Home / Urban / Ashraf: Penguasa Terakhir / Balada Surat Kaleng

Share

Balada Surat Kaleng

last update Last Updated: 2023-11-02 22:34:58

Ashraf terkejut, benar-benar terkejut hingga dia sempat mematung beberapa detik. Jadi, Lizi sudah tahu siapa pelaku di balik hilangnya nyawa keluarga besar mereka?

Jika begitu, kenapa perempuan itu tidak memberitahukan hal itu padanya?

"Apa yang sebenarnya Lizi rencanakan sekarang?" tanya Ashraf dalam hati.

Xiao Jiang kemudian menghela nafas berat dan kembali berujar. "Kau sudah tahu semuanya bukan? jadi bekerjalah dengan baik dan habisi Lizi hari ini juga!"

Setelah mengatakan hal itu Xiao Jiang segera berbalik badan, dia buru-buru keluar dari kamar hotel Ashraf dan kembali ke kamarnya sendiri. Pameran berlian itu akan dimulai kurang dari dua jam lagi, jadi perempuan itu juga harus bersiap.

Tepat pukul sembilan pagi, Ashraf dan Xiao Jiang turun dari mobil mewah yang memang Tuan Kan siapkan sebagai kebutuhan mereka selama di Prancis. Blair Fulton tidak hanya diwakili oleh keduanya saja, Tuan Lan sudah mengirimkan setidaknya lima algojo lainnya untuk melindungi sang putri selama di tempat asing.

Lobi hotel tempat pameran berlian itu cukup ramai oleh pengunjung yang memang berasal dari kalangan atas. Mereka semua tampak seperti orang berpengaruh, sekilas pameran itu tidak lebih dari acara kaum elit biasa.

Ketika masuk ke dalam hotel tempat pameran, Ashraf sempat bersitatap dengan Yoriko. Sesuai dengan perintah yang dia berikan, perempuan itu benar-benar ada di sana. Dengan gerakan mata saja, Yoriko sudah memberitahu Ashraf kalau dia tengah bersama dengan Lizi.

"Ashraf, diluar topik tentang misi ini. Kenapa aku tidak melihat Yoriko di markas, apa ada misi yang sedang perempuan itu ikuti?" tanya Xiao Jiang ketika mereka sedang memperhatikan sekeliling.

Ashraf sempat tersentak, tapi dia segera menetralkan ekspresinya menjadi datar. "Mungkin ada misi yang dia lakukan Nona, atau dia kembali ke rumah orang tuanya. Ku dengar dia memang sering kembali," jawab Ashraf yang semuanya berisi kebohongan. Karena dia sendiri yang sudah mengatur ke mana perginya Yoriko.

"Ah kau benar, diantara semua anggota Blair Fulton, hanya dia saja yang selalu ingat keluarga. Yoriko gadis yang baik," puji Jiang dengan tulus.

"Ku rasa juga begitu," jawab Ashraf dengan sopan, ini adalah bagian dari sandiwaranya yang sangat tidak dia sukai. Ashraf paling malas beramah-tamah.

"Tapi Ashraf, kenapa kau tidak mendekati Yoriko saja? Dia gadis baik dan cukup dekat denganmu, akan lebih baik jika kalian memiliki hubungan khusus." Xiao Jiang mengatakannya tanpa rasa berdosa sama sekali.

Sedangkan Ashraf menahan diri, bagaimana mungkin dia menerima penghinaan seperti itu lagi dari perempuan yang dia cintai. Sikap Xiao Jiang ini adalah bentuk penolakan yang paling halus, menyuruh Ashraf mencintai perempuan lain. Padahal Xiao Jiang tahu kalau Ashraf menaruh hati padanya.

"Tapi nona, kau tahu kalau aku mencin--"

"Sst!"

Belum selesai Ashraf berbicara, Xiao Jiang sudah lebih dulu menutup mulut pria itu dengan jari telunjuknya yang bertengger manis di bibirnya. Ashraf langsung diam, dia memperhatikan gerak-gerik Xiao Jiang.

"Diam Ashraf, aku melihat Lizi di tempat ini. Jadi kau bisa segera memulai misi membunuhnya," ucap Xiao Jiang sembari menatap lurus ke arah di mana Lizi berada.

