Home / Romansa / Atasan Posesif itu Mantan Suamiku / Bab 86. Dalam dinginnya sungai

Share

Bab 86. Dalam dinginnya sungai

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2025-05-24 05:56:10

Di luar, matahari mulai tenggelam.

Dan dalam hati Henry, cahaya yang pernah menyinari dunianya terasa semakin redup.

"Kau salah, Henry." Suara Archer terdengar tajam, tapi juga sarat dengan sesuatu yang lebih dalam—ketakutan, mungkin. "Darah itu mengalir dalam dirinya. Siapa tahu suatu saat nanti, dia akan melakukan hal yang sama padamu."

Darahnya berdesir.

Henry menatap ayahnya, mata caramelnya yang biasanya hangat kini menyala dengan kemarahan.

"Ayah, kau selalu menyalahkan Aurora!" suaranya bergetar. "Kau tidak pernah mau melihat kebaikan dalam dirinya. Kau hanya melihat masa lalu, melihat dosa ayahnya, tapi kau menutup matamu terhadap siapa Aurora sebenarnya!"

Archer menghela napas, lalu berdiri. Langkah-langkahnya berat saat ia mulai berjalan mondar-mandir, seakan mencari cara untuk menjelaskan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.

"Aku hanya ingin melindungimu," katanya, suaranya melembut. "Aku tidak ingin kau terluka lagi."

Henry terkekeh pahit. Terluka?

"Aku sudah terluka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 86. Dalam dinginnya sungai

    Di luar, matahari mulai tenggelam. Dan dalam hati Henry, cahaya yang pernah menyinari dunianya terasa semakin redup. "Kau salah, Henry." Suara Archer terdengar tajam, tapi juga sarat dengan sesuatu yang lebih dalam—ketakutan, mungkin. "Darah itu mengalir dalam dirinya. Siapa tahu suatu saat nanti, dia akan melakukan hal yang sama padamu." Darahnya berdesir. Henry menatap ayahnya, mata caramelnya yang biasanya hangat kini menyala dengan kemarahan. "Ayah, kau selalu menyalahkan Aurora!" suaranya bergetar. "Kau tidak pernah mau melihat kebaikan dalam dirinya. Kau hanya melihat masa lalu, melihat dosa ayahnya, tapi kau menutup matamu terhadap siapa Aurora sebenarnya!" Archer menghela napas, lalu berdiri. Langkah-langkahnya berat saat ia mulai berjalan mondar-mandir, seakan mencari cara untuk menjelaskan sesuatu yang tak bisa dijelaskan. "Aku hanya ingin melindungimu," katanya, suaranya melembut. "Aku tidak ingin kau terluka lagi." Henry terkekeh pahit. Terluka? "Aku sudah terluka

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 85. Kehampaan

    Setibanya di jembatan, Henry melihat kerumunan orang, garis polisi, dan mobil-mobil patroli yang lampunya masih berkedip-kedip. Ia keluar dari mobil dengan langkah gemetar. Udara dingin menusuk kulitnya, namun yang lebih menusuk adalah kenyataan bahwa Aurora mungkin ada di bawah sana, terjebak dalam gelapnya sungai Thames. Matanya tertuju pada pagar pembatas jembatan yang rusak—bekas benturan keras yang menandai titik terakhir Aurora berada di dunia ini. Di bawah jembatan, beberapa perahu karet dan penyelam masih menyisir sungai, mencari sesuatu yang mungkin sudah terlambat untuk ditemukan. Henry melangkah ke tepi jembatan, menatap ke bawah. Gelombang hitam sungai yang tenang terasa begitu kejam. Seolah-olah air itu telah menelan Aurora tanpa belas kasihan, menyembunyikannya di dasar yang dingin dan tak tersentuh. Air matanya kembali mengalir. Ia tidak bisa menerima ini. Tidak dengan cara seperti ini. Tangannya mencengkeram pagar jembatan yang dingin, tubuhnya terasa lemas. Napasn

