Ramsey masih berjalan mengekor di belakang Bastian. “Aku hanya berharap diterima.”
Ketika telah sampai di ruang kerja Bastian, mereka pun duduk berhadap-hadapan. Bastian menatap Ramsey dengan pandangan serius dan bertanya, “Kau mempunyai harapan, tapi, apa kau juga mempunyai keyakinan?”Ramsey menjawab tanpa ragu. “Ya, dari awal aku mempunyai keyakinan bakal diterima, tapi ketika aku melihat ekspresi kekecewaan di wajahmu, keyakinanku menurun.” Namun, kekecewaan itu lenyap dari wajah Bastian, keyakinan Ramsey mulai bangkit kembali.Sekarang, Bastian ingin melihat seberapa besar mental dan keseriusan yang ada pada diri Ramsey. Dia tidak mau salah pilih orang. “Ramsey, kau sadar bahwa pekerjaan yang akan kau tekuni nanti sangat berbahaya? Selama lebih dari sepuluh tahun aku menggeluti dunia ekspedisi di Luxor, setidaknya ada lima puluh kasus kejahatan, dan lima belas anggota tim mati dibunuh.”Meski Bastian menerangkan berbagai macam hal buruk dan menakutkan, pundak Ramsey tak goyah sedikit pun, dia tetap pada pendirian. “Ya, aku tahu bahwa pekerjaan ini sangat berbahaya dan berisiko kehilangan nyawa. Tapi, aku tidak mempermasalahkannya, Pak Bastian. Aku siap menanggung seberapa besar risiko. Tidak hanya ingin mendapatkan pengalaman baru dalam berjelajah, tapi aku berusaha untuk mencintai pekerjaan ini.”“Kau serius mau bekerja di bawah tekanan perusahaan, dan di bawah tekananku?” Bastian memajukan kursi dan terus memberikan tatapan tajam kepada Ramsey. Dia memastikan bahwa Ramsey tidak salah pilih posisi. “Jika kau berada di dekat pintu masuk saja, dan di hari pertama, sudah membahayakan nyawa mu sendiri, bagaimana nanti kalau kau diterima di bagian ekspedisi? Perjalanan ke luar negeri, terkadang menghabiskan waktu selama satu minggu untuk pergi saja. Apa kau mau berhari-hari di dalam mobil yang sempit?”Tahu bahwa dia sedang diinterview, Ramsey tidak boleh salah omong. Jika dua tahapan awal dia merasa banyak yang kurang, maka kali ini dia mesti memberikan sesuatu yang tidak boleh mengecewakan Bastian. Bisa jadi, kesempatan itu terbuka kembali.“Aku siap bekerja di bawah tekanan perusahaan dan di bawah tekanan Pak Bastian, selama perintah tersebut memang sesuai prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan kepada setiap karyawan, dan selagi itu baik dan benar, tentu aku siap melaksanakannya meski penuh dengan tekanan.” Ramsey menghela napas pendek sebelum melanjutkan kalimatnya. “Setiap saat, maut selalu berada di dekat kita, Pak. Siapa yang dapat terlepas dari kematiaan? Dan siapa yang menjamin bahwa esok pagi dia akan masih bisa melihat matahari?” Ramsey berkata tanpa ragu, nadanya tegas.“Aku sudah bisa membayangkan ketika aku menjadi supir dan bepergian dalam waktu yang cukup lama. Mungkin, di awal-awal aku kesusahan dan merasakan kesulitan, tapi aku akan terus belajar dan beradaptasi dengan secepat mungkin. Aku suka tantangan.” Ramsey menerbitkan sebuah senyuman dan dia berharap akan menaikkan rasa kepercayaan Bastian kepadanya.Bastian berpikir keras.Dia memuji keberanian dan kemampuan bela diri Ramsey ketika menghadapi tiga orang perampok sekaligus. Hal tersebut sangat jarang dimiliki bahkan oleh para senior sekalipun. Bisa jadi, seorang polisi