Share

Bab 8 Reuni

Awalnya Terpaksa Akhirnya Terjerat

Bab 8 (Reunian)

Mengenakan pakaian berwarna dusty pink, Fira benar-benar terlihat sangat cantik. Usai memoleskan make up tipis ke wajah cantiknya. Ia berusaha memindai lagi penampilannya malam ini.

"Ma,akunya udah cantik belum?" Berjalan kearah ruang tamu di mana kedua orang tuanya berada sambil berlenggak lenggok bak seorang model seksi padahal busana yang ia pakai tertutup.

Papa Fira hanya menggeleng melihat tingkah putri bungsunya itu. 

"Kamu mau ngapain?" protes Sarah yang melihat sang anak mau mencopot sepatunya itu.

"Aku ganti aja ya Ma, ini tinggi banget ntar lo  aku jatuh gimana?" protes Fira sambil memperhatikan sepatunya.

"Gak usah sayang, kamu udah cantik sepatu itu juga udah cocok sama baju kamu."

"Ma, aku takut jatuh nih kalau pakai ini," cicit Fira memohon.

" Makanya nanti kalau jalan hati-hati, jangan pecicilan biar gak jatuh," balas Sarah menyindir Fira.

Tak berapa lama kemudian terdengar suara kendaraan berhenti di depan rumah Fira. Akhirnya orang yang ditunggunya datang juga. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Dino dan Fira bergegas pergi ke tempat reunian itu.

"Kita naik motor nih?" ucap Fira yang cukup keberatan karena pakaian yang ia kenakan karena  cukup ribet.

Melihat raut wajah Fira yang mendadak sedih Dino jadi kecewa. 

"Gue kan gak punya mobil gak kayak mantanmu si Bagus itu yang mau mobil apa aja tinggal tunjuk." Dino menyindir karena merasa direndahkan.

"Kok lo jadi tersinggung gitu, gue kan cuma nanya?" balas Fira sengit.

"Ya kita naik motor lah . yang ada didepan lo sekarang apa motor kan,kalau yang ada didepan lo sekarang helikopter ya kita naik helikopter," sungut Dino tak mau kalah.   

"Kok lo jadi nyolot sih, kayak cewek baru PMS tau."

 Dan begitulah mereka yang harusnya segera pergi ke acara reuni malah main drama saling adu mulut seperti biasa. 

"Kok belum berangkat, ada yang ketinggalan ya?" 

Entah dari mana datangnya Sarah tiba-tiba ada di samping sepasang anak manusia yang tidak pernah akur itu.

"Itu Tante,  Fira tadi katanya mau benerin riasannya dulu," jawab Dino ngasal.

"Iya Ma aku takut malu-maluin nanti," ucap Fira sambil melotot tajam pada Dino.

"Anak mama udah cantik banget kok, iyakan nak Dino?" Menunjukkan wajah putrinya pada Dino.

"Iya Tante, Fira memang sudah cantik gak usah dandan juga cantik, apalagi kalau dandan kayak gini , Dino jadi makin jatuh cinta deh."

Mendengar gombalan Dino, Fira hanya memutar bola matanya malas. Dan menjulurkan lidahnya pada Dino, tanpa sepengetahuan sang Mama.

Tiba ditempat diadakannya reuni SMA Dino, Fira sangat canggung, bagaimana tidak gadis itu sama sekali tidak mengenal siapapun kecuali pemuda fi sampingnya itu.

"Lo mau kemana?" Fira bertanya pada Dino yang berdiri dari kursi tempat mereka duduk bersama.

"Gue mau kesana bentar gabung sama temen-temen gue," balas Dino sambil menunjuk kearah beberapa temannya yang tampak asyik berbincang-bincang.

" Ntar gue ambilin lo minum sekalian . Lo disini aja aja kemana mana," tambahnya lagi.

"Jangan lama-lama ya cepetan!" oerintah Fira pada Dino, yang langsung dianggukki oleh pemuda itu sebelum melenggang  pergi menuju sekumpulan cowok dan cewek di meja sebelah barat.

Fira mengambil benda pipih didalam tasnya, setelah menyala ternyata ada pesan masuk dari mamanya, yang memintanya untuk membeli makanan saat pulang nanti.

 "Fira kamu disini juga, kamu datang dengan siapa sayang?" ucap seseorang yang baru masuk pada Fira.

Degggg ...!!!!

Jantung Fira serasa mau melompat dari tempatnya mendengar suara itu. Gadis berumaur dua puluh tiga tahun yang sedang asyik dengan HP nya itu mendongak, bertemu pandang dengan mata yang selalu ia kagumi dan ia rindukan.

"Kenapa aku bisa lupa kalau Dino dan mas Bagus satu sekolah sih," gumam Fira dalam hati.

Bagus mendekat duduk di kursi bekas Dino tadi. Kemudian menggeser kursi agar semakin dekat dengan Fira.

"Sayang aku minta maaf soal sikap Mama kemarin ya,

Kamu jangan giniin aku dong aku benar-benar gak sanggup jauh dari kamu." 

