Share

Bab 11

Author: Chestnut
Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.

Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.

Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"

Taksi tersebut langsung melaju pergi.

Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.

Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.

Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.

Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.

Kemudian, dia berhenti dan menatap penghargaan berwarna merah yang terpampang jelas di dinding.

Kata "Grup Naga" menarik perhatiannya.

Beberapa menit setelah Yasmin masuk, akhirnya ada polisi yang sedang bertugas menyadari kehadiran Yasmin. Polisi itu berjalan menghampiri Yasmin, lalu melihatnya dari atas ke bawah. Dia menyadari sekujur tubuh Yasmin basah dan salah satu pipinya merah serta bengkak. Polisi itu pun bertanya, "Apa kamu telah dipukul orang?"

"Apa ... itu?" Yasmin seakan-akan tidak mendengar polisi itu. Dia mengangkat telunjuknya untuk menunjuk penghargaan itu.

"Grup Naga adalah penguasa Kota Imperial. Semua mobil polisi di Kota Imperial disumbangkan oleh Grup Naga untuk menjaga keamanan rakyat. Setiap kantor regional mempunyai penghargaan itu. Kami merasa sangat senang mempunyai tokoh besar seperti Grup Naga."

Keamanan rakyat .... Wajah Yasmin menjadi pucat ketika mendengar nada tegas polisi itu.

Jadi, kalau Yasmin melapor Daniel telah melukai orang dan mengurungnya, apa Yasmin akan dianggap sebagai orang gila?

"Ada apa kamu kemari?"

Yasmin gemetaran sambil menggeleng kepalanya. "... Nggak apa-apa."

Setelah mengatakan itu, Yasmin pergi.

Polisi itu merasa Yasmin sangat aneh, jadi dia hanya menganggap Yasmin sedang frustrasi.

Yasmin menuruni tangga dengan kepala tertunduk. Satu demi satu air mata pun menetes.

Semua energinya sudah menghilang. Kini tubuhnya bahkan telah retak dan terbuka lebar. Rasa takut, tidak berdaya dan sakit masuk ke dalam, lalu mengaduk-aduk organ-organnya.

Yasmin tidak bisa melarikan diri. Tidak ada orang yang bisa membantunya.

Kekuasaan Daniel sangat besar. Meskipun dia membunuh Yasmin, tidak ada orang yang akan berani mengatakan 'tidak boleh' ....

Yasmin mengangkat kepalanya. Matanya yang basah melihat sebuah mobil Rolls Royce hitam berhenti di pinggir jalan. Rasa takut pun menghiasi ekspresi Yasmin. Dia memeluk tubuhnya sendiri dengan tangannya yang gemetaran. Yasmin sudah merasa putus asa.

Di belakangnya adalah kantor polisi, sedangkan di depannya adalah jurang. Bagaimana dia akan memilih?

Kaca mobil Rolls Royce itu sangat gelap sehingga orang lain tidak dapat melihat ke dalam. Akan tetapi, Daniel pasti ada di dalam mobil.

Yasmin bisa merasakan seseorang sedang menatapnya. Setelah merasa bimbang selama beberapa detik, Yasmin berjalan menghampiri mobil sambil menahan rasa takutnya.

Seorang pengawal turun dari mobil, lalu membukakan pintu mobil.

Pria yang sedang duduk di dalam mobil menatap Yasmin dengan sinis. Yasmin seolah-olah ditatap oleh ular berbisa.

Yasmin menggigit bibir bawahnya sambil naik ke dalam mobil.

Setelah pintu mobil ditutup, mobil melaju pergi dari kantor polisi.

"Aku kira kamu nggak akan keluar!" Daniel langsung mencengkeram wajah Yasmin, lalu menekannya ke kursi dengan kuat. Daniel mencondongkan tubuhnya sambil menyebarkan aura yang mengerikan.

"Ugh ...." Yasmin mengerutkan alisnya kesakitan.

"Mau lapor polisi? Kenapa? Tidak berguna, ya?"

"Bu ... bukan. A ... aku terkejut karena melihatmu melukai orang. Aku pergi ke kantor polisi hanya untuk mencari perlindungan. Aku nggak punya niat lain."

"Nggak ada yang bisa melindungimu. Aku menguasai seluruh Kota Imperial!" Tatapan mata Daniel tampak tajam. Suaranya yang penuh ancaman terasa sangat kuat.

Yasmin meringkuk ketakutan. "Aku ... tahu ...."

Daniel menarik kembali tangannya. Dia duduk di kursi dan suasana sekitar menjadi dingin.

Yasmin bersandar ke pintu mobil. Matanya yang berkaca-kaca tertuju ke luar jendela sambil menahan suasana menyesakkan di dalam mobil yang tertutup ini.

