong ada yang pingsan di sini!" Teriak Jiang sembari berjongkok di dekat tubuh Xiaojun yang terkapar di lantai rumah sakit. Kondisi koridor rumah saki yang sepi membuat perempuan itu harus berteriak agar mendapatkan bantuan. Tidak lama ada beberapa perawat yang datang dengan tergopoh-gopoh untuk membantu mengangkat tubuh Xiaojun. "Nona keluarga pria ini?" Tanya salah satu perawat begitu tubuh Xiaojun berhasil di pindahkan ke brangkar dan mulai di dorong menuju ruang ICU untuk mendapatkan pertolongan. Jiang mengangguk, "Benar. Aku tunangannya." Perawat itu mengangguk lalu beralih pada Xiaojun yang harus segera mendapatkan pertolongan. Begitu masuk ke ruang ICU, Jiang di hentikan oleh perawat. "Nona silahkan tunggu di luar." Jiang berpura-pura bersedih, dia hanya menatap kosong ke ruan

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Mati Konyol

    Ashraf hanya menatap datar dokumen yang ada di depannya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Kwon Yuri yang masih menodongkan pistol ke kepala Ashraf. "Tunggu apa lagi Ashraf? Cepat tanda tangani berkas ini!" Kwon Yuri memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Ashraf kemudian melangkah, dia tidak mengalihkan pandangannya ke mana pun. Pria itu masih setia menatap lurus ke arah lawannya. "Apa ucapan mu bisa di pegang Kwon Yuri?" Tanya Ashraf masih tetap dengan nada yang tenang. "Hah! Tentu saja, asalkan kau tanda tangan di berkas itu." Kwon Yuri semakin menekankan nada bicaranya. Ashraf kemudian memperhatikan sekeliling, dia berusaha mencari celah di antara banyaknya anak buah Kwon Yuri yang mengepung dirinya. Ashraf memutar otak, mencari cara terbaik agar bisa lepas dari tekanan Kwon Yuri. Dia bisa saja melakukan perlawanan dengan mudah, akan tetapi Ashraf tidak bisa memastikan keselamatan Yoriko karena tindakannya itu. Akan tetapi Ashraf malah memajukan tubuhnya pada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status