Share

bab.7

Author: Fika siregar
last update Last Updated: 2024-05-22 16:56:07

Waktu terus berjalan, hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, Bayu merindukan aksi yang tidak sengaja mereka lakukan, dia benar-benar tersiksa dengan rinndunya yang terlarang. Pondok usang itu seperti kenangan dan bayangan indah yang selalu ingin diulanginya kembali.

Gelisah dan risau setiap hari dirasakannya setelah memutuskan untuk menjauhi dan menjaga jarak dari Syafira yang telah menjadi candunya.

Semakin dia menjauhi Syafira semakin besar rasa rindu dihatinya. Dia hanya bisa menyibukkan dirinya sampai larut malam, bekerja tidak mengenal rasa lelah hanya untuk menghindari Syafira.

Semakin dia menghindar dan semakin besar rasa rindu kepada Syafira.

Rindu yang semakin besar tidak kuasa ditahannya lagi, Bayu tidak perduli dengan apapun yang akan terjadi nantinya, yang di inginkan nya sekarang hanya ingin bertemu melepas rasa rindu yang hampir saja meledak "booomm" meletus.

Sore itu Bayu memutuskan untuk menjemput Syafira tanpa memberi kabar. Rasa rindu didadanya telah membutakan mata hati, pikiran dan juga akal sehatnya.

Dan sementara Syafira yang melihat Bayu menunggunya didepan gerbang kampus, Syafira tersenyum dalam hatinya berkata " akhirnya dia masuk ke perangkap ku yang tidak ada kunci untuk mu keluar nantinya."

Bayu seperti anak ABG yang baru saja mengenal cinta, dia merasakan getaran didadanya dag,dig, dug ser seperti bunyi gendang bertalu-talu.

"a-aku, a-ku di suruh menjemput ka-kamu.

Syafira langsung naik kebelakang Bayu tanpa memberikan respon apapun, dia hanya tersenyum merasa geli melihat laki-laki pujaan hatinya sepertinya grogi sampai dia berbicara gemetaran dan terbata-bata.

Terus dan tetap diam hanya itu yang bisa mereka lakukan, mereka berdua Syafira sibuk dengan pikiran dan juga perasaan masing-masing.

"Apa yang harus kujelaskan kepada Inara seandainya dia tau tentang hari ini, aku harus beralasan apa?" Bayu terus sibuk dengan sejuta pertanyaan dipikirannya.

Syafira dengan sengaja melingkarkan tangannya ke perut Bayu, dia ingin Bayu fokus kepadanya bukan memikirkan hal-hal lain seperti istri dan anaknya yang sedang ditinggalkannya di rumah.

"Ke-kenapa?

Syafira semakin menjadi-jadi, dia sengaja menjawab pertanyaan Bayu dengan agak manja dan sedikit mendesah membuat dahi Bayu berkeringat menahan gejolak gelora nafsu.

"Pelan-pelan lah sayang, aku takut ngebut, ucapnya semakin mempererat pelukannya.

Dag,dig, dug ser suara gendang bertalu-talu, jantungnya seperti mau copot dan berhenti mendengar suara Syafira yang begitu manja, dan kata sayang yang keluar dari mulut Syafira semakin melambungkan nya ke udara.

"Sa-sa-sayang?"

"Iya, boleh aku panggil kamu dengan panggilan itu? tanya Syafira sambil tangannya mengelus-elus paha Bayu yang semakin dan semakin menaikkan geloranya.

"Bo-boleh, apa yang tidak boleh untuk kamu, semuanya boleh, jawabnya dengan mantap.

Tidak terasa Bayu sudah membawa motor begitu jauh yang tidak tentu arah tujuannya. Setelah merasa lelah mengendarai motor, Bayu membelokkan motornya ke sebuah cafe yang nuansanya seperti cafe remang-remang. (Sama-sama tau lah yah, kalau cafenya remang-remang, ha ha ha?

Syafira hanya tersenyum, dia tau apa yang ada dibenak Abang iparnya, dia tau apa yang diinginkan Abang iparnya tersebut. Dia diam dan juga pasrah jika malam ini harus merelakan semua apa yang dimilikinya kepada Bayu, laki-laki yang sangat diinginkannya.

"Memang harusnya seperti ini, kamu dan aku yah kita yang akan nantinya selalu bersama kalau aku masih tetap mau bersama kamu, ucap Syafira dalam hatinya sambil menggandeng Bayu.

Seperti dua insan yang dimabuk asmara tanpa perduli banyak mata yang memandang, mereka berdua berpelukan berjalan sambil mencari tempat yang lebih aman dan yang pastinya murah, gelap dan remang-remang seperti nama cafe yang sengaja mereka singgahi.