Pandangan Ashraf juga tertuju pada Lizi, adiknya itu tengah bercengkrama dengan beberapa orang pengunjung pameran. Dia tampak santai, dan tidak merasa di awasi. Padahal setidaknya ada enam orang anggota Blair Fulton di sana yang siap membunuhnya.

"Aku akan dekati perempuan itu dan membuatnya dipermalukan, saat itu juga kau bisa menembaknya. Apa kau mengerti?" tanya Xiao Jiang yang kini menghadap Ashraf.

Pria itu mengangguk, setidaknya dia harus patuh dulu sekarang. "Baik Nona, serahkan saja padaku."

"Hmm bagus," balas Xiao Jiang kemudian melenggang pergi mendekati Lizi.

Di saat yang sama, Ashraf sedikit mengindari dari kerumunan. Dia mengeluarkan ponselnya, dan memberi sandi pada Yoriko agar melindungi sang adik.

"Arah jam sembilan Yoriko, lima serigala dan 1 ratu mendekati lilin." Ashraf langsung mengatakan hal itu begitu sambungan telepon terhubung.

Setelah yakin Yoriko mendengar semua kode yang dia berikan. Ashraf naik ke lantai dua hotel berbintang tersebut, dari lantai dua dia bisa melihat venue pameran dengan sangat jelas.

Dari kejauhan Ashraf bisa melihat bagaimana Xiao Jiang menjalankan aksinya. Dia tampak mencoba berbicara dengan Lizi dan mulai membuatnya malu. Di saat itu juga, saat ruangan itu mulai riuh penuh suara Ashraf mengeluarkan pistolnya, Glok 45 Gap dari balik jas hitam yang dia kenakan.

Dor!

Satu tembakan dari Ashraf mengenai guci besar dekat Lizi. Mendengar suara tembakan tentu orang-orang segera berhamburan keluar. Kesempatan itu Ashraf gunakan untuk melepaskan berapa tembakan lain. Dan di saat itulah orang-orang yang bersama Lizi menyadari adanya serangan.

Perkelahian antara lima anggota Blair Fulton dan bodyguard Lizi tidak dapat dihindarkan. Suasana semakin kacau balau, dan di saat itulah Yoriko menarik tangan Lizi agar menjauh dari kerumunan yang ada.

"Syukurlah Lizi dan Yoriko selamat," gumam Ashraf.

Di saat situasi tidak terkendali itulah Ashraf keluar dari bangunan hotel. Dia menuju bagian belakang hotel dan bertemu dengan Lizi juga Yoriko.

"Masuklah Ashraf!" Perintah Yoriko yang berdiri di samping mobil hitam.

Ashraf mengangguk paham dan ketiganya segera pergi dari tempat itu. Dengan kecepatan tinggi, Yoriko membawa kakak-beradik itu pergi dari sana.

Sebelum benar-benar pergi, Yoriko melepaskan granat terlebih dahulu dan melemparkannya tepat ke dalam hotel. Saat mobil yang mereka kendari menjauh, ledakan keras pun terjadi.

"Bagaimana kakak bisa tahu aku di sini?" tanya Lizi begitu merasa keadaan mereka telah aman.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu Lizi Baehaqie Anand!" Suara Ashraf meninggi dengan nada yang tidak ramah sama sekali. Jelas dia sangat marah atas kecerobohan Lizi, padahal Ashraf sudah bersusah payah menyembunyikan identitasnya dari para mafia.

Yoriko yang merasakan ketegangan diantara kakak beradik itu mulai berdehem, dia tidak mau ada keributan. Saat ini yang terpenting adalah bagaimana cara mereka kembali ke Gangnam secepatnya, sebelum anggota Blair Fulton mencari keberadaan Ashraf.

"Ekhem! Bisakah kalian tenang dulu? Saat ini kita harus segera kembali ke Gangnam, jangan sampai Blair Fulton tahu keberadaan kita." Yoriko menjelaskan sambil terus fokus pada kemudi.

"Hmm ya, lakukan saja sesukamu Yoriko!" Lizi mengerucutkan bibirnya dan bersidekap.

