Share

29 | Rumah Kuno

“Lang!” teriak seorang perempuan memanggilku dari luar kamar. “Galang,” panggilnya lagi. “Tangi, Le! Gak jemput Amel ta?”

“Nggih, Buk!” balasku setengah sadar dari dalam kamar.

Tapi, kok ibu bisa tahu aku mesti jemput si Amelia, malam ini? Aku kan gak cerita ke beliau. Mungkin saja, bapak yang kasih tahu. Aku lihat jam dinding hitam bergambar logo huruf A dan W putih yang saling tumpuk. Telunjuknya yang pendek mengarah ke angka 5, sementara telunjuk panjanganya menunjuk angka 1. Sudah jam lima sore.

Rupanya aku ketiduran setelah bermain gitar tadi. Paracetamol memang jos markuojos! Pantas, orang berkendara dilarang mengonsumsinya.

Aku pun merenggangkan ototku yang kaku, lalu menengok ponsel. Ada beberapa pesan percakapan via WhatsApp. Masih dalam keadaan terbaring, aku baca siapa saja yang mengiriku pesan. Yang terbaru ada si Ameliaia Limantoro yang mengingatkanku untuk menjemputnya tepat jam tujuh malam. Ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status