Bayu mengorder makanan dan minuman untuk dia dan juga Syafira.

"Hanya bermodalkan tampang dan uang jajan lima puluh ribu, tombak perkasa ku pastinya nanti akan puas sepuasnya, ha ha ha, ujar Bayu sambil cengar-cengir sendiri.

Selama menunggu makanan datang, tangan Bayu terus bergerak tidak ada diamnya sambil matanya melihat kalau pelayan yang mengantar makanan tiba-tiba datang.

"Sayang, geli tau, ucap Syafira dengan suara khas manjanya.

Bayu tidak perduli, jari tangannya terus bermain diarea sensitifnya Syafira yang membuat Syafira merasa geli dan mulai basah.

Bayu terus merem melek, kenikmatan-kenikmatan seperti ini tidak pernah didapatkannya dari Inara, yang Inara tau hanya terlentang seperti pelepah pisang yang bisanya hanya menerima dan pasrah dengan semua perlakuan dari suaminya.

"ahhhhhh, Bayu merasakan tombak perkasanya sudah mengeluarkan semburan air hangat yang membuat celana dalamnya basah.

Sementa Syafira melihat Bayu yang hanya begitu saja sudah pelepasan merasakan semakin janggal dan merasakan Bayu bukan laki-laki jantan yang dipikirkannya selama ini.

"Cuma pegang-pegang saja dia sudah puas, hadeehhh!

Tanpa sadar Syafira menepuk-nepuk dahinya karena heran yang membuat Bayu juga merasa heran.

"Kamu kenapa, tanya Bayu yang sudah lemas.

"Hmmmm, tidak apa-apa sayang, menikmati apa yang kamu berikan saja, soalnya enak, jawabnya dengan memeluk Bayu.

Seperti melayang ke udara di puji seperti itu, Bayu semakin yakin kalau dia memang pria jantan tidak seperti ucapan Inara selama ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.33

    Ardi tersenyum kearah Inara, ia tidak menyangka dengan sikap Inara yang begitu tegas, ia juga tidak mengira kalau Inara begitu luwes berhadapan dengan Bayu, yang merupakan mantan suaminya. Ardi memeluk Inara dan belakang. "Terimakasih sayang, aku sayang kamu, ucapnya sambil tangannya tidak mau diam terus memberikan sinyal kalau ia ingin dimanja. Inara berbalik, dan kini mereka sudah berhadap-hadapan, Inara memggangguk seolah memberi kode ucapan sama-sama dari ucapan terimakasih suaminya tadi. Ardi tidak kuasa menahan gejolak didadanya, apalagi dengan nafas Inara yang begitu wangi membuat ia semakin merasa panas dingin. Ardi berlari kearah pintu, celengak-celinguk melihat seisi rumah, merasa kosong yang artinya sudah aman, ia segera mengunci pintu dan berlari kearah Inara. Ardi langsung mencium bibir Inara, begitu juga Inara, ia membalas setiap ciuman yang diberikan oleh Ardi, mereka berdua terus bergulat dan beradu dalam permainan hisapan lidah yang begitu panas. Desahan

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.32

    Bayu mengusap wajahnya kasar, kerutan di dahinya semakin dalam. Bayangan wajah mantan istrinya, Inara, dan senyum ceria adiknya, Ardi, saling berganti dalam kepalanya. Hatinya terasa sesak, seperti ada batu besar yang menindih dadanya. Inara, wanita yang pernah mengisi hatinya, kini menikah dengan adik kandungnya. Awalnya, Bayu menganggap rencananya akan berjalan lancar, pertemuan biasa antara dua orang yang sama-sama kehilangan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat percikan kedekatan yang semakin nyata. Tatapan Inara yang dulu hanya berisi kesedihan, kini terkadang berbinar saat memandang Bagas. "Tidak mungkin," gumam Bayu, suaranya serak. Ia tidak rela, tidak mau jika Inara benar-benar jatuh cinta pada Ardi. Ardi, adiknya yang selalu ia lindungi, yang selalu ia anggap sebagai saudara kecilnya. Bayu merasa seperti sedang kehilangan dua orang yang paling berarti dalam hidupnya sekaligus. Rasa cemburu menggerogoti hatinya. Ia tahu dan terus berharap, Inara masih mencintain

