Share

bab. 5

Penulis: Fika siregar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-14 14:17:32

Inara mengambil pisau, dengan gemetar dan airmata yang terus mengalir dari pipinya membuat dia seperti ingin mengakhiri hidupnya. Inara putus asa, dia tidak menyangka kalau jalan hidupnya harus seperti ini.

Tanpa sengaja dia memandang foto anaknya yang yang tergantung rapi di dinding, dan seketika itu dia tersadar dan membuang pisau itu.

Inara menangis semakin kencang, dia tidak kuasa lagi menahan sebak didadanya, dia terus beristigfar guna menenangkan hati dan pikirannya.

Hampir 2 jam dia didalam kamar, dan 2 jam juga Bayu terus memgedor pintu dan mengucapkan kata permintaan maaf.

"Bun, bunda maafin mas, mas benar-benar silap, mas salah Bun, mas benar-benar salah, keluar lah sayang, kita perlu bicara, kita perlu menyelesaikan masalah ini, jangan seperti ini Bun, please.."

Bayu terus merayu dan membujuk i Inara tanpa capek dan bosan.

Melihat pemandangan yang sepertinya Bayu takut kehilangan Inara, membuat Syafira dongkol dan semakin membuat rasa bencinya terhadap Inara lebih besar lagi. Dengan semua yang telah diberikannya kepada Bayu, masa depan pun sudah dikorbankan nya tetapi tidak juga membuat Bayu bersikap seperti harapannya.

Inara sama sekali tidak perduli dengan Bayu yang dari tadi diluar kamar terus menerus memanggilnya.

"Assalamualaikum, suara Bu Khadijah mengagetkan seisi rumah itu, Bayu, Inara bahkan Syafira langsung merasakan gugup yang tidak menentu.

Inara mengelap wajah dan air matanya, dia tidak lupa memoleskan sedikit bedak untuk menutupi wajah sendunya. Dia tidak ingin mertuanya mengetahui permasalahan mereka sebelum Inara benar-benar mendengarkan penjelasan dari mereka berdua.

"Walaikum salam warahmatullahi wabarokatuh, jawab Inara yang langsung menemui mertuanya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Bayu, suaminya.

Dengan membawa paper bag yang isinya baju baru, dengan wajah yang sumringah Adnan langsung memeluk Inara.

Ada sedikit rasa tenang dan juga nyaman dengan kembalinya Adnan.

"Adnan eli aju alu, (Adnan beli baju baru) ucapnya terus berceloteh yang membuat Inara sejenak melupakan masalahnya.

Setelah mempersilahkan mertuanya duduk, Inara dengan cekatan langsung mengambikan minuman ke dapur.

Saat didapur Bayu menemui Inara, dia ingin memastikan apakah Inara akan menceritakan kejadian itu semua kepada ibu kandungnya.

"Bun, kamu akan menceritakan kejadian tadi semua kepada ibu? Jangan Bun, nanti ibu syok, dan bisa sakit, ujarnya sambil meraih tangan Inara.

Dengan suara pelan hampir tidak kedengaran Inara berucap dengan menatap tajam ke arah Bayu.

"Jangan sentuh saya, aku jijik sama kamu, dan satu lagi kamu harus ingat, aku perlu penjelasan dari kamu dan juga Syafira, setelah ibu pergi kita perlu bicara, jawab Inara dan segera pergi meninggalkan Bayu begitu saja.

Kaki Bayu lemas, jantungnya berdegup kencang, dia tidak menyangka dan mengira kalau Inara yang dikenalnya selama ini yang merupakan gadis pendiam dan penurut ternyata bisa membuat nyalinya jadi ciut.

Setelah lama berbincang, Bu Khadijah pamit pulang, entah itu naluri perempuan atau naluri ibu, dia merasa kalau rumah tangga anaknya sedang tidak baik-baik saja. Hampir 2 jam dia disana dia melihat Bayu dan Inara sama-sama diam tidak banyak dan tidak banyak interaksi yang membuat dia yakin kalau ada sesuatu yang mereka berdua sembunyikan darinya.

Bu Khadijah berinisiatif membaya Syafira menginap kerumahnya 1 atau 2 hari, dia ingin  Bayu dan Inara bisa menyelesaikan masalah mereka tanpa siapapun mengganggu.

"Fira mana Ra? Tanya Bu Khadijah.

Mendengar nama Syafira, Bayu dan Inara sama-sama salah tingkah. Inara hanya diam, lidahnya kelu mau menjawab Syafira dimana, dan sebenarnya dia juga tidak tau dimana keberadaan anak itu sekarang.

"Dia dikamar bu, lagi mengerjakan tugas mungkin, jawab Bayu.

"Mengerjakan tugas apaan, membaca trik mau menggatal baru benar, ucap Inara dalam hatinya."

"Ooh, suruh dia berkemas, ibu mau ajak dia kebandung, ucap Bu Khadijah mencari alasan.

Seperti biasanya, kalau Bu khadijah mau ke Bandung, ziarah ke makam suaminya selalu mengajak Syafira untuk menemaninya dalam perjalanan.

Inara langsung berdiri dan bergegas menuju kamar Syafira, sebenarnya dia enggan untuk menyapa Syafira. Kalau bukan karena ibu mertuanya yang meminta dia sama sekali belum ingin bertatap muka dan juga bertutur sapa dengan adik angkatnya itu.

