Bayangan Daniel menutupi seluruh tubuh Yasmin. Yasmin seakan-akan sudah disambut oleh neraka.Dia sangat ketakutan sehingga tubuhnya gemetar, tapi dia masih memelototi Daniel, seolah-olah dia tidak takut mati.Daniel menahan amarahnya sambil menatap dengan galak. "Pria bajingan itu bahkan nggak punya kemampuan untuk menolongmu, tapi kamu masih mau bersamanya?"Yasmin sama sekali tidak mau berdebat dengannya tentang hal itu. Untuk apa? Daniel kira dia siapanya?!"Biarkan aku pergi." Yasmin hanya ingin jauh-jauh dari pria ini."Apa dia pernah menyentuhmu?" tanya Daniel dengan suara rendah. Tanpa menunggu Yasmin menjawabnya, Daniel menarik baju Yasmin dengan kuat dan bahu mulus Yasmin terekspos. "Di mana dia menyentuhmu?"Yasmin menggigit bibirnya dan tidak menjawab.Daniel mencengkeram rahang Yasmin. "Apa kamu nggak mendengarku? Apa dia ada menyentuhmu?!"Muka Yasmin terasa sangat sakit sehingga air matanya hampir menetes, tapi dia tetap membungkam mulutnya.Tangan Daniel gemetar dan sek
Video itu mendadak melekat di benaknya.Sebuah truk besar langsung menabrak mobil hitam di tengahnya.Di malam yang gelap, Yasmin bisa melihat pecahan kaca beterbangan. Mobil hitam itu terguling beberapa kali di jalan.Mobil itu cacat parah dan Yasmin tidak bisa melihat orang di dalam.Namun, dia bisa melihat pelat mobil dengan jelas.Daniel menutup video itu, lalu menyimpan ponselnya. Dia menoleh ke Yasmin yang sedang berdiri di sampingnya.Yasmin seolah-olah sudah berhenti bernapas. Wajahnya tampak pucat. "Apa ayahku berada di dalam mobil? Apa dia baik-baik saja?""Dia baru diantar ke rumah sakit dan sedang diselamatkan."Yasmin tersadar, kemudian dia memegang lengan Daniel dengan gelisah. Dia berkata dengan suara gemetar, "Aku mau pulang, aku mau pulang .... Bawa aku pulang!"Daniel mengangkat tangannya, kemudian dia membelai pipi Yasmin. "Paman Andy akan baik-baik, tapi kita harus pulang.""Ayo pulang. Aku akan menurutimu. Ayo pulang." Saat ini Yasmin tidak peduli dengan Daniel. Di
"Ini aneh ...." bisik Klara.Yasmin tidak bertanya tentang Raymond.Karena Daniel ada di sini, Yasmin tidak mau bertanya.Namun, dia dan Klara sudah pergi. Seharusnya Raymond akan melakukan kesibukannya sendiri.Pesawat lepas landas dan melesat ke langit.Pada saat itu, Yasmin terkejut.Itu bukan karena pesawatnya goyang-goyang. Bagaimanapun juga, pesawat pribadi akan lebih stabil.Hanya saja, dia masih trauma karena kecelakaan helikopter waktu itu. Yasmin tampak gugup dan kedua tangannya memegang pegangan kursi dengan erat."Jangan takut. Nggak apa-apa. Ini berbeda dengan helikopter," kata Klara sambil menggenggam tangan Yasmin.Yasmin mengangguk, tapi dia tidak bisa melepaskan rasa takutnya dengan begitu mudah.Daniel menoleh, kemudian dia melihat wajah Yasmin yang sangat gugup dan gelisah. Yasmin sedang menarik napas dalam-dalam untuk menekan rasa takutnya."Jangan duduk di sebelah jendela," kata Daniel.Yasmin tercengang. Tampang konyolnya sudah dilihat oleh Daniel ...."Ayo, ganti
"Eiropa."Irene berpikir, kota mana di Eiropa? Dia bukan ingin mencurigai Daniel, tapi Daniel tidak pernah memberitahunya kalau dia sedang perjalanan bisnis.Saat ini Yasmin sedang berada di luar negeri. Apa mereka akan bertemu?Kalau mereka bertemu, itu disengaja atau tidak?"Eric menenangkannya, "Nona Irene nggak perlu khawatir. Tuan Andy pasti akan baik-baik saja.""Aku tentu tahu Ayah akan baik-baik saja. Aku penasaran di mana Yasmin sekarang? Kalau dia tahu Ayah baru mengalami kecelakaan, dia pasti akan segera pulang, 'kan? Bagaimana kalau kamu menghubunginya?" tanya Irene.Ini masalah hidup dan mati. Kalau Eric tahu cara menghubungi Irene, Eric pasti akan meneleponnya."Maaf, Nona Irene. Aku nggak tahu.""Apa Daniel tahu?""Aku nggak punya hak untuk terlibat dalam urusan pribadi Tuan Daniel."Ketika Dahlia mendengar percakapan mereka, dia juga mendekat. "Eric, kamu tahu nanti Irene akan menjadi istrinya Daniel, 'kan? Kalau kamu membohonginya, itu nggak akan menguntungkanmu di mas