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.31

    Bayu dan Syafira segera bergegas pergi setelah bayangan ibunya benar-benar hilang. Bayu semakin meradang dengan sikap ibunya yang belum bisa menerima kehadiran istrinya. "Kan sudah aku bilang, kamu aja yang kesana, ucap Syafira sambil menghempaskan pantatnya duduk di sofa. Bayu memijit pelipisnya, dia sedih dengan sikap ibunya tadi karena sedikitpun tidak ada niatnya untuk terus-menerus perang hati dengan ibunya, tidak akur karena perangainya. Bayu pura-pura tidak mendengar ucapan istrinya, ia lagi tidak ingin ribut. Bayu meninggalkan Syafira yang terus mengomel, ia mengambil handuk dan masuk kekamar mandi. Ia segera mengguyur badannya, perasaannya jauh lebih tenang. Bayu keluar dari kamar dengan wajah dan perasaan yang tenang. Ia mendekati Syafira yang sudah berhenti mengomel dan sibuk dengan handphonenya sampai ia tak sadar kalau Bayu telah ada dihadapannya sedang memperhatikan gerak-geriknya yang senyum-senyum sendiri. Bayu sengaja berdehem, ia ingin mengalihkan perh

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.30

    "Assalamualaikum..." Khadijah segera menuju pintu sambil menjawab salam seseorang yang sudah memberinya tanda tanya siapa-siapa sore-sore menjelang magribh begini hendak bertamu. "Walaikum salam warahmatullahi wabarokatuh" CEKLEK Wajah Khadijah langsung berubah saat melihat siapa yang bertamu ke rumahnya. "Ma..." Khadijah membuang mukanya. "Untuk apa kamu kesini dan membawa manusia yang tidak tahu diuntung ini kesini? Kamu jangan tambah luka dihati Inara dan juga kami." Ujar Khadijah dengan singit. Bayu menatap iba ke arah Syafira, ada sesal dihatinya kenapa tidak mengikuti ucapan istrinya tadi sebelum berangkat. "Kamu saja lah kesana, kamu saja yang minta ijin, nanti ibu semakin benci kepada ku, aku tidak ingin itu terjadi." Bayu tetap meyakinkan Syafira kalau tidak akan terjadi apapun, dan karena Bayu berjanji jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi dia akan pasang badan membela Syafira, akhirnya dengan berat hati dan perasaan tidak enak Syafira tetap ikut menemui

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab. 29

    Bibi Ngatemi turun sendiri tanpa Salma dibelakangnya. "Non Salma lagi istirahat den, lagi gak enak badan, ucap bi Ngatemi berbohong. Ia juga tidak lupa menyampaikan pesan Salma untuk menyuruh mereka pulang. Ardi menatap bibi Ngatemi, Ardi ingin melihat ada atau tidak kejujuran disana. Meski Ardi tidak percaya dengan alasan Salma yang sedang sakit, ia tetap bergegas pulang demi menghormati dan menghargai Salma sebagai pemilik rumah. Inara dan Ardi pamit pulang setelah menyampaikan pesan kalau ia datang untuk meminta maaf karena telah menyinggung perasaan Subiantoro, ia tidak lupa menyampaikan kepada bibi Ngatemi agar Salma segera membuka blokiran kontaknya karena ia tidak ingin ada salah paham diantara mereka yang akan memutuskan tali silaturahmi. Ardi menghentikan motornya pas didepan kafe tempat ia biasa nongkrong dengan teman-temannya. Ia turun meski wajahnya kelihatan murung dan pikiran kusut yang membuat Inara menyimpan sejuta pertanyaan dihatinya. Dari pagi Inara ingin bert

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.28

    Jujur itu memang susah, hanya dilakukan oleh orang-orang yang hatinya bersih. Begitulah yang dirasakan oleh Ardi, ia sudah berulangkali mengatakan kepada Salma agar memberitahu orangtuanya kalau mereka hanya sebatas teman tidak lebih seperti apa yang diharapkan oleh orangtuanya Salma. "Maaf pak, aku akan jelaskan semuanya... PLAKKK "Ini tamparan untuk laki-laki yang tidak bertanggungjawab seperti kamu, kamu laki-laki bejat." ucap ayah Salma dengan emosi Ardi memegang wajahnya yang sakit akibat tamparan pak Subiantoro, ayahnya Salma. Ia terus mencoba menjelaskan kepada ayahnya Salma agar tidak salah paham, tetapi bukan mendengarkan Ardi malah semakin emosi dan bringas. Inara terkejut bukan main, rasa bersalah dihatinya teramat besar melihat Ardi ditampar, ia merasa semua kejadian ini akibat dirinya. Inara kembali masuk kamar, ia.tidak ingin ikut campur dengan urusan Ardi. Sesak rasanya melihat Ardi diperlakukan seperti itu. Inara hanya bisa menangis. Sementara Bu Kha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status