Awalnya Terpaksa Akhirnya Terjerat
Bab 7 (Sakit) Setelah kejadian semalam paginya Fira merasa lebih baik ia mencoba bersikap biasa dihadapan keluarga Dino. "Nduk tolong kamu siapkan nasi goreng ini dimeja makan ya!" ucap Bu Nurul pada Fira yang nampak sudah selesai menyelesaikan pekerjaannya di dapur yaitu mencuci peralatan masak nasi goreng tadi. Gadis itu lalu melap tangannya dan menerima tempat nasi dari tangan Bu Nurul.Setelah menyiapkan sarapan dan berbasa-basi dengan ibu Nurul dan pak Rahman gadis cantik itu diminta untuk membangunkan Dino, meski malas melakukan, Fira juga tak enak menolak akhirnya ia melangkahkan kakinya ke kamar pemuda itu dengan hati-hati.
Fira masuk kedalam kamar Dino, tampak cowok itu masih terlelap dalam tidurnya.
"Gimana gue bangunninya coba,
"Din...Dino bangun!"
Fira menepuk pelan tubuh Dino. Tidak ada pergerakan dari orang yang ia bangunkan, Fira duduk diranjang yang ditiduri Dino. Tubuhnya mendekat ke wajah Dino hingga jaraknya sangat dekat menepuk pelan pipi Dino agar pemuda itu segera bangun.
"Cakep juga kalau lagi tidur gini gak nyebelin," gumam Fira dalam hati. Ia tersenyum hangat memandang wajah Dino yang masih terlelap.
"Udah jangan dilihatin mulu,gue tau gue emang ganteng ntar lo jatuh cinta lagi." Fira terlonjak kaget sampai nyaris terjengkang dari ranjang Dino kalau saja pemuda yang baru bangun tidak menarik tubuh Fira.Buru-buru Fira bangun dan menjauhi Dino,
"Makanya cepetan bangun biar gak kebanyakan ngimpi lo, gue gak mungkin jatuh cinta sama cowok layak lo.""Yakin,.... Gue pastiin bentar lagi lo klepek-klepek sama gue," ucap Dino bangga.
"Najis gue," balas Fira bergidik ngeri.
Dino melangkah ke kamar mandi sebelum cowok itu masuk ia berpesan pada Fira untuk menunggunya selesai dan jangan sampai keluar dulu.
Fira akhirnya menuruti perintah Dino dan dari pada bosan ia berinisiatif untuk membereskan tempat tidur Dino."Loh Dino nya mana Nduk?" Tiba-tiba pak Rahman mengagetkan Fira yang entah datang dari mana.
"Lagi dikamar mandi pak mungkin sebentar lagi selesai," jawab Fira ramah.
"Ya udah gak kamu terusin aja ya!" ucap pak Rahman dan berlalu pergi dari kamar sang anak."Jadi gue beneran disuruh beresin ini semua, mana berantakan banget lagi, ya udah tanggung juga kalau gak diberesin sekalian." Fira mulai membersihkan kamar Dino, yang sudah seperti kapal pecah itu.
Keluar dari kamar mandi Dino tertegun melihat Fira yang lihai membereskan setiap sudut kamarnya,. Cowok tampan itu melipat kedua tangannya di depan dada dan bersiul ria.
"Aaaaaaaaaa ...!!!!" teriak Fira dengan menutup kedua matanya dengan tangan nya. Fira kaget melihat Dino keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi pinggangnya saja.
"Nduk ada apa nduk kamu kenapa?"
"Kamu gak papa kan nduk,ibu sama bapak kaget kamu teriak" ucap orang tua Dino yang kaget karena mendengar suara Fira dan langsung masuk ke kamar Dino.
Fira bingung harus menjawab apa ia harus mencari alasan yang tepat. Karena orang yang membuat dia menjerit sudah kabur kedalam kamar mandi lagi.
"Tadi aku kaget ada tikus lewat waktu aku beresin buku-buku mas Dino."
Fira pikir itu itu alasan yang tidak ketahuan ngibul nya. Dia tidak mungkin bilang kan alasan tadi ia sampai berteriak ."Maaf ya kalau Fira udah ngagetin bapak sama ibu.""Ya udah gak papa tadi kita cuma kaget aja kok, takut kamu kenapa-napa Nduk, ya udah yuk kita sarapan Dino juga sudah siap tuh."
Fira melongo menatap Dino yang sudah berpakaian rapi, dan melangkah duluan ke meja makan, gadis berpikir kenapa cowok itu tidak merasa bersalah sama sekali.
****Setelah selesai sarapan Fira sebenarnya ingin segera pamit kepada orang tua Dino. Namun, belum sempat niatnya ia utarakan. Dino sudah menarik tangannya menuju halaman rumah padahal gadis cantik itu sedang berkemas-kemas.