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 84. Kemarahan dan air mata

    Rosamaria menatap Henry dengan ekspresi penuh keterkejutan, sementara Vernon tampak sulit mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Florien menggertakkan giginya, matanya menatap tajam ke arah Henry, tapi tak ada yang berkata apa-apa dan di dalam keheningan itu, Henry sadar. Tak peduli seberapa dalam penyesalannya. Tak peduli seberapa besar rasa sakit yang ia rasakan. Ia mungkin sudah kehilangan segalanya. "Aku tahu aku salah meninggalkan Aurora seperti itu." Suara Henry lirih, nyaris tak terdengar. "Tapi saat itu, aku... aku tidak bisa berpikir jernih. Aku merasa dikhianati, dibohongi. Aku...." "Tapi kau memilih menyakitinya?" potong Jesselyn, suaranya bergetar menahan amarah dan air mata. "Kau memilih menghancurkan hatinya, Henry? Kau memilih membiarkannya sendirian, terluka, di hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya?" "Jesselyn," tegur Rosamaria, mencoba meredam emosi. "Tidak, bibi Rosamaria!" Jesselyn menoleh tajam. "Henry salah! Dia seharusnya tida

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 83. Seribu penyesalan

    Ada sesuatu dalam suara William yang membuat jantung Henry berdetak lebih cepat. Keingintahuan bercampur ketakutan merayapi dirinya. Dengan tangan dingin, ia meraih remote dan menyalakan TV. Dan saat layar menyala— Dunia Henry berhenti berputar. KECELAKAAN MAUT DI JEMBATAN WESTMINSTER: MOBIL TERJUN KE SUNGAI THAMES, KORBAN BELUM DITEMUKAN Berita utama terpampang jelas di layar. Henry menelan ludah, pandangannya terpaku pada gambar mobil yang hancur, separuh tenggelam di sungai. Mobil itu. Mobil yang begitu dikenalnya. Mobil yang terakhir kali dikendarai oleh Aurora. Suaranya reporter bergema di kepalanya. "Sebuah mobil sedan berwarna merah terjun ke Sungai Thames kemarin sore." Henry tidak bisa bernapas. "Korban yang belum ditemukan adalah…." Tidak. Tidak. Jangan. "Aurora Stockwell." Seketika, seluruh dunianya runtuh. Nama itu menusuk dadanya seperti belati yang mematikan. Aurora. Aurora yang ia cintai. Aurora yang ia tinggalkan. Aurora yang kini hilang. Tubuh He

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 82. Di antara doa dan air mata

    Sementara itu, Jesselyn terduduk lemas di sofa, wajahnya seputih kertas. Tangannya mencengkeram dadanya, berusaha meredakan kepanikan yang mulai menyesakkan. Tatapannya kosong, sulit menerima kenyataan bahwa calon adik ipar mereka mungkin tak akan pernah kembali. Florien menatap mereka satu per satu, dan tanpa sadar, air mata mulai mengalir di pipinya. Melihat orang-orang yang ia cintai hancur seperti ini membuat hatinya ikut remuk. Vernon menelan ludah, berusaha menguatkan diri untuk melanjutkan, tapi kata-kata itu begitu sulit untuk keluar dari bibirnya. "Polisi sudah melakukan pencarian sejak tadi malam." Suaranya bergetar, hampir tidak terdengar. "Tapi sampai sekarang mereka belum menemukan Aurora." Keheningan menyergap ruangan, begitu pekat hingga suara isak tangis Rosamaria terdengar menyayat hati. Margarita masih melantunkan doa dengan suara lirih, tangannya menggenggam rosario begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Di sudut ruangan, Vernon berdiri mematung. Dada

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 81. Hilang bersama senyap

    "Tidak... tidak mungkin." Suara Florien nyaris tak lebih dari bisikan, suaranya gemetar. "Aku tahu ini sulit dipercaya, Flo," suara Vernon terdengar berat, seolah ia berjuang keras menahan emosinya. "Aku juga masih syok. Aku sedang di tempat kejadian sekarang." Tangis Florien pecah begitu saja. Ia tak sanggup menahannya. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya, jatuh ke lantai tanpa suara. Kedua kakinya melemas, hampir saja ia terjatuh jika tangannya yang bebas tidak segera mencengkeram pinggiran sofa. "Flo?" Suara Vernon kembali memanggil. "Apa kamu masih di sana?" "I-iya." Napasnya tersengal. "Apa... apa Aurora selamat?" Hening sejenak di seberang sana. Seakan Vernon butuh waktu untuk mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya menjawab dengan suara yang hampir patah. "Para penyelamat belum bisa menemukan Aurora." Florien menutup mulutnya, berusaha menahan isakan yang semakin membesar. "Pencarian dihentikan untuk malam ini," lanjut Vernon dengan suara putus asa. "Mereka