Dengan tatapan sinis, Inara tanpa mengetuk pintu langsung membuka kamar Syafira.

Syafira merasa kikuk disertai gugup melihat tatapan kakanya yang biasanya selalu teduh dan penuh dengan kasih sayang sekarang seperti tatapan elang yang hendak menerkam mangsanya.

Berkali-kali dia menelan ludahnya karena merasakan sekujur badannya gemetar dan juga gugup.

"Berkemas sekarang, temani ibu ke Bandung, ucap Inara tanpa basa-basi.

Setelah berkata sedemikian singkat, Inara langsung bergegas meninggalkan Syafira yang hanya bisa bengong.

"Apa ini tanda-tanda kalau aku akan didepak dari rumah ini, apa aku akan terusir setelah semuanya yang ku berikan kepada Bayu, ahhhh, ini tidak bisa, ini tidak boleh terjadi, Bayu harus jadi milikku apapun yang terjadi, meskipun aku harus jadi yang kedua itu tidak jadi masalah, yang jelasnya aku harus tetap dirumah ini, ucap Syafira yang berkata dalam hatinya sendiri."

Sepeninggal mertua dan Syafira, suasana dirumah itu sangat canggung. Inara membawa Adnan ke kamar, sementara Bayu hanya bisa melihat Inara, dia tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyelesaikan masalah mereka.

Dengan bermodalkan keberanian Bayu mendatangi Inara ke kamar yang lagi sibuk mengurus Adnan.

Setelah Adnan tertidur pulas, Inara mengajak Bayu keluar karena dia tidak ingin mengganggu tidur anaknya.

"Sudah berapa lama kalian berhubungan? Tanya Inara dengan tegas.

"Tidak lama Bun, tidak lama, jawabnya terbata-bata.

Inara menarik nafasnya dalam-dalam mencoba tetap santai dan tidak terbawa emosi.

"Terus, mau dibawa kemana hubungan kalian berdua, menikah kah atau akan terus berzina?

Bayu terdiam, berulangkali dia menelan salivanya. Dia tiba-tiba teringat Syafira yang membuat dia tidak tau menjawab apa dengan pertanyaan Inara, istrinya.

Melihat ekspresi bingungnya suaminya, Inara langsung menarik kesimpulan kalau Bayu lebih memilih Syafira dibandingkan mempertahankan rumah tangganya.

Tanpa mendengarkan jawaban Bayu, Inara langsung berdiri menuju kamar meninggalkan Bayu yang terus bengong dan juga bingung dengan apa yang sedang dihadapinya.

Hati Inara semakin sakit, dia tidak menduga dengan sikap suaminya yang bersikap seperti itu.

Bayunya dulu sudah berubah, Bayunya dulu sudah tidak ada lagi, Bayu yang dulu selalu memprioritaskan nya sekarang sudah menomor duakan nya hanya karena Syafira, perempuan yang dulu sangat disayanginya.

Masih jelas terlintas dalam ingatannya 5 tahun yang lalu, saat orang tua Syafira bercerai tidak ada satupun keluarga yang mau menampung nya. Hanya dia, hanya dia yang notabennya cuma kaka sepupu datang mengulurkan dengan tangan terbuka menerima dan mau merawatnya.

Begitu panjang perjuangannya untuk meyakinkan Bayu dan juga mertuanya kalau Syafira tidak akan pernah jadi beban untuk Bayu.

Inara juga meyakinkan Bayu dan mertuanya, kalau untuk kebutuhan dan sekolah Syafira biar itu jadi urusannya, dia yang akan bertanggung jawab penuh dalam kehidupan sehari-hari nya Syafira.

Ingatan itu terlintas begitu saja bagaimana rasa sayang dan perhatiannya kepada Syafira. Inara hanya tidak ingin Syafira bernasip sama dengan dia, sudahlah miskin, tidak memiliki orang tua tak berpendidikan juga.

"Fira jangan pernah meminta jajan kepada om Bayu yah, apapun kebutuhan Fira bilang sama mbak, apapun itu, ingat yah sayang, ucap Inara mengelua lembut rambut Syafira.

Semakin diingatnya, Inara semakin mau gila, hilang sudah warasnya mengingat balasan yang diberikan oleh Syafira.

Bukan tanggung-tanggung pengorbanannya dalam menyekolahkan Syafira, dia rela banting tulang hanya demi memenuhi segala keperluannya Syafira, tabungan masa lajangnya terkuras habis hanya demi Syafira.

Karena bekerja dan masih memikirkan sekolah Syafira, tanpa sepengetahuan Bayu dan mertuanya dengan diam-diam dia selalu melakukan rutin suntik KB, dia tidak ingin kehamilannya jadi pengganggu untuk dirinya dalam menyelesaikan sekolah Syafira.

Bayu?

Bayu tetap diam ditempat, dia bingung harus berbuat apa, dia benar-benar tidak tau entah apa yang harus diperbuatnya.

Dalam diamnya tiba-tiba hanphone nya berbunyi pertanda ada telepon masuk.

Bayu segera mengambil benda pipih yang ada di kantongnya.

"Kekasih hatiku"

Nama kontak yang ada di handphonenya.

Bayu semakin gusar dan juga bingung. Dia langsung menolak panggilan tersebut dan segera mematikan handphone nya.

Nafas Syafira turun naik tidak tentu