saja belum tentu mempunyai keberanian seperit itu. Maka dari itu, salah satu faktor yang membuat Bastian menaruh kepercayaan kepada Ramsey, ya itu, mental dan skill.Bastian memicingkan mata sembari mengoles dagu. “Ramsey, ada satu anggota kita yang terpaksa membunuh satu orang penjahat. Karena sangat merasa bersalah, pria itu kena tekanan mental dan nyaris gila. Dia tidak menyangka bisa membunuh orang, padahal korban yang dia bunuh merupakan orang yang pantas dibunuh. Aku tidak mau hal tersebut terulang kembali.”Apakah Ramsey harus berterus terang dan apa adanya? Apa sebaiknya dia mengatakan jujur bahwa dia sangat diagungkan dan sampai diberi julukan Naga Glory?Ramsey hanya mengulas senyum tipis ketika diajak bicara mengenai tentang melawan para penjahat, ketika diajak bicara mengenai perkara bunuh-membunuh, tentang hal yang sudah sering dia lalui.“Ramsey, aku tidak tahu seperti apa pengalamanmu sebelumnya. Tapi, aku masih saja heran, bagaimana bisa kau menghadapi tiga perampok barusan?”Tidak mau sesumbar, Ramsey menjawab ringan, “Bisa jadi, karena sebuah kebetulan, Pak.”Mendengar jawaban super simpel itu, Bastian menangguk pelan beberapa kali, namun dia masih belum puas. “Apa kau sering ikut perlombaan atau kejuaraan dalam seni bela diri, MMA misalnya?”“Aku tidak pernah ikut ajang apa pun, Pak.” Kemudian Ramsey mengajak berkelakar biar suasana tidak terlalu menegangkan. “Dulu, aku sering berkelahi sama orang lantaran hanya membela kekasihku yang sedang diganggu oleh pria lain. Aku pernah dikeroyok oleh tiga orang pria karena mereka hanya sekali bersiul di hadapan istriku.” Walaupun bercanda, Ramsey tidak berbohong.Seketika wajah Bastian yang tadinya keras dan serius, kini perlahan berubah riang, lalu dia pun tertawa kecil. “Hm, aku suka pria pemberani seperti kau, Ramsey. Seorang petinju terkenal bisa menjadi sehebat itu karena dia setidaknya dalam sehari tiga kali berkelahi. Kebiasaan dalam kesehariannya telah membentuk mental dan kapasitasnya sebagai seorang petarung. Bisa jadi, kau bisa mempunyai keberanian dan kemampuan bela diri, lantaran pengalaman mu bersama pacar mu.”Setelah melewati sejumlah tahapan, Bastian kemudian bisa menarik kesimpulan, kira-kira keputusan apa yang bakal dia berikan kepada Ramsey. Menerima atau menolak? Sekarang, keputusan tersebut berada di tangannya untuk menentukan masa depan Ramsey di Luxor.Deg!Entah kenapa jantung Ramsey berdegup sedikit lebih kencang. Harapannya agar diterima sebagai anggota tim ekspedisi sangat besar. Jika sekarang dia gagal, apa mungkin kesempatan yang sama bisa hadir kembali? Sulit.Bastian beberapa menit sibuk dengan laptopnya sedangkan Ramsey termenung dan hanyut dalam imajinasinya sendiri.Sebuah dokumen yang baru saja di-print itu Bastian sodorkan kepada Ramsey. “Silakan kau tanda tangani di sini, Ramsey!” Bastian menerbitkan senyuman keakraban, sebuah pesan bahwa Ramsey harus segera menyingkirkan pikiran negatif tentang kelayakan dirinya bekerja sebagai anggota tim ekspedisi.Ramsey membaca dokumen tersebut, lalu sedikit terbelalak. “Pak, aku diterima?”Hanya anggukan yang Bastian berikan.