"Lo ngapain sih narik-narik gue sakit tau?" protes Fira pada cowok yang sedang menaiki motor sport nya itu."Buruan naik, kita jalan!" Menyerahkan helm pada gadis yang malah bengong."Ngapain ...?" jawabnya dan ikut naik keboncengan motor Dino."Bentar gue ijin dulu sama ibu."
Fira nyaris turun untuk berpamitan sebelum dino mencegahnya."Bapak sama ibu gak ada, udah pergi keto6ko. Gue juga udah ijin kok tadi."
Setelah lelah berjalan jalan mereka putuskan untuk mencari makan siang sekaligus. Meski sempat berdebat panjang akhirnya mereka putuskan untuk makan disebuah restoran favorit Dino. Tentunya karena pemuda itu mengancam kalau tidak ikut pilihannya ia tidak mau mengantarkan Fira pulang nanti sore.
Dino menyerahkan sebuah undangan pada Fira, gadis yang penasaran langsung membacanya dengan serius.
"Ini kan undangan reuni SMA, napa lo tunjukkin ke gue?"
Dino berdecak, "Enggak peka banget nih cewek," batinnya."Gue mau pergi sama lo" ucapnya tanpa ekspresi.Fira mengenyit heran dengan ucapan Dino."Kenapa pula harus sama gue?" sambar Fira cepat.Fira mulai berfikir jiwa isengnya mulai beraksi.
"Gue mau ikut ke acara reuni itu tapi ada ada syaratnya?" Menaikkan turunkan alisnya pada Dino.
" Lo perhitungan banget si jadi cewek, gue cuma boleh datang kalau sama lo, bantuin gue napa?"
" Mau gak? Kalau gak mau ya udah lebih baik malam Minggu ntar gue rebahan sama si bubbu aja daripada ikut elo."
"Ya udah apaan, jangan aneh-aneh ya!"
"Gue mau lo gendong gue dari sini sampai taman sana!"
Fira menunjuk sebuah taman di sebarang jalan yang cukup sepi. Dengan terpaksa akhirnya Dino menyanggupi dari pada tidak bisa ikut reuni. Fira tersenyum riang dalam gendongan Dino. "Lo kecil-kecil berat juga ya, kebanyakan dosa ya?" ucap Dino kesal pada gadis yang berada di punggungnya itu."Berisik lo jalan yang cepat lemot banget dah jadi cowok"
Dino mengdengkus kesal karena ucapan Fira, tiba-tiba ia tergoda untuk menjahili gadis yang sedari tadi tak berhenti bicara itu.
Bruuk... Dino menjatuhkan tubuh Fira tiba-tiba, karena tidak melihat situasi dan kondisi Fira jatuh tepat di genangan air yang nampak sangat kotor. Dino tak tahan untuk tidak menertawakan nasib malang tunangannya yang benar-benar mengenaskan. Seluruh pakaiannya bahkan kerudung dan wajah Fira sudah kotor karena terkena lumpur. Dino sampai sakit perut karena kelamaan tertawa terbahak-bahak.Setelah puas menertawakan Fira, pemuda tampan itu kemudian mengulurkan tangannya pada gadis di depannya, namun karena tidak mendapat respon dari dari gadis yang ia jahili , Dino akhirnya mendekati Fira ia tak peduli lagi dengan sepatunya yang juga akan terkena lumpur.
Melihat Fira yang hanya terdiam Dino menyadari dirinya sudah sangat keterlaluan memperlakukan Fira.Pemuda itu sangat menyesal dengan apa yang batu saja dia lakukan pada sang tunangan."Kalau kamu benci sama gue, kenapa lo gak bunuh gue aja sekalian, jangan perlakuin gue kayak gini," ucap Fira sambil bangkit dari kobangan lumpur.
"Maaffin gue Fir! gue emang udah salah!"
Melihat Fira yang mulai menangis Dino sadar kalau dirinya memang sudah sangat keterlaluan. Cowok yang lahir fua puluh lima tahun lalu itu melepas jaket yang ia kenakan dan untuk menyelimuti tubuh Fira."Gue mau pulang!" lirih Fira pilu."Lo tunggu disini bentar ya! jawab Dino lalu berlari entah kemana.Dino kembali lalu menyerahkan paper bag yang ia bawa pada gadis dihadapannya.
"Lo ganti baju dulu ya ntar gue anterin lo pulang." Fira menurut karena tidak mungkin ia pulang dalam keadaan seperti itu.Sepanjang perjalanan menuju rumah Fira, gadis itu tidak berhenti menangis, karena sangat kecewa dengan sikap Dino. Memang dirinya juga sering ngusilin Dino, tapi apa yang sudah Dino lakukan Fira benar-benar tidak bisa dimaklumi lagi.
