Home / Romansa / Atasan Posesif itu Mantan Suamiku / Bab 91. Dalam dekapan ketidakpastian

Share

Bab 91. Dalam dekapan ketidakpastian

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2025-05-27 03:05:57

Florien menoleh cepat. William baru saja masuk, handuk kecil tersampir di lehernya, keringat masih membasahi pelipisnya setelah joging pagi. Ia tampak segar, namun ekspresi Florien yang penuh kecemasan langsung membuatnya mengernyit.

"Kau sudah bangun?" sapanya lembut, mengecup kening adik sepupunya seperti biasa.

"Iya, tapi Vernon sudah tidak ada di kamar."

Suara Florien terdengar lebih putus asa dari yang ia harapkan.

William menatapnya lebih serius. "Vernon? Mungkin dia di halaman belakang?"

Florien menggeleng cepat. "Aku sudah mencari ke seluruh penjuru rumah. Dia tidak ada."

Rasa tidak enak mulai menjalar di dada William. Ia meraih ponselnya dan menekan nomor Vernon. Nada sambung terdengar, satu kali, dua kali, lalu berlanjut tanpa jawaban.

Sekali lagi.

Tidak ada jawaban.

William menurunkan ponselnya, ekspresinya mulai berubah.

"Mungkin dia ada urusan mendadak di luar," ujarnya, berusaha terdengar tenang.

Florien menggeleng.

Suasana di ruangan semakin mencekam. Florie
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 99. Skandal Keningston

    Pintu besar mansion berderit pelan saat terbuka, membiarkan udara malam yang dingin merayap masuk.Langkah-langkah lembut terdengar di lantai marmer saat Jesselyn melangkah masuk, diikuti oleh Theodore, bocah kecil dengan mata bulat penuh rasa ingin tahu. Cahaya lampu redup menerpa wajah mereka, menciptakan bayangan samar di dinding berornamen klasik.Di ruang tamu, Florien, Margarita, Rosamaria, dan William duduk dalam diam, wajah mereka penuh kecemasan. Suasana yang sudah berat semakin terasa ketika mereka melihat kedatangan Jesselyn dan Theodore.Margarita bangkit lebih dulu, matanya berkaca-kaca. "Jesselyn, Theodore." Suaranya mengandung kehangatan yang bercampur kesedihan.Jesselyn tersenyum tipis, meski kelelahan terlihat jelas di wajahnya. "Maaf baru bisa datang. Aku baru saja dari rumah sakit, menjenguk Aurora. Florien sudah memberitahuku tentang Henry."Theodore, yang sejak tadi menggenggam tangan ibunya, tiba-tiba berlari kecil ke arah Florien dan memeluknya erat. "Tante Flo

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 98. Firasat Florien

    Ia tidak yakin apakah baterainya masih cukup, tapi ini satu-satunya harapan. Dengan hati-hati, ia mulai menggerakkan jari-jarinya yang terikat, mencoba menjangkau saku belakang celananya tanpa menarik perhatian Yolanda.Tetap tenang, Henry. Jangan sampai dia curiga."Yolanda," Henry mencoba merendahkan suaranya, berpura-pura menyerah. "Aku hanya ingin tahu satu hal."Mata Yolanda berbinar, penuh harapan."Apa?""Kenapa aku?"Yolanda menatapnya, napasnya sedikit terputus-putus. "Karena kau satu-satunya yang pernah membuatku merasa hidup. Aku mencintaimu, Henry. Aku rela melakukan apa saja untuk memastikan kita bisa bersama."Henry tersenyum kecil, pura-pura memahami. "Jadi, kau tidak akan membiarkanku pergi?"Yolanda tertawa kecil, menggeleng. "Tentu saja tidak. Aku tidak bisa kehilanganmu lagi."Saat itu juga, jari Henry berhasil menekan tombol panggilan darurat di ponselnya. Ia hanya bisa berharap seseorang di kantor polisi mendengar dan bisa melacak lokasinya sebelum terlambat.Teta