“Terima kasih, Pak.” Segera Ramsey menandatangai dokumen tersebut dengan perasaan yang riang gembira.Sebetulnya, dalam ujian menembak, nilai Ramsey sudah lebih dari cukup. Sedangkan ujian mengemudi, nilainya tidak buruk. Ramsey unggul dalam hal kemampuan bela diri, dan paling penting adalah Ramsey memiliki mental dan keberanian yang tinggi. Bagi Bastian, Ramsey sangat layak mendapatkannya.“Ramsey, ingat, kau akan bekerja di bawah tekanan perusahaan dan tekananku.” Bastian kembali menegaskan.Tidak lama kemudian, seorang pria berambut ikal masuk ke dalam ruangan.“Ramsey, dia Carlos. Rekan yang akan berangkat bersama kau pada misi pertama hari ini.”Carlos si kocak menyodorkan tangannya, mengajak bersalaman, dan berceletuk. “Hei Bung, salam kenal! Aku suka kumis tipismu. Beli di mana?”Adrian tidak mungkin lupa dengan peristiwa bersejarah itu, mengingat kalau saja dia tidak kalah main poker sama Ramsey, sangat besar kemungkinan dia masih berkubang dalam lumpur setan dunia hitam perjudian, narkoba, dan seks bebas. “Aku tahu kalau kau adalah saudaraku, Adrian. Aku tidak rela jika ada satu keluarga Rock yang sengsara.” Ramsey melepaskan pelukan hangat itu. Adrian kian hanyut dalam perasaan haru dan bahagia. Namun dia pun bingung dengan cara apa dia membalas semua kebaikan Ramsey selama ini. Ketika memandang kecantikan Annita dan kepolosannya, Adrian kian tersentuh hatinya. “Ramsey, katakan padaku, apa yang harus aku lakukan? Aku akan membantu mu.” Ramsey ingin mengatakan kepada Adrian agar Adrian berusaha mencarikan di mana sekarang anaknya berada. Namun, Ramsey tidak mengatakannya sebab selain tugas itu sangat berat, Ramsey juga tidak mau memberikan beban yang merepotkan Adrian nantinya. “Kau tidak perlu berbuat apa pun padaku, Saudaraku. Aku hanya meminta pada mu
Di saat Levon lengah dan banyak oceh, saat itulah Zion melepaskan satu tembakan pas mengarah ke batok kepala Levon. Lalu, Levon langsung mati di tempat. Zion, Quinn, dan lainnya bergegas menyelamatkan Ramsey, melepaskan ikatan yang melilit tangan dan tubuhnya. Setelah lepas, Ramsey lantas jongkok di hadapan mayat Levon yang tergolek tak bergerak. “The Darky ternyata tidak sekuat yang aku kira. Cuh!” Ramsey meludahi wajah sampah itu, lalu bangkit berdiri. “Bawa mayat bajingan ini menuju kediaman Olsen Rock. Kita punya kado istimewa buat Adrian di hari pernikahannya.” *** Sore hari ini, rombongan Adrian baru saja pulang dari acara pernikahannya. Baru saja mereka beristirahat, tiba-tiba mereka dikejutkan atas kedatangan sepuluh mobil Jeep hitam di halaman rumah mereka. “Ramsey! Ada apa ini?” Adrian berlari-lari kecil dan mendekati Ramsey. “Apa yang terjadi?” Ramsey memeluk Adrian seraya berkata dengan nada ringan dan tegas. “Orang yang selama ini kita cari ternyata kakak mu sendiri
Terdengar suara tembakan dari luar. Levon langsung gelabakan. “Apa yang terjadi?” Ramsey yang tadi berusaha berdiri, kini terduduk lagi, tidak ada celah untuk melepaskan ikatan tangan di kursi ini. Sementara itu, di luar sana, lebih dari lima puluh pasukan yang dibawa oleh Zion dan Quinn telah tiba di lokasi. Roy telah melakukan blunder besar, jika saja dia tidak membebaskan dua bodyguard-nya Qiarra, Zion dan Quinn serta pasukannya tidak mungkin datang ke sini. Dor! Dor! Terjadi baku tembak yang tidak seimbang antara pasukan Zion dan Quinn melawan pasukan Roy. Begitu anak buah Roy melihat lawannya memegang AK-12 dan M4, mereka merinding ketakutan, keringat dingin keluar dari kening dan tengkuk mereka. “Aku menyerahkan diri!” “Ya, ampuni kami!” Satu per satu anak buah Roy pun mengangkat tangan dan berjalan menunduk keluar rumah, menyerahkan diri mereka yang tak berdaya kepada Zion dan Quinn. Mereka dibayar seribu lima ratus dollar untuk tugas hari ini dan itu tentu saja tidak