"Iya Tante makasih, tadi aku baru aja makan siang sama Fira kok gak udah repot-repot." Dino menolak ramah pada Sarah yang menyuruhnya makan di sana.
Fira sendiri ia langsung masuk ke kamarnya, setelah beralasan kepalanya sedikit pusing pada orang tuanya.
Dino sendiri tidak langsung pulang karena masih merasa bersalah.Setelah minta ijin pada papa Fira, cowok itu bergegas menemui Fira dalam kamar.
"Fir , gue masuk ya," ucap Dino lirih.
karena tak kunjung mendapat balasan, Dino langsung masuk ke kekamar tunangan nya itu. Fira yang sedang duduk melipat kakinya dan menyembunyikan kepalanya. Tak merespon sedikit pun kedatangan Dino. Pemuda itu mendekat dengan muka yang teramat merasa bersalah."Gue minta maaf ya lo jangan diem mulu dong, gue jadi bingung,"
Tak bergeming Fira masih mengacuhkan Dino. Gadis itu benar-benar sakit hati.
Dino masih terus memohon maaf pada Fira hingga tangis gadis itu pecah dan terus memukuli dada dino keras. Mesti Fira sudah memukuli nya Dino tampak tak merasakan apa-apa, malah tangan Fira yang kesakitan.
"Lo jahat gak punya perasaan gue benci sama lo"
Fira mengumpat dan masih memukuli dada bidang Dino."Gue tau gue emang jahat,gue udah keterlaluan," batin Dino menyesal.
Karena kelelahan pukulan Fira pada Dino jadi melemah hanya terdengar isak tangisnya yang mulai melunak. Dino yang tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung memeluk tunangannya itu erat dan perlahan menggendong tubuh Fira ke atas tempat tidur.Setelah memastikan Fira tertidur Dino beranjak pergi dari kamar Fira. sebelumnya ia sempat menyelimuti dan mencium kening Fira. " Om, Tante saya mau minta ijin malam Minggu besok mau ngajak Fira keacara reunian SMA saya."Dino mulai mengutarakan maksudnya setelah berbincang ringan dengan kedua calon mertuanya itu. Winata yang sedang menyeruput kopi hitam nya mengangguk kemampuan berucap
"Apa kamu udah bilang sama Fira nak?".
"Udah Om, Fira juga mau kok," imbuh Dino lagi.
"Ya udah nanti kalian perginya hati-hati ya, Om percaya sama kamu." Winata mepuk pundak Dino sambil tersenyum.
"Terimakasih Om , Tante, saya janji akan menjaga Fira.
Sementara didalam kamar Fira menggerutu, sebenarnya ia cuma pura-pura tidur.
"Ngapain tuh cowok rese cium gue segala."
Mengusap kening yang tadi di cium oleh Dino.
" Ntar kalau rabies kan gak gak lucu."
Bergidik ngeri membayangkan. Namun, tiba-tiba ia memandangi cincin pertunangannya dengan Dino tak sadar ia tersenyum manis, lalu beranjak kedepan meja riasnya."Meskipun nyebelin tapi ia romantis juga, seleranya juga lumayan," gumamnya didepan cermin sambil memperhatikan baju yang Dino berikan untuknya, untuk menganti baju yang terkena lumpur tadi.
Selamat membaca
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 25 ( Petunjuk )Dino berlari terburu-buru menuju sebuah kedai bakso di pinggir jalan ya sudah lumayan sepi, setelah masuk Dino melihat hanya ada tiga orang di dalamnya, dua orang lawan jenis duduk berjejer di bangku sebelah kanan, sedangkan satu lagi seorang wanita duduk sendirian di sebelah kiri. Kedua kakinya kemudian melangkah dan duduk di samping wanita yang dari tadi melamun."Ya ampun Mas Dino dari mana aja, udah ditungguin juga dari dua jam yang lalu," sambar Maya pada orang yang baru saja mendudukkan diri di sebelah Fira itu."Lain kali kalau nggak bisa nepatin, ngak usah pakai janji-janjian segala, lihat aju tuh muka Fira udah kusut kayak gitu, kayak jemuran Bu Saodah yang udah seminggu nggak disetrika dan dibiarkan menggunung di keranjang, lecek, kusut, apek banget dari tadi, aku aja sampai takut Mas ngeliatnya," tambah Maya lagi.Dino menatap sedih wanita di sebelahnya yang engga
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 24 ( Bertemu Detektif )"Mas, kalau ternyata aku nggak bisa hamil gimana ?" lirih pelan Fira pada Dino dengan mata berkaca-kaca."Kok kamu jadi pesimis gitu sih, aku yakin kok, apa kamu meragukan kemampuan aku, mau aku buktikan sekarang ," jawab Dino dengan tatapan mesumnya.Fira mencubit pelan perut Dino, " Kamu beneran ngeselin tau? Aku serius bukan bercanda. Terus misalkan anak yang ada di dalam perut mbak Dewi itu beneran anak kamu gimana? Apa kamu akun ninggalin aku dan menerima mbak Dewi seutuhnya?""Kamu gak boleh bicara kayak gitu, aku gak suka."Dino membingkai wajah Fira dengan kedua tangannya, bagaimanapun pria itu juga resah, sejak kedatangan Dewi kerumahnya hatinya selalu gamang."Yang, sini dulu dengerin aku dulu, jangan seenaknya membuat kesimpulan sendiri." Menepuk kedua pelan kedua kakinya, agar Fira segera naik ke pangkuannya.