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 97. Sebelum terlambat

    Hening.Yolanda menatap Henry, tubuhnya sedikit gemetar, lalu ia tertawa. Tawa yang dingin, getir, dan hampir terdengar putus asa."Kau hanya terpesona oleh kebaikannya, Henry. Kau hanya terpikat oleh sesuatu yang tampak sempurna di matamu.""Tidak, Yolanda." Henry menatapnya tajam. "Ini bukan tentang kesempurnaan. Ini tentang seseorang yang membuatku merasa berarti. Aurora tidak pernah mencoba mengubahku, dia tidak pernah memaksaku untuk menjadi seperti yang dia inginkan, tapi kau ingin mengendalikanku, menjadikanku milikmu, seolah aku hanya sebuah objek."Mata Yolanda berkedip cepat. Dadanya naik-turun dengan cepat, napasnya memburu."Kau bohong," bisiknya.Henry menggeleng. "Kau tidak menginginkanku, Yolanda. Kau hanya ingin memiliki sesuatu yang tidak bisa kau dapatkan. Itu bukan cinta, itu obsesi."Yolanda mencengkeram rambutnya sendiri, matanya berkaca-kaca. "Diam!""Yolanda, kau harus berhenti sebelum semuanya terlambat.""Diam!"Yolanda tiba-tiba berdiri, berjalan mondar-mandi

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 96. Pengakuan Yolanda

    "Baiklah. Aku akan coba menghubunginya lagi nanti," kata Florien akhirnya.Vernon menepuk bahunya. "Hati-hati di jalan."Florien hanya mengangguk kecil, tapi pikirannya terus-menerus dipenuhi bayangan Henry. Saat ia, Margarita, dan Rosamaria berjalan keluar dari rumah sakit, kecemasan itu semakin menguat.Di mana kau, Henry?***Angin laut berembus tajam, membawa serta aroma asin yang menyengat. Malam sudah turun sepenuhnya, menyelimuti gudang tua di tepi pelabuhan dalam bayangan pekat.Yolanda berdiri di depan pintu berkarat itu, tubuhnya gemetar bukan karena dingin, melainkan karena sesuatu yang berputar di dalam kepalanya. Ia menatap tangannya sendiri, merasakan bagaimana ujung jarinya sedikit bergetar.Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Tidak, aku harus tetap fokus. Dengan sedikit ragu, ia mendorong pintu. Engselnya kembali berderit pelan, seperti jeritan samar dari sesuatu yang terkubur dalam gelap.Begitu masuk, ia meraba dinding dengan tangan gemetar, me

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 95. Antara napas dan harap

    Dengan langkah penuh debar, Rosamaria berjalan melewati pintu ICU. Ruangan itu dipenuhi aroma antiseptik, mesin-mesin medis berdenting pelan di sudut ruangan. Di atas ranjang rumah sakit, Aurora terbaring dengan wajah pucat, selang infus masih tertanam di lengannya. Mata mereka bertemu. Mata biru Aurora yang dulu begitu bersinar, kini tampak lelah dan redup, tapi tetap menyimpan kehangatan yang selalu Rosamaria rindukan.Air mata langsung jatuh di pipi Rosamaria. "Aurora...." Suaranya bergetar, setengah tidak percaya.Aurora mencoba tersenyum, meski lemah. Bibirnya bergerak pelan, nyaris tanpa suara."Ibu...."Seketika, tangis Rosamaria pecah. Ia langsung menggenggam tangan Aurora, merasakan kehangatan yang masih tersisa di sana."Kau kembali," bisiknya. "Aku pikir aku sudah kehilanganmu."Aurora mengedipkan matanya perlahan, seolah mencoba mengumpulkan tenaga hanya untuk menatap Rosamaria lebih lama. Suaranya masih lemah, nyaris seperti bisikan."Aku masih di sini."Rosamaria mengge

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 94. Menikalah atau mati

    Di luar apartemen, di kejauhan, sosok seorang wanita berlari tanpa arah. Napasnya terengah, tangannya memegang perutnya yang membesar.Yolanda.Jantungnya berdetak kencang. Mereka datang lebih cepat dari yang ia duga.Ia terus berlari, menyusuri jalan-jalan sepi di tengah malam. Kakinya terasa berat, tubuhnya lelah, tapi ia tak bisa berhenti. Tidak sekarang.Ia akhirnya sampai di sebuah gang sempit. Dengan napas tersengal, ia bersembunyi di balik tumpukan sampah, berusaha menenangkan diri."Aku tidak akan membiarkan mereka menangkapku," gumamnya dengan penuh kebencian.Napas Yolanda tersengal, tubuhnya hampir roboh setelah berlari melewati gang-gang sempit. Jantungnya berdentum kencang, seakan ingin meledak dari dadanya. Suara sirene polisi semakin jauh, memudar di kejauhan. Ia berhasil lolos untuk saat ini.Dengan sisa tenaga yang ada, Yolanda menyeret langkahnya menuju sebuah gudang tua di dekat pelabuhan. Bangunan itu tampak terlantar, kusam, dan hampir hancur dimakan waktu. Tak ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status