Sementara di markas besar Blair Fulton, suasana gaduh pun tidak dapat dihindarkan. Sebuah surat kaleng masuk ke halaman depan markas dan jatuh tepat didekat kaki Tuan Lan yang hendak masuk ke mobil.

"Siapa yang berani-berani melempar sampah ke tempat ku!" Geram Tuan Lan, akan tetapi dia masih tetap mengambil surat kaleng tersebut dan membacanya dengan seksama.

Mata pria sipit itu terbelalak saat membaca pesan yang ada di dalamnya.

[Waspadalah karena putra sulung pemimpin El Abro masih hidup. Dia ada di sekitar kalian, dia adalah Ashraf.]

"Ti-tidak mungkin Ashraf si bodoh itu anak pemimpin kelompok mafia terbesar se-Asia!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    We must be happy ending

    Ashraf panik, dia berlari menuju tubuh Yoriko yang langsung tidak sadarkan diri. Perempuan itu berkorban demi dirinya, Yoriko sangat takut mati. Tapi dia bersedia tertembak demi orang yang dia cintai, yaitu Ashraf. Ashraf memeluk tubuh Yoriko yang mulai lemas. Di rengkuhnya tubuh perempuan berdarah Jepang-Korea Selatan itu. "Yoriko bangun!" Ucapnya berusaha membuat perempuan itu tersadar. Namun tidak ada respon yang diterima dari rekan sekaligus teman baiknya itu. Ashraf menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia menyesal. "Sudah aku katakan sebelumnya Yoriko, jangan pernah pertaruhkan nyawa demi cinta. Tapi kau selalu keras kepala."Marco yang juga melihat itu merasa geram, kini hanya ada lima anggota Blair Fulton yang menjaga di sekitar Jeep tempat Tuan Lan dan Xiao juang bersembunyi."Keluar kalian dasar pengecut!" Teriak Marco tidak terima. Dia mengambil alih senapan yang masih dipegang oleh jasad beberapa anggota Blair Fulton yang telah tewas. Marco mulai menembaki para anggota

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    El Abro vs Blair Fulton

    Tuan Lan dan Xiao Jiang segera bertolak menuju Gangnam begitu proses pemakaman Chen Goufeng dan keluarganya selesai. Kini status Xiao Jiang sendiri cukup terkenal sebagai tunangan mendiang putra perdana menteri. Oleh karena itu Xiao Jiang perlu berhati-hati dalam bertindak di negara asalnya. Akan tetapi tidak ketika dia dan sang ayah berada di Gangnam. Mereka langsung mengepung markas besar El Abro begitu mendapatkan kabar bahwa orang kepercayaan Blair Fulton, Kwon Yuri tewas ditangan Ashraf. Dor!Dor!Dor!Tembakan-tembakan dilepaskan secara tepat sasaran ke arah orang-orang Blair Fulton yang bersembunyi di pepohonan. Setidaknya, Tuan Lan membawa seratus orang anggota Blair Fulton mengepung markas besar El Abro. Hanya lima belas orang saja yang dapat dilihat oleh pihak lawan. Sedangkan sisanya bersembunyi dengan baik, berkamuflase dengan lingkungan tempat sekitar markas besar El Abro. Letak markas yang dikelilingi oleh lahan berisi pepohonan sebagai kamuflase pun memberi jalan ke

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Serangan Besar

    Yoriko ditangani dengan baik dan sadar setelah tidak sadarkan diri kurang lebih tiga jam lamanya. Perempuan itu di bius oleh Kwon Yuri begitu dia kalah di dalam penyerangan di hotel milik Senor Hugo. Sebenarnya jika bukan karena jumlah lawan yang tidak sepadan, dan pihaknya tidak dicurigai. Pasti Yoriko tidak akan mudah dibawa oleh orang-orang suruhan Kwon Yuri itu. "Bagaimana keadaan mu Yoriko, apa ada yang masih sakit?" Tanya Ashraf begitu perempuan itu membuka mata. Yoriko tidak segera menjawab, dia malah mengernyitkan dahinya. Merasa heran kenapa Ashraf ada saat dia membuka mata, padahal di ingatan terakhirnya tidak ada pria itu di hotel Senor Hugo. "Ashraf, kau ada di sini?" Tanyanya heran. "Iya aku di sini kenapa? Apa ada yang salah?" Ashraf malah balik bertanya. Sementara di belakangnya ada Ashley dan juga Marco yang tersenyum lebar melihat rekan mereka sadar. "Tidak, maksud ku. Bagaimana kau bisa datang, padahal kau tidak ada di hotel Senor Hugo saat aku di bawa oleh ora

