Share

Bab 15.

Penulis: Itha Irfansyah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-24 15:29:21

Setelah konfrontasi terakhir di rumah Arga, Rani mulai menyadari bahwa Arga sudah benar-benar memilih Dara. Meski hatinya masih terluka, ia tahu bahwa memaksa Arga hanya akan membuatnya kehilangan rasa hormat dan kepercayaan Arga.

Rani memutuskan untuk menenangkan diri, sambil tetap memikirkan masa depan anaknya. Ia mulai menyiapkan strategi matang untuk menghadapi situasi, tanpa harus merusak hubungan Arga-Dara. Perlahan, Rani menerima bahwa cinta Arga kini tidak lagi untuknya, dan ia harus belajar mandiri demi anak yang di kandungnya.

Dengan ancaman terbesar dari Rani yang mulai mereda, Arga dan Dara semakin menikmati kebersamaan mereka.

Mereka sering menghabiskan waktu berdua di rumah, berbagi cerita tentang hari mereka, tertawa, dan kembali menemukan kemesraan yang tulus.

Malam-malam intim mereka bukan hanya soal fisik, tapi juga tentang kepercayaan dan kedekatan emosional yang makin dalam.

Dara merasa aman, dan Arga merasa hatin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 53.

    Langit pagi itu tampak kelabu, seolah meniru perasaan tegang yang menyelimuti Riana sejak ia membuka mata. Namun, di balik rasa cemas yang masih tersisa, ada percikan kecil dari keyakinan, bahwa mungkin, hari ini segalanya akan mulai menemukan keadilan yang selama ini ia perjuangkan. Adrian menunggu di lobi hotel, sudah rapi dengan setelan abu muda. Begitu melihat Riana turun, ia tersenyum hangat. “Siap menghadapi hari terakhir?” Riana menghela napas pelan, mencoba tersenyum. “Aku harap ini benar-benar hari terakhir.” “Kalau pun belum,” jawab Adrian lembut sambil merapikan rambut Riana yang tertiup angin, “aku janji, kita hadapi sama-sama sampai akhir.” Mereka tiba di pengadilan lebih awal. Pengacara sudah bersiap, membawa tambahan dokumen yang berisi bukti transfer dan pernyataan baru dari salah satu rekan kerja lama Riana di PT. KSS yang akhirnya bersedia bersaksi. Itu menjadi titik penting. Ketika sidang dimulai, suasana lebih tegang dari hari sebelumnya. Hakim terlihat foku

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 52.

    Langit di luar jendela hotel tampak temaram. Lampu-lampu kota berkelip lembut di antara tirai hujan tipis. Riana berdiri di depan kaca, menatap bayangan dirinya yang tampak tegang. Esok adalah hari penting, sidang pertama yang akan menentukan arah hidupnya. Ketukan pelan di pintu membuyarkan pikirannya. “Riana…” suara lembut Adrian terdengar. Riana membuka pintu. Adrian berdiri di ambang, mengenakan kemeja abu muda dan wajahnya penuh perhatian. “Aku cuma mau memastikan kamu baik-baik saja,” ucapnya pelan. Riana tersenyum samar. “Aku mencoba tenang, tapi tetap saja gugup.” Adrian melangkah masuk, menatapnya dengan mata hangat. “Kamu nggak sendiri lagi sekarang. Aku di sini, selalu.” Suasana hening sejenak, hanya suara rintik hujan di luar yang terdengar. Adrian kemudian mendekat, mengusap lembut rambut Riana yang terurai di bahunya. “Aku janji, apa pun hasil sidang nanti, aku tetap di samping kamu,” bisiknya. Riana menatapnya lama, dan tanpa sadar air matanya menetes.

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 51.