“Kau tidak usah berpura-pura tidak tahu, Levon! Kau telah bekerja sama dengan pengkhianat Mafia Morgan, lalu menyuruh anak buahmu juga untuk menculik anakku.”Levon berjalan mondar-mandir, mengitari Ramsey yang berada di tengah-tengah ruangan. Sengaja dia memberikan kesan agar Ramsey merasa terancam dan bingung. Dia menikmati setiap tarikan cerutunya yang mahal, semakin jahat.“Oh, aku ingat!” Levon jongkok di hadapan Ramsey. “Serius kau mau melihat anak mu, Ramsey? Ya, tentu saja! Haha. Aku tahu kau datang ke Daire York dan menyamar hanya untuk mencari tahu tentang di mana keberadaan anak mu. Hebatnya, kau datang ke tempat dan orang yang tepat. Kau datang ke Luxor secara kebetulan dan bertemu denganku. Sebuah kebetulan yang mengesankan, bukan?”Levon berdiri, lalu kembali berjalan memutari Ramsey, terus memberikan tekanan dingin dan mengerikan.“Kau sekarang sudah tahu semuanya, Levon. Sekarang, cepat katakan di
Levon Sanrock adalah orang yang menculik anaknya Ramsey.Levon Sanrock adalah orang yang merencanakan pembunuhan terhadap Richard Swan.Levon Sanrock adalah orang yang ingin menculik Qiarra Winsor.Levon Sanrock adalah The Darky!Mafia Darky sebenarnya tidak ada. Hanya saja Levon bisa mengontrol semuanya hanya dengan uang. Levon membuat seolah-olah Mafia Darky itu ada padahal sebenarnya tidak ada. Max Rodri, Roy, dan lainnya merupakan orang-orang suruhannya dan dia membayarnya. Sekali lagi, Levon tidak pernah sekali pun membentuk Mafia Darky berikut struktur organisasinya.Levon tertawa terbahak-bahak. “Ciptakan kebohongan besar, ulangi secara terus menerus, lalu mereka akan percaya!”Levon sangat cerdik dalam merekayasa kejadian dan mengolah propaganda. Sejatinya, Mafia Darky tidak ada, tetapi Levon membuatnya seperti ada. Dia bekerja sama dengan para polisi korup untuk menutupi identitas dirinya yang sebenarnya sehingga dia sep
“The Darky!” gumam Ramsey menyeringai marah.The Darky sadar bahwa keberadaan Ramsey sangat berbahaya dan sering menggagalkan semua rencananya. Oleh karena itu, kematian Ramsey adalah hal yang sangat penting.Ramsey meninggalkan tempat acara tanpa berpamitan lagi dengan Adrian. Baru kali ini Ramsey agak tergesa-gesaa dan dia tidak bisa menyembunyikan kepanikan yang meledak di dadanya namun sebisa mungkin dia tetap tenang meskipun berada dalam situasi yang begitu mencekam.Baginya, nyawa Qiarra sangat penting.Tiga puluh menit kemudian, saat dia telah tiba di sebuah halaman rumah tua yang berada di ujung kota, Ramsey turun dari mobil. Dia mengedarkan pandangan, ada beberapa mobil terparkir dan memang benar itu mobil yang pernah dia bawa ketika mengantar jemput Qiarra.Ponsel Ramsey berdering.“Ya, aku sudah sampai.”“Baik. Tunggu sebentar.”Tidak lama berselang, pintu rumah itu pun terbuka. Qi