Share

23 | Tipu Muslihat 2

Saat bungkusan paket itu terbuka paripurna, mendadak aku bisa melihat kedua bola matanya berbinar. Doi berusaha menutupi rasa gembiranya dengan membalikkan badan. Juleha lantas membeber gaun yang dia idamkan itu ke arah ventilasi. Kan lagi hujan, apanya yang mau diterawangi? Tapi, Juleha kelihatan bahagia hingga guling-guling di lantai.

“Surprise!” kataku verbal dengan datar.

Tapi tanpa alat bantu dengar, Juleha tak mendengarnya. Semoga dia membaca gerak bibirku.

Di tengah Juleha mengagumi pakaian yang diinginkannya itu, aku bergeser duduk di kursi sofa butut di ruang tamu. Doi lantas menurunkan baju, berbalik badan lagi, lalu menatapku tajam.

“Piroan?” tanyanya verbal. (Berapaan?)

“Rong atus,” aku menjawab jujur dengan bahasa isyarat, lantas berhanduk. “Balekno lho yo?” (Dua ratus. Kembalikan, lho ya?)

Aku sengaja ngomong begitu supaya Juleha merasa terikat denganku karena berhutang. Aku pun t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status