Share

Bab 32

Penulis: Itha Irfansyah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-09 06:33:44

Langit masih abu-abu. Hujan semalam menyisakan genangan di antara roda bus yang berderit pelan. Udara dingin menusuk, membawa aroma tanah basah yang samar-samar bercampur dengan rasa perpisahan.

Riana berdiri di samping bus besar berwarna biru tua itu. Di tangannya tergenggam erat tiket bertuliskan nama kota tujuan, sebuah kota yang dulu sempat memiliki kenangan tersendiri buatnya, jauh dari segala ingatan yang menyakitkan.

Di belakangnya, dua adiknya, berdiri dengan tas punggung lusuh dan mata mengantuk.

“Kak, kita beneran pindah jauh banget, ya?”

“Iya, dek… tapi di sana kita mulai dari awal. Gak ada yang kenal kita, gak ada yang bisa nyakitin kita lagi.”

Suara Riana lembut, tapi matanya basah. Ia memalingkan wajahnya ke arah jalan, seolah masih menunggu sesuatu. Tapi tak ada siapa pun. Hanya lampu-lampu jalan yang mulai padam, dan deru bus yang sebentar lagi akan berangkat.

Bus mulai bergerak perlahan. Dari jendela, Riana menatap bayangan kota yang semakin menjauh, papan nama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 40.

    Hujan turun rintik-rintik di luar. Riana sedang menutup buku laporan penjualan harian ketika Adrian datang tanpa pemberitahuan. Wajahnya tampak lelah, tapi tatapan matanya lembut, penuh tekad. “Riana… aku nggak mau terus berpura-pura. Aku tahu semuanya tentang kamu, tentang masa lalu itu… dan aku tetap di sini bukan karena kasihan. Aku di sini karena aku mencintaimu.” Riana menunduk. Tangannya gemetar memegang pena. Kata-kata itu membuat dadanya sesak. “Adrian… jangan bilang begitu. Kamu tahu aku nggak bisa—”Adrian memotong ucapan Riana, suaranya bergetar. “Aku tahu, Riana. Aku tahu apa yang Freddy lakukan padamu. Aku tahu luka itu belum sembuh sepenuhnya. Tapi aku juga tahu kamu bukan salah. Kamu korban. Dan kamu tetap perempuan yang paling kuat yang pernah aku kenal.” Air mata mulai jatuh di pipi Riana. “Tapi aku mengandung anaknya, Adrian… anak orang yang menghancurkan hidupku. Bagaimana aku bisa terima cintamu dengan keadaan seperti ini? Aku takut kamu kecewa. Aku takut ka

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 39.

    Beberapa bulan telah berlalu sejak pertemuan tak terduga itu. Kota pesisir kini mulai terasa seperti rumah bagi Riana. Laut yang dulu terasa asing kini seakan menjadi saksi keteguhan hatinya. Warung kecil yang pernah menjadi tempatnya bertahan kini sudah tutup, bukan karena gagal, tapi karena Riana kini bekerja di sebuah kafe elegan milik Dara dan Arga, pasangan suami istri yang diam-diam kagum pada kegigihannya. Kafe itu terletak di tepi pantai, dindingnya berwarna putih dengan aksen biru laut. Aroma kopi dan kayu panggang memenuhi udara setiap pagi. Riana berjalan menyusuri area barista sambil memeriksa stok bahan, mencatat pesanan, lalu memberi arahan lembut pada staf lain.“Latte satu, tambahkan sedikit cinnamon di atas foam-nya, ya. Kita buat suasananya hangat pagi ini,” ucapnya sambil tersenyum kecil. Setiap langkahnya kini lebih mantap. Setiap senyum yang ia berikan bukan lagi senyum pura-pura untuk menyembunyikan luka, tapi senyum dari seseorang yang sedang membangun bab

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 38.