Fira Masih terdiam bingung harus bersikap bagaimana. Sementara Dino mulai mendekat agar bisa menguping percakapan mereka tak lupa membawa minuman yang Fira pesan.

Bagus menggenggam tangan mantan kekasihnya itu,, dibawahnya kedua tangan orang yang masih ia cintai itu dibibirnya. Diciumnya tangan Fira berkali kali, Sangat kelihatan sekali bahwa Bagus sangat merindukan gadis didepannya.

"Minggu kemarin aku main kerumah kamu sayang, tapi kamu gak ada. Malah kata Mama kamu, kamu sudah tunangan sayang. Bercandanya bener-bener kelewatan banget sumpah gak lucu banget kan Sayang."

Bagus kaget menyadari sesuatu, ia melihat cincin di jari manis Fira. 

" Katakan ini bohong kan, ini cuma akal-akalan orang tua kamu aja kan?" tanya Bagus pada gadis didekatnya.

Fira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,

 "Ini bener kok Mas, aku memang sudah tunangan."

"Gak boleh kamu itu milik ku sayang," teriak  Bagus bahkan teman teman sudah mulai berbisik ingin tau.

Fira menarik kasar tangan nya yang di pegang Bagus karena pemuda tajir itu,  ingin mencopot paksa cincin tunangannya.

Fira mendekat ke arah Dino dan menarik cowok itu kehadapan Bagus. Sedangkan Dino hanya pasrah dia menurut dengan apa yang gadis itu lakukan.

"Aku datang bareng Mas Dino kita juga udah tunangan." Sontak apa yang Fira katakan mengagetkan Bagus dan seluruh teman reuni diacara itu.

"Aku gak percaya bisa aja kan kalian hanya pura-pura, kamu itu milikku sampai kapanpun tetap jadi milikku.

Fira mengerjap kenapa mantan kekasihnya itu sangat percaya diri. Meski Fira masih sangat menyayangi Bagus, namun ia harus melakukan ini Fira bertekad kuat untuk melupakan Bagus,agar harga dirinya tidak diinjak-injak oleh keluarga Bagus. 

" Kita memang udah tunangan ya kan mas," ucap Fira pada Dino lembut ia bahkan melilitkan tangan Dino di pinggangnya, mungkin supaya lebih menyakinkan pikir Fira.

Dino mengangguk membenarkan ucapan Fira, toh memang mereka berdua sudah resmi bertunangan.

 "Dulu gue bener bener kagum sama Bagus dan sekarang gue gak bakal sia-siakan kesempatan baik ini. Kapan lagi gue bisa menang sama Bagus cowok paling kaya yang digilai cewek satu sekolah." batin Dino yakin.

Fira tersenyum manis pada Dino tangannya sibuk membetulkan rambut Dino yang sedikit berantakan, kemudian Dino membalas dengan mencium kening Fira 

"Kita saling mencintai jadi jangan ganggu hubungan kita ya! kamu mending cari saja cewek yang kaya dan pantes bersanding sama kamu," ucap Fira ketus pada Bagus. Namun gadis berhijab maroon itu tak berani menatap wajah Bagus takut ketahuan bohongnya.

Tiba-tiba Bagus maju menarik kerah kemeja Dino dan memukuli dengan emosi, Dino yang tidak siap jatuh tersungkur dan langsung bangkit untuk membalas pukulan Bagus. Semua anggota reuni menjadi panik dan berusaha melerai pertikaian antara Bagus dan Dino.

Setelah suasana lebih kondusif acara reuni pun dilanjutkan kembali. Bagus ditemani beberapa temannya yang sedang menghiburnya.

 Sedangkan Dino sedang dibantu Fira mengobati lukanya, yang tentu saja dengan bumbu-bumbu cinta berbalut akting.

"Mana yang sakit Mas?" tanya Fira pada Dino namun matanya melirik Bagus.

"Sini sakit banget sayang tadi Bagus mukulnya kenceng banget," balas Dino yang mulai menjiwai peran aktingnya.

"Sini ya mas" menunjuk ujung bibir Dino yang nampak sedikit membiru. Dan mulai mengobatinya dengan obat merah. Mungkin karena melirik cowok tajir yang membuat wajah Dino bonyok Fira jadi lebih bertenaga mengusap luka Dino.

"Buset ni anak kenceng banget ngobatinnya, bukannya sembuh gini mah jadi tambah parah," umpat Dino dalam hati.

"Sayang kalau kamu cium luka ini pasti langsung sembuh kan diobatin pake cinta." Fira melotot tak percaya mendengar ucapan Dino 

"Dasar cowok gila" batinnya.

"Mau ya sayang biar cepat sembuh ya_ ya_ ya" Dino tersenyum jail pada Fira. Akhirnya Fira menurut dan mencium pipi Dino sekilas. 

"Kalau gak ada mas Bagus beneran udah gue tonjok lo" bisik Fira ketelinga Dino.

 "Emang enak gue kerjain, balas Dino yang juga berbisik.

