At My 100th Life Before 18

At My 100th Life Before 18

last updateHuling Na-update : 2022-03-01
By:  SashaOngoing
Language: English
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
9Mga Kabanata
3.5Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

What was it like to grow old? Graduate college? Have a career in life? Get married and have your own family with your own kids? I am Celene Monte and I dreamt of those once maybe somewhere in my other ninety-nine lifetimes. Once the hands of the clock struck at twelfth midnight on the 22nd of April again, the day I turned eighteen, I died all over again and reincarnated to another world. And now this will be my 100th new cycle of life to live before turning 18. But I didn't knew that in this lifetime, new things would begin again when I met a crazy but famous lead vocalist of Dare, the Interhigh Academy's most famous band. And a very stubborn girl who was determined to beat Dare and dream to become the best band in the world. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Wordcount per chapter excluding the Prologue: 1200-2000 words A/N: Happy Reading to all!

view more

Kabanata 1

Prologue

Zhu Wuhuo, Kaisar Selatan Istana Phoenix Api itu, mondar-mandir di Kuil Api Agung. Khawatir menunggu hasil ramalan Chi Yan. Berharap dan juga cemas. Apakah akan ada sesuatu yang bisa dirubah? Benaknya bertanya-tanya.

Namun, petir menggelegar. Membuat Istana Phoenix Api bergetar. Seluruh istana gempar, sang Kaisar Phoenix mendekat pada sang Pendeta. Membuat Kaisar terburu-buru bertanya dengan nada cemasnya, "Chi Yan. Kenapa aku tidak mendapatkan pencerahan dari jawaban langit? Kenapa mereka memarahi istanaku?" tanya Zhu Wuhuo, dengan kegelisahan yang menggerogoti hati kecilnya.

Pendeta Kuil Api Agung, Chi Yan, meringkuk. Bersujud dengan khidmat kepada sang Kaisar, dan kemudian menatap dengan lekat kepada sang kaisar. "Yang Mulia! Langit telah menjawab dengan jujur. Tidak ada lagi yang bisa menjadi alternatif untuk menghalau pengorbanan Putri Zhu Linglong. Jika tidak terjadi, maka dunia ini akan-"

"Jangan dilanjutkan pendeta. Pergilah dari hadapanku. Aku tidak ingin mendengar apa-apa lagi!" titah Kaisar sambil terduduk, marah. Dia memijat pelipisnya sendiri. Tanpa peduli dengan Chi Yan yang sudah menjauh. Sudah frustasi dengan ramalan yang dikatakan oleh Chi Yan.

Zhu Wuhuo juga membubarkan semua keluarga kekaisaran yang ada ketika menyaksikan ramalan langit dari Chi Yan itu. Hingga menyisakan dia sendirian di Kuil Api Agung itu. Mendadak air matanya luruh, membengkakkan gejolak sakit di hatinya karena teringat akan masa dikala Zhu Yan masih di sisinya. Permaisurinya yang cantik. Yang selalu dia rindukan. "Zhu Yan... apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan putri kita dari ramalan pengorbanan ini?"

🖇️🪶

Setiap seribu tahun sekali, Kekuasaan Langit tertinggi Benua Tianxu menurunkan Dewa Kecil—roh binatang spiritual— untuk menjalani ujian agar layak mendapatkan tempat sebagai Dewa Abadi di kekuasaan Langit tertinggi.

Kali ini, Istana Phoenix Api mendapatkan gilirannya. Zhu Que—Burung Phoniex Merah Delima, Dewa Kecil Phoenix Api— diturunkan dalam tubuh seorang Putri dari Kerajaan Phoenix Api.

Sayangnya, Zhu Que masuk ke tubuh yang diramalkan oleh Pendeta Agung di Kuil Api, Chi Yan—bahwa hidupnya harus dikorbankan saat dia berusia 18 tahun untuk menghindarkan Benua Tianxu dari bencana ramalan alam Langit.

Gadis berambut hitam panjang dengan mahkota phoenix api kecil di rambutnya, kini sudah tumbuh dewasa setelah delapan belas tahun mendekam di Paviliun Chi Yan Dian tanpa berani untuk menampakkan diri keluar dari sana. Dia selalu menghadapi fakta bahwa dunia memang merindukan kematian dan darahnya.

Wajah cantiknya lugu, dia tersenyum sendu saat melihat kupu-kupu beterbangan di antara bunga-bunga indah dari taman di halaman Paviliun Chi Yan Dian. Hanya binatang-binatang fana itu yang selalu membuat Zhu Linglong merasa punya kehidupan.

Zhu Linglong, bisa melihat altar megah itu dari kamarnya. Di balik jendela, apabila dia membuka tirainya. Altar megah, yang akan menjadi kuburan jiwa nya nanti. Setiap dari dia menatap altar itu sambil membayangkan detik-detik terakhirnya.

Pikiran Zhu Linglong tertegun, dia teringat oleh salah satu perkataan seorang pelayan. "Suatu saat, altar itu akan menjadi tempat pengorbananmu Tuan Putri. Kami pasti akan merindukanmu selalu."