    Hujan turun lagi sore itu. Langit Jakarta tampak kelabu, seperti meniru isi hati Adrian yang sudah berhari-hari tak bisa tenang sejak mendengar kabar bahwa Riana mengundurkan diri dan meninggalkan kota tanpa jejak. Ruang kerjanya di PT. KSS kini terasa asing. Meja yang dulu selalu rapi, kini berantakan dengan tumpukan berkas yang bahkan tak pernah disentuh. Laptopnya menyala, tapi layar hanya menampilkan pesan terakhir dari Riana di email perusahaan."Terima kasih atas segala bimbingan dan kebaikan selama saya bekerja di sini.Mohon maaf bila saya banyak melakukan kesalahan. Saya hanya butuh waktu untuk menata ulang hidup saya." – Riana Tak ada alamat. Tak ada nomor baru. Hanya kata-kata pendek yang terasa seperti perpisahan abadi. Adrian memandangi baris itu berkali-kali. Suaranya serak ketika akhirnya berbisik, “Kenapa kamu nggak kasih tahu aku, Riana ... kenapa kamu harus hadapi semua ini sendirian?” Tangannya mengepal. Dia menoleh ke arah jendela, memperhatikan tetes air

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 37.

    Malam menua di atas langit kota kecil itu.Hujan turun perlahan, menetes di atap seng kontrakan yang mulai berkarat, menciptakan irama lembut yang menenangkan sekaligus menyayat.Riana duduk sendirian di ranjang tipis, lampu kamar hanya menyala redup, menerangi sebagian wajahnya yang basah oleh sisa air mata.Tangannya perlahan menyentuh perutnya yang mulai membuncit.Ada denyut kecil di sana, hangat, lembut, tapi juga membuat dadanya terasa sesak.“Maaf…” bisiknya pelan, nyaris tak terdengar.“Maaf kalau Ibu belum bisa jadi perempuan kuat.Ibu cuma… takut.”Ia tersenyum getir, meski air matanya kembali menetes.“Kamu nggak salah, Nak. Kamu nggak minta dilahirkan dari luka.Tapi Ibu janji… Ibu akan jaga kamu. Ibu akan pastikan kamu tumbuh tanpa tahu seberapa gelap masa lalu ini.”Riana menatap langit-langit kamar, seolah berbicara pada dirinya yang lain, dirinya yang dulu masih punya mimpi, masih tertawa dengan Dara di kantin kampus, masih percaya bahwa dunia tak sekejam itu.Namun ki

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 36.

    Riana yang saat itu sedang menata sayuran di depan warung kecilnya terkejut ketika sebuah mobil berhenti di depan kontrakannya yang sederhana. Dari dalam mobil itu, muncul sosok Dara, sahabat lamanya yang kini terlihat jauh lebih dewasa dan elegan, namun dengan senyum hangat yang masih sama seperti dulu. “Riana…” panggil Dara dengan nada pelan namun penuh rasa haru. Riana menoleh, matanya membulat. “Dara?” suaranya bergetar, campuran antara bahagia dan tak percaya. Ia segera menaruh sayuran yang dipegangnya dan berjalan cepat menghampiri sahabat lamanya itu. Keduanya berpelukan erat, pelukan yang terasa menenangkan setelah bertahun-tahun berpisah tanpa kabar. “Aku beneran datang, Ri,” ucap Dara sambil tersenyum. “Aku penasaran gimana kabarmu, apalagi setelah lihat keadaanmu di pasar waktu itu. Kamu nggak berubah banyak… masih aja kuat kayak dulu.” Riana tersenyum lemah. “Aku harus kuat, Dara. Demi Randu dan Rina.” Dara menatap sekeliling kontrakan itu, sederhana, tapi bersih dan

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 35.

    Keduanya terdiam sebentar. Ada udara hangat di antara mereka, bukan hanya karena sinar matahari pagi, tapi karena perasaan hangat yang muncul setelah sekian lama terpisah. Dara kemudian tersadar sesuatu.“Eh, aku belum minta nomor kamu! Kamu tinggal di mana sekarang? Aku harus main ke tempatmu, nggak boleh nggak!” katanya bersemangat sambil mengeluarkan ponselnya.Riana tersenyum, menuliskan nomor dan alamat kontrakannya di dekat pasar kecil di tepi kota.“Aku tinggal di kontrakan kecil, nggak jauh dari sini. Tapi, beneran Dar, tempatnya sederhana banget…”“Aku nggak peduli, Ran,” potong Dara cepat, suaranya hangat. “Yang penting aku bisa ketemu kamu lagi. Aku pengin kita ngobrol banyak, soal hidup kamu, soal semuanya.” Riana menatapnya dengan tatapan yang nyaris berkaca-kaca.“Terima kasih, Dar. Aku senang banget ketemu kamu lagi.” Dara menggenggam tangannya erat, seolah takut kehilangan lagi.“Sekarang kamu nggak sendiri, Ran. Aku janji.” Mereka pun berpisah di persimpangan jala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status