...

Sudah tengah malam ketika Yasmin kembali ke kamarnya di Taman Royal.

Yasmin menanggalkan pakaiannya yang basah di kamar mandi. Kemudian, dia berdiri di bawah pancuran air hangat. Kulitnya yang putih dan lembut pun berubah menjadi merah muda dengan cepat.

Kulitnya tampak indah.

Akan tetapi, mental Yasmin kurang baik. Dia hanya bisa berpura-pura tegar.

Karena dia mempunyai tiga anak. Dia harus bertahan agar bisa kembali ke sisi mereka ....

Sekarang Yasmin mengerti kalau dia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Dia tidak boleh melanggar perintah Daniel atau menghubungi tantenya. Jadi, Yasmin harus menstabilkan dirinya dulu, kemudian baru mencari kesempatan untuk melarikan diri.

Dia menyentuh perut ratanya yang terdapat bekas luka sepanjang ibu jari dari operasi sesar.

Karena saat itu Yasmin mencari rumah sakit kecil untuk menghemat uang, rumah sakit tersebut ternyata telah meminta seorang dokter magang untuk mengoperasinya. Itu mengakibatkan bekas luka di perutnya menyimpang dari posisi yang seharusnya sehingga bekasnya tidak terlihat seperti dari operasi sesar, melainkan lebih terlihat seperti bekas tusukan.

Makanya, meskipun ada orang yang melihat bekas luka Yasmin, dia bisa menggunakan alasan itu.

Sekarang, Yasmin ingin melakukan operasi plastik untuk menyamarkan bekas lukanya. Dia takut suatu hari Daniel akan mencari kesempatan untuk memeriksa tubuhnya ....

Itu akan bahaya sekali ....

Begitu Yasmin berbaring di ranjang, dia langsung tertidur.

Besok harinya ketika pelayan masuk ke kamar, dia menyadari kalau Yasmin sedang demam tinggi.

Helen pun ditelepon dan diminta datang ke Taman Royal untuk mengobati Yasmin. Saat dia mengetahui kalau itu masih gadis yang sama, dia benar-benar kaget.

Sejak kapan ada wanita tinggal di Taman Royal? Makanya itu, kemarin Tony ikut pergi ke rumah sakit?

Daniel kejam dan berhati dingin, jadi sungguh mengejutkan ketika muncul sebuah pengecualian!

Setelah Helen memberi infus kepada Yasmin, dia keluar dari kamar.

Tony yang sedang menunggu di luar pun bertanya, "Bagaimana?"

"Suhunya sempat turun untuk sementara, tapi keadaannya belum stabil. Aku masih harus mengawasinya," jawab Helen.

"Baik."

"Ini pertama kalinya aku melihat ada wanita tinggal di Taman Royal," ucap Helen.

Tony berpikir ini juga pertama kali baginya.

"Siapa yang memukul wajahnya?" tanya Helen.

Tony terkejut, lalu menjawab, "Aku nggak tahu."

Dia sungguh tidak tahu.

Helen pun tidak bertanya lebih lanjut. Dia merasa ini bukan hal sederhana.

Tiba-tiba muncul seorang gadis cantik di Taman Royal. Dilihat dari usianya, seharusnya dia bahkan belum lulus kuliah.

Yang terpenting adalah hanya dalam beberapa hari ini, dia sudah pernah dilarikan ke IGD sekali dan dirawat oleh dokter datang ke rumah sekali. Bahkan ada bekas tamparan di pipinya dan itu jelas-jelas perbuatan laki-laki.

Hal ini tidak mungkin sederhana.

Namun, ini adalah urusan Daniel, jadi Helen tidak berani campur tangan terlalu banyak. Helen hanya bisa membiarkan Daniel.

Tiga hari kemudian, Yasmin baru membuka matanya. Kepalanya terasa berat.

"Bagaimana perasaanmu?"

Yasmin menoleh dan melihat Helen. "Lumayan baik ...."

Suaranya serak. Yasmin yang merasa tidak nyaman pun mengerutkan alisnya.

Helen memberikan Yasmin segelas air dan sedotan.

Setelah minum air, Yasmin baru merasa lebih baik. Dia berkata dengan lemah, "Terima kasih."

"Sama-sama."

"Sudah berapa lama aku tidur?" tanya Yasmin.

"Kamu tidak sadarkan diri selama tiga hari. Sekarang kamu sudah nggak apa-apa."

Yasmin melihat ke arah jendela sambil melamun. Dia tampak tak bernyawa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
cepet sembuh yaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1181

    "Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1180

    "Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1179

    Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1178

    "Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1177

    Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1176

    Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status