Sementara diseberang sana muka Bagus memerah dia benar-benar cemburu melihat Dino dan Fira. Bagus tak menyangka kalau mantanya itu bakal melupakannya secepat itu. Bagus menyerah dan pergi dari tempat itu. Dia benar-benar muak melihat sang mantan mesra dengan pria lain.

Mungkin orang-orang yang datang ketempat reuni itu menyangka kalau Dino dan Fira benar-benar pasangan yang sangat serasi. Mereka tidak tau saja kalau dibiarkan berduaan mereka akan khilaf. Bukan melakukan hal yang tidak senonoh tapi mereka akan sibuk berdebat.

Fira hanya bisa memeluk erat tubuh sang calon suami karena Dino memacu motornya dengan kecepatan tinggi setelah tadi mendapat telepon dari bapaknya yang mengabarkan kalau ibunya dibawa kerumah sakit dan sedang kritis. Fira tak banyak bertanya ia tahu Dino sedang sangat kalut.

Lari secepat mungkin menuju ruangan ibu Nurul. Fira benar-benar kesulitan mengimbangi langkah lebar kaki Dino. Tiba di depan ruangan ibu Nurul, Dino langsung memberondong pertanyaan pada keluarganya Yang sedang berada disana.

"Kanapa ibu bisa kritis sih pak?" tanya Dino pada sang

 bapak yang ada di sana.

 " Ibu tadi jatuh dari kamar mandi Nak, mungkin terpeleset atau apa bapak juga bingung kejadiannya cepat banget." Bapak Dino menjawab tampak wajah pria paruh baya itu yang hanya bisa bersedih. 

Dino masuk kedalam ruang perawatan sang ibu, sedang Fira ia duduki disamping pak Rahman dan menanyakan kondisi ibu Nurul yang katanya masih kritis. Beberapa saat kemudian terlihat Risma, keluar dari kamar rawat inap Bu Nurul. Mungkin wanita hamil itu bergantian dengan sang adik.

Fira berdiri dan mempersilahkan calon kakak iparnya untuk duduk dikursi yang tadi ia diduduki. 

" Papanya intan mana pak ?" tanya Risma pada sang bapak.

"Lagi kekantin nak beli minuman mungkin."

"Mbak gimana kondisi ibu?" Fira bertanya lirih pada wanita hamil itu.

 

"Ibu masih kritis dek, kita doakan ibu ya semoga cepat melewati masa kritis nya." Fira mengangguk yakin menyetujuinya.

Fira memandang iba sosok paruh baya dihadapannya, ia sangat sedih melihat ibu Nurul orang yang amat menyayanginya tak berdaya seperti itu.

"Cepat sadar ya Bu  Fira sayang banget sama ibu," gumam Fira lirih di telinga Bu Nurul.

******

"Maaf ya gara-gara ibu sakit kamu jadi pulang kemalaman," ucap Dino usai turun dari motornya setelah sampai di depan rumah Fira.

" Gak papa gue maklum kok namanya juga musibah. Makasih ya soal yang tadi." 

" Makasih buat?"

"Soal mas Bagus." Dino tersenyum  jadi ingat kejadian di acara tadi

"Iya lo nyante aja, btw salamin buat om sama Tante ya bilangin  gue  minta maaf karena gak bisa mampir."

"Lo langsung ke rumah sakit? "

"Gue mau pulang dulu bentar terus nanti balik kerumah sakit lagi."

" Ya udah Kamu hati-hati ya!"

"Makasih ya"

Fira melambaikan tangan pada Dino, yang di balas dengan senyuman dan anggukan kepala Dino dengan senyum mengembang ia masuk ke dalam rumah."

"Mana makanan pesenan mama Nduk? Jangan bilang kamu lupa loh."   Fira hanya nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Bener kan lupa. Kamu emang kebiasaan," protes Sarah galak.

"Dengerin dulu cerita aku mah, tadi itu kita buru buru karena Bu Nurul masuk rumah sakit, aku jadi lupa."

"Bu Nurul masuk rumah sakit kenapa Nduk, tadi siang masih telpon nan kok sama Mama." Sarah terlihat kaget begitu pula dengan papanya .

"Katanya sih jatuh di kamar mandi Ma,Fira juga kurang tau gimana sebabnya tadi kata bapak Rahman sama mbk Risma sih gitu."

"Besok kita jenguk kesana ya mah, sekalian ngasih support buat keluarga mereka yang sedang kena musibah"  ucap papa Fira pada sang istri 

"Iya pah besok pagi-pagi mama mau masak buat dibawa sekalian kesana deh, kamu ikut kan nduk?" Bertanya pada sang putri sang sudah nampak kelelahan.

"Iya Ma, Pa, besok Fira ikut kok. Aku kekamar dulu ya capek. Aku mau cepat-cepat tidur," ucap f6ira sambil beranjak dari duduknya. Menghampiri dan mencium pipi kedua orangtuanya itu.

 "Kamu jangan lupa bersih-bersih dulu ya nduk"

"Siap kanjeng ratu" balas Fira mulai kabur kekemarnya sebelum bantal sofa melayang ke kepalanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status