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 23 ( Penyelidikan Dimulai )"Menantu ibu ini mau pada kemana sih? Kok jam segini udah pada cantik banget," tanya ibu Nurul pada Fira dan juga Dewi yang kini sedang menyiapkan sarapan di meja makan."Kita mau jalan-jalan Bu, terus mau lanjut ke salon nanti kalau sempat," jawab Fira sembari meletakkan Lima piring yang dia bawa ke atas meja."Apa ibu mau ikut sekalian," tambahnya lagi agar ibu mertua itu tidak curiga, karena yang mengetahui rencana ini hanya dirinya dan Dino."Kalu ke salon ibu ngak mau ah, soalnya suka ngantuk." Bu Nurul menjawab sambil terkekeh pelan.Tak lama berselang dua orang laki-laki penghuni rumah itu sudah ikut bergabung dengan mereka diatas meja makan berbentuk bundar itu.Pak Rahman kemudian duduk, lalu mengambil sepiring nasi goreng buatan istrinya. Sedangkan putranya Dino, yang saat ini terlihat sangat segar, dia
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 22 ( Sedikit Hati Nurani Fira )Seminggu telah berlalu, kini Dewi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya di rumah sakit.Malam ini Fira terbangun dari tidur nyenyaknya, karena merasakan lapar, "Padahal tadi sudah makan banyak, kenapa sekarang laper banget sih?" gumamnya dalam hati. Disingkirkannya tangan kekar suaminya yang tengah memeluknya dari belakang, kemudian melangkah pelan agar tidak membangunkan tidur manis Dino.Duduk bersila di atas karpet tebal di ruang TV, Fira memasukan beberapa biskuit sekaligus kedalam mulutnya, entah karena apa, belakangan ini wanita itu mudah sekali terasa lapar.Braaaaak___kkTerdengar suara benda jatuh dari arah dapur, Fira terlonjak kaget, tangannya gemetar seketika, jantungnya berdegup kencang. Fira takut setengah mati, "Suara apa itu, aduh Mama tolongin aku! tapi jangan-jangan itu maling, masak iya ka
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 21 ( Ide )Fira menatap nanar pemandangan di dalam ruangan yang saat ini Dewi tempati, air matanya luruh seketika, sudut dalam hatinya seperti terhunus samurai yang tajam, tulang dalam tubuhnya mendadak melemas, jika tidak berpegang pada tembok di sampingnya wanita itu mungkin sudah roboh.Meski semua ini adalah ide darinya, namun menjalaninya tak semudah membalikkan telapak tangan, dia tetap sakit hati, melihat Dino mengelus perut buncit Dewi dengan lembut sambil tersenyum manis.Ibu Nurul yang baru saja mengambil dompetnya yang sempat tertinggal di dalam taksi, ikut menatap pandangan menantu kesayangannya, Beliau terkesiap melihat kedekatan Dino dan Dewi saat ini." Kamu sabar dulu ya Nduk, biar nanti Dino , ibu yang kasih tau" ucap ibu Nurul berusaha menghibur Fira sambil mengelus punggung menantunya itu.Fira berusaha mengendalikan perasaannya sendiri,
Awalnya Terpaksa Akhirnya TerjeratBab 20 ( Berdamai )Fira menjatuhkan bobot tubuhnya di lantai dapur, duduk jongkok kemudian menenggelamkan kepalanya di antara lipatan kakinya. Fira berusaha menahan tangisnya yang sudah nyaris keluar. Bahu Fira berguncang, hanya isakan kecil yang terdengar sangat memilukan. Dia cemburu, sangat cemburu, hanya dengan melihat tatapan mata sepasang suami-isteri di meja makan tadi saja hatinya sudah sehancur ini.Kemudian Dino datang menghampiri istrinya, memeluk erat bahu Fira yang nampak terguncang hebat." Maaf Sayang kalau tadi aku sempet nyakitin kamu, kamu jangan kayak gini dong!""Aku gak papa kok Mas, aku ngerti bagaimanapun jugakan Dewi istri kamu juga. Udah sana kamu lanjutin makan kamu lagi!""Aku gak mau makan, kalau kamu juga gak makan!""Tapi aku masih kenyang Mas, tadi sempet ngemil tadi"D