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Menemui Musuh

    Di tengah-tengah serangan, Ashraf bisa melihat dari kejauhan kalau dia tidak lagi sendirian. Selain Ashley yang memang membantu dirinya, dia bisa melihat ada beberapa anggota yang lain datang membantu. Ashraf tersenyum kecil, dia merasa Tuhan benar-benar ada dengan memberikannya bantuan di tengah keputusasaan dirinya. "Hah! Setidaknya Tuhan mendengar keluhan ku kali ini," gumam Ashraf sembari menatap para musuhnya satu persatu. Kini dia semakin semangat mengalahkan mereka, dia memukul dengan sangat brutal. "Ashraf, biar aku yang mengurus semuanya!" Ashley berkata tegas dari kejauhan. Di tengah kerusuhan dan juga serangan-serangan itu, Ashraf mengangguk paham. Di dekatnya, sudah ada Marco yang merangsek di tengah kerumunan dan juga anak buah Kwon Yuri yang membabi buta. "Mari selamatkan Yoriko Tuan Muda," ajak Marco ketika keadaan didekat mereka mulai terkendali. Ashraf mengangguk, "Ayo!"Keduanya kemudian menarik tali tambang yang mengikat Yoriko. Keduanya menarik tubuh Yoriko

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Sandiwara Untuk Perdana Menteri

    Jiang malah tersenyum lebar ketika melihat tubuh Xiaojun yang ambruk tidak sadarkan diri didepannya. Sedetik kemudian ekspresi wajahnya berubah, dia mendadak berpura-pura panik. "Tolong, siapapun tolong ada yang pingsan di sini!" Teriak Jiang sembari berjongkok di dekat tubuh Xiaojun yang terkapar di lantai rumah sakit. Kondisi koridor rumah saki yang sepi membuat perempuan itu harus berteriak agar mendapatkan bantuan. Tidak lama ada beberapa perawat yang datang dengan tergopoh-gopoh untuk membantu mengangkat tubuh Xiaojun. "Nona keluarga pria ini?" Tanya salah satu perawat begitu tubuh Xiaojun berhasil di pindahkan ke brangkar dan mulai di dorong menuju ruang ICU untuk mendapatkan pertolongan. Jiang mengangguk, "Benar. Aku tunangannya." Perawat itu mengangguk lalu beralih pada Xiaojun yang harus segera mendapatkan pertolongan. Begitu masuk ke ruang ICU, Jiang di hentikan oleh perawat. "Nona silahkan tunggu di luar." Jiang berpura-pura bersedih, dia hanya menatap kosong ke ruan

  • Ashraf: Penguasa Terakhir    Mati Konyol

    Ashraf hanya menatap datar dokumen yang ada di depannya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Kwon Yuri yang masih menodongkan pistol ke kepala Ashraf. "Tunggu apa lagi Ashraf? Cepat tanda tangani berkas ini!" Kwon Yuri memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Ashraf kemudian melangkah, dia tidak mengalihkan pandangannya ke mana pun. Pria itu masih setia menatap lurus ke arah lawannya. "Apa ucapan mu bisa di pegang Kwon Yuri?" Tanya Ashraf masih tetap dengan nada yang tenang. "Hah! Tentu saja, asalkan kau tanda tangan di berkas itu." Kwon Yuri semakin menekankan nada bicaranya. Ashraf kemudian memperhatikan sekeliling, dia berusaha mencari celah di antara banyaknya anak buah Kwon Yuri yang mengepung dirinya. Ashraf memutar otak, mencari cara terbaik agar bisa lepas dari tekanan Kwon Yuri. Dia bisa saja melakukan perlawanan dengan mudah, akan tetapi Ashraf tidak bisa memastikan keselamatan Yoriko karena tindakannya itu. Akan tetapi Ashraf malah memajukan tubuhnya pada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status