'Kenapa meskipun kamu mengetahui kebenarannya? Kita sudah puluhan tahun menjadi suami istri dan Irene sudah memanggilmu ayah selama 20 tahun. Kamu malah begitu kejam hanya karena Irene bukan anak kandungmu.'Aku menyalahkanmu.'Mereka sampai pagi-pagi sekali.Mereka turun dari pesawat. Ketika mereka hendak naik mobil, Yasmin berkata pada Daniel, "Kamu pergi dulu. Aku dan ibuku akan pergi nanti."Dahlia dan Irene pasti sedang di rumah sakit. Kalau Yasmin dan Daniel muncul bersama, nanti akan terjadi keributan kecil.Sedangkan Andy sedang di ruang operasi. Yasmin tidak ingin mengganggunya.Daniel hanya melirik Yasmin sekilas. Dia pun tidak memaksa. Dia masuk ke dalam mobil, kemudian pergi.Daniel tidak hanya memiliki pesawat pribadi, tapi juga bandara pribadi.Hanya ada beberapa mobil di garasi bandara.Seorang pengawal sedang berdiri di samping dan menunggu mereka naik mobil.Setelah Klara dan Yasmin masuk ke dalam mobil, Klara bertanya, "Ke mana kita?"Yasmin berkata, "Kita pulang ke r
Sikap Daniel yang acuh tak acuh membuat Irene kesal, kemudian dia melirik Yasmin dengan tajam.Saat ini, lampu di ruang operasi padam. Yasmin yang dari tadi memperhatikannya terkejut. Ketika pintu terbuka, Helen keluar.Dahlia dan Irene maju, kemudian bertanya dengan gelisah, "Bagaimana? Operasinya lancar, 'kan?""Operasinya sangat lancar. Tapi, cedera otak pasien sangat serius. Jadi, pasien sudah dalam keadaan koma," ujar Helen.Irene dan Dahlia langsung terdiam.Kaki Klara menjadi lemas dan dia terjatuh ke lantai.Yasmin bahkan lupa membantu ibunya dan sedang menatap kosong pintu ruang operasi.Dia bertanya, "Dokter Helen, apa ayahku akan siuman? Pasien yang koma masih bisa sadarkan diri, 'kan?"Helen melihat ekspresi dingin Daniel. Tatapan mata Daniel yang tajam membuatnya merasa tertekan. Helen pun berkata, "Maaf, cedera otak pasien terlalu serius. Mungkin ... pasien nggak bisa siuman.""Mu ... mustahil. Dokter Helen, kemungkinan kecil pun nggak ada?" tanya Yasmin. "Pasti akan ada
Ketika Yasmin melihat ada pengawal berdiri di depan pintu, dia merasa sedikit gugup.Setelah dia mengumpulkan keberaniannya, dia menghampiri pengawal itu.Mereka baru saja tiba di depan pintu, pengawal itu sudah menghentikan mereka. "Dilarang masuk.""Sekarang di dalam nggak ada orang lain, jadi biarkan kami masuk, ya? Kami sebentar saja," kata Yasmin."Nggak boleh." Pengawal itu bersikeras.Klara merasa sangat gelisah. Dia tidak menyangka setelah Dahlia dan Irene pergi, pengawal ini akan masih berjaga. "Yasmin, bagaimana ini?""Tenang." Yasmin mengeluarkan ponselnya. Dia berjalan ke sisi lain, lalu menelepon Daniel. Tiga detik kemudian, Daniel baru mengangkat telepon. "Apa aku dan ibuku boleh masuk untuk melihat ayahku? Kami sebentar saja. Aku ingin mengetahui kondisinya ...."Ketika Yasmin tidak mendengar suara Daniel, dia menjadi makin gelisah. Bola matanya menghangat dan dia berkata, "Kumohon padamu, biarkan aku melihat ayahku!""Yasmin ...." Klara menarik lengan Yasmin.Yasmin men
Yasmin menatap Daniel dengan mata sembap. Yasmin diam sebentar sebelum menghampirinya. "Daniel, ayahku termasuk baik padamu, 'kan? Dulu dia juga menjagamu, 'kan? Jadi ... bisakah kamu memikirkan cara? Carilah dokter dan ahli terbaik untuk menyembuhkannya. Dengan begitu, dia bisa bangun. Atau aku bersedia melakukan apa pun untukmu selama ayahku bisa bangun!""Sekarang kamu mau tinggal di sisiku?" Tatapan mata Daniel tidak tergoyah oleh apa yang dikatakan Yasmin, melainkan menjadi dingin."Iya ...." Yasmin menundukkan kepalanya.Daniel bisa melihat kalau Yasmin menjawabnya dengan enggan, tapi Yasmin tidak punya apa-apa untuk bernegosiasi dengannya.Sekarang juga seperti itu.Daniel tidak berkata apa-apa. Dia berbalik, lalu beranjak pergi."Daniel!" Yasmin buru-buru mengejarnya. Dia memeluk lengan Daniel sambil menangis, "Kumohon padamu, jangan begini kejam. Kalau sesuatu terjadi pada Ayah, aku nggak punya Ayah lagi. Ayah sangat penting bagiku. Dia ... dia juga kakeknya anak-anak kita. An