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 80. Di antara penyesalan dan kehilangan

    Henry duduk di tepi ranjang hotel, membiarkan tatapannya jatuh ke jendela besar yang menampilkan pemandangan kota yang terang benderang. Namun, cahaya itu tak bisa menembus kegelapan yang bersarang di hatinya.Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, mencoba mengusir rasa bersalah yang semakin menjeratnya seperti rantai besi.Ia meninggalkan Aurora.Lagi.Ia seharusnya bisa menebus kesalahannya di masa lalu, tetapi sekali lagi, ia justru menghancurkan wanita yang paling ia cintai. Ia pikir keputusannya sudah benar. Ia pikir dengan menjauh, ia bisa menghindari luka yang lebih dalam, tapi ternyata, rasa sakit itu tetap ada dan kini, lebih buruk dari yang pernah ia bayangkan.Dan sekarang...Sekarang mungkin sudah terlambat.Henry merasakan dadanya sesak. Ia tak pernah tahu seperti apa rasanya kehilangan seseorang yang begitu berharga sampai sekarang.Ia tak akan pernah bisa mengatakan bahwa ia masih mencintainya.Tak akan pernah bisa meminta maaf atas semua kesalahan yang ia buat. Tak ak

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 79. Senja di tepi jembatan

    Di atas jembatan, orang-orang berkerumun, menyaksikan kejadian tragis itu dengan keterkejutan yang masih membekas di wajah mereka. Beberapa menutup mulut, beberapa berbisik dengan ngeri, dan sebagian lainnya hanya terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat.Di antara mereka, Vernon berdiri mematung, napasnya tercekat, tubuhnya membeku.Tidak.Tidak mungkin.Tidak mungkin yang baru saja ia lihat adalah kenyataan.Jantungnya seakan berhenti berdetak saat mobil Aurora menabrak pembatas jembatan dan jatuh ke sungai, menghilang ke dalam gelombang yang menggulung dengan kejam.Seketika, Vernon merasakan sesuatu dalam dirinya pecah. Tanpa berpikir panjang, ia keluar dari mobilnya dan berlari ke tepi jembatan. Matanya liar mencari di antara air yang beriak, berharap menemukan tanda-tanda Aurora. Namun, sungai hanya menyajikan kehampaan.Airnya terlalu keruh.Aurora ada di sana. Di bawah sana.Sendiri.Tanpa menunggu lebih lama, Vernon merogoh ponselnya dengan tangan gemetar d

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 78. Satu nama terakhir

    Aurora menggenggam erat kain gaunnya, jari-jarinya bergetar. Napasnya tercekat di tenggorokan. Jadi benar, Henry sudah tahu.Dugaan yang sejak tadi berputar di kepalanya akhirnya terbukti.Ia memejamkan mata, tapi air matanya terus mengalir, membasahi pipinya yang telah lama kering dari kebahagiaan. Tubuhnya gemetar hebat, seolah-olah ia hanyalah sebuah boneka porselen yang siap retak dan hancur kapan saja.Gaun pengantin putih yang tadinya berkilau kini tampak lusuh dan tak bernyawa seperti hatinya yang kini telah hancur berkeping-keping. Hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya, hari yang selama ini ia nantikan dengan penuh harapan, berubah menjadi mimpi buruk yang tak akan pernah bisa ia lupakan.Henry, pria yang selama ini ia cintai lebih dari apa pun, pria yang telah ia pilih berkali-kali meskipun dunia terus berusaha memisahkan mereka telah mencampakkannya.Tanpa penjelasan.Tanpa sepatah kata.Ia pergi begitu saja, meninggalkannya di altar, seolah-olah sem

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status