    Pagi itu, langit kota tampak mendung. Awan tebal menggantung seolah ikut menyimpan beban yang akan segera pecah di ruang sidang hari itu. Riana berdiri di depan cermin hotelnya, memakai blus putih dan rok hitam selutut. Wajahnya tampak pucat, tapi matanya penuh tekad. Ia sempat terdiam lama, memegangi kalung kecil pemberian ibunya, lalu berbisik pelan, "Aku kuat. Aku harus kuat." Adrian sudah menunggu di lobi, mengenakan setelan abu gelap. Di sampingnya, pengacara yang mereka percayai, pria yang berusia empat puluhan dengan tatapan tajam dan nada bicara tegas, sedang meninjau kembali berkas-berkas kasus. “Semua bukti digital dan hasil visum sudah lengkap,” ujar sang pengacara saat mereka bertiga berjalan menuju mobil. “Yang penting, kalian tetap tenang. Kita tidak sedang membuktikan harga diri, tapi mencari keadilan.” Riana hanya mengangguk. Tangan

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 50.

    Suasana Selaras Café sore itu berbeda dari biasanya. Lampu gantung berwarna keemasan menghiasi langit-langit, lilin-lilin kecil menyala di setiap meja, dan aroma kopi bercampur dengan wangi bunga melati yang disusun oleh Dara sendiri. Tak ada musik keras, hanya dentingan lembut piano dari musisi lokal yang memang sering tampil di café itu. Riana berdiri di dekat bar, memakai gaun sederhana warna gading. Wajahnya tampak bersinar, bukan karena riasan, tapi karena kebahagiaan yang jujur. Di tangannya, cincin perak pemberian Adrian memantulkan cahaya lilin. Dara tersenyum lebar saat menghampirinya. “Akhirnya ya, Ri. Setelah semua yang kamu lewati, kamu pantas bahagia seperti ini.” Riana tersenyum lembut. “Semua juga berkat kamu, Dar. Kalau bukan karena kamu dan Arga, aku mungkin nggak bisa sampai di titik ini.” Arga yang berdiri di sisi Dara menimpali dengan nada hangat, “Kamu itu pekerja keras, Riana. Aku dan Dara c

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 49.

    Malam itu di Selaras Café terasa lebih tenang dari biasanya. Setelah pengunjung terakhir pulang, hanya suara ombak dari kejauhan yang masih terdengar. Di meja dekat jendela, Riana dan Adrian masih duduk berdua. Gelas kopi mereka sudah dingin, tapi tak ada di antara keduanya yang ingin beranjak. Riana menatap cincin di jarinya, perak sederhana, tapi berkilau hangat di bawah cahaya lampu café yang temaram. Adrian menatapnya diam-diam, lalu berkata dengan suara pelan namun mantap.“Terima kasih… sudah menerimaku, Riana. Aku tahu perjalanan ini nggak mudah buat kamu. Tapi aku janji, aku bakal ada di setiap langkahmu.” Riana tersenyum kecil. Ada air mata yang menahan di sudut matanya, tapi bukan air mata kesedihan, melainkan lega, karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia tak perlu bersembunyi di balik luka.“Aku nggak tahu harus bilang apa, Adrian,” bisiknya. “Aku masih takut… dengan masa lalu, dengan apa kata orang nanti—” “Aku nggak peduli kata orang,” potong Adrian lembut. “

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 48.

    Langit mulai berwarna jingga ketika Adrian, Riana dan kedua adiknya tiba di rumah Dara dan Arga. Rumah itu tampak hangat, dikelilingi sebuah taman dengan aroma laut yang samar terbawa angin sore. Suasana santai, pintu terbuka lebar, dan suara tawa kecil terdengar dari dalam. Dara langsung menyambut keduanya di depan pintu. “Riana! Adrian! Randu! Rina! ayo masuk. Udah ditungguin, nih.” Riana tersenyum sambil membawa sekotak kecil kue yang tadi dia buat di dapur cafe. Adrian hanya mengangguk sopan. Begitu masuk, aroma masakan Arga langsung terasa, entah apa yang dimasaknya, tapi harum rempahnya memenuhi ruangan. Tak lama, Arga keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi minuman dingin. “Riana, lama nggak ketemu, Randu, Rina kalian bisa nonton tv di dalam atau mau karaokean juga bisa.” sapa Arga hangat. “Jadi ini Adrian, ya?” Adrian berdiri, mengulurkan tangan dengan sopan. “Iya, saya Adrian. Senang bisa bertemu, Pak.” “Panggil aja Arga,” balasnya sambil menjabat tan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status