Zhu Linglong mengingat dengan jelas, pelayan itu kemudian mati di tangan Prajurit Kerajaan karena telah membocorkan hal itu kepadanya.

Tapi, apa gunanya pelayan itu mati? Zhu Linglong sudah terlanjur tahu, bahwa dalam beberapa hari lagi dia akan berulang tahun. Menggenapkan usia 18 tahun nya. Agar bisa mengorbankan diri kepada langit, demi menyelamatkan dunia. Setiap mengingatnya, hatinya bergetar. Sedih kala menghadapi fakta bahwa dia memang hidup hanya untuk mati dan berkorban. Tanpa sadar, tetes-tetes air matanya membasahi pipi kurusnya.

"Jangan menangis seperti itu, adik Linglong."

Ucapan dari seorang pemuda dengan wajah putih yang sedikit tampan itu, membuat pikiran Zhu Linglong pecah. Dia menolehkan wajahnya, dan mengusap kasar pipi untuk menghapus air matanya, "Kakak Qingyun?" panggilnya, menyebut nama sepupunya—anak adik Zhu Wuhuo—.

"Hai, apa kabar adikku? Lihatlah, aku bawakan Arak Bunga Pepaya dari Lembah Kelereng Suci. Kamu tidak mau coba?" Zhu Qingyun, memberikan satu kendi kecil kepada Zhu Linglong. Dan ikut duduk di tangga pintu masuk Paviliun Chi Yan Dian bersama Zhu Linglong.

"Arak Bunga Pepaya?" ulang Zhu Linglong, bertanya.

Zhu Qingyun tersenyum lebar. Dia memperhatikan binar mata Zhu Linglong yang membulat. Nampak kagum dengam barang yang dia bawa.

"Kau minumlah. Arak ini susah didapatkan. Demi mendapatkannya, aku harus banyak bertarung dengan hewan-hewan iblis," terang Zhu Qingyun, seraya tersenyum bangga.

Zhu Linglong melirik Zhu Qingyun sekilas. Wajah sepupunya itu nampak bangga sekali. Membuatnya tersenyum singkat.

Sayangnya, senyuman itu hanya bertahan sangat singkat. Berganti lagi dengan raut wajah sedih Zhu Linglong, yang kembali sadar akan sisa-sisa hidupnya yang tidak lagi lama.

Membuat Zhu Qingyun ikut merasakan sedih. "Kenapa senyumanmu hanya bertahan sedetik saja? Kau tidak menghargai jerih payah kakakmu ini, Linglong?"

Zhu Linglong menggeleng pelan, "mana mungkin aku tidak menghargai jerih payah Kakak Qingyun. Aku hanya merasa sayang pada kendi ini."

"Kalau kendi itu membuatmu sedih, maka buang saja! Aku tak mau melihatmu sedih, Linglong."

Perkataan tulus Zhu Qingyun mengundang atensi dari Zhu Linglong. Dia menoleh sepenuhnya, "Kakak Qingyun? Kira-kira berapa lama lagi aku akan berulang tahun?"

Pertanyaan itu, membuat Zhu Qingyun tertunduk. Dia tak mau menjawabnya. Lantas mengepalkan tangannya dengan erat.

"Kakak? Kenapa Kakak tidak mau menjawab?" Zhu Linglong berusaha menggali. Agar sepupunya itu, mau menjawabnya, dan berhenti pura-pura menghiburnya.

Namun, Zhu Qingyun tetap tak bisa mengangkat kepalanya. Hatinya terkulai lemah, dia tak bisa sama sekali menjawab pertanyaan yang sangat menyakitkan itu. Sama saja dengan bunuh diri bagi Zhu Qingyun.

Melihat kebimbangan Zhu Qingyun, Zhu Linglong menarik senyumnya. Berusaha berbicara dengan aura kecantikannya, "Kakak Qingyun. Hidupku sudah dihitung. Setiap aku berulang tahun, aku selalu menghitung sisa waktuku di dunia ini. Dan juga... ketika aku berulang tahun, kau akan selalu membawakan arak baru. Tapi, kali ini... arak ini adalah persembahan terakhirku, Kak. Tolong tuangkan di saat aku meleburkan diri di api altar pengorbanan."

"Tidak! Tidak akan!"

Meskipun Zhu Qingyun mengamuk, berusaha menolak segala fakta. Namun, Zhu Linglong tetap tersenyum. Dia menarik Zhu Qingyun dalam pelukannya kemudian memejamkan mata, agar mereka sama-sama lupa akan sisa waktu yang dimiliki oleh Zhu Linglong.

Sedang, pada dimensi alam bawah sadar Zhu Linglong. Dewa Kecil Phoenix Api, Zhu Que si burung Phoenix Merah Delima yang bersemayam di dalam jantung Zhu Linglong mencebik kesal. Menunggu dengan tak sabar, "kapan aku diizinkan untuk mengeluarkan kekuatan agar Zhu Linglong ini tak bisa membunuhku bersama dengan tubuh lemahnya ini?!"

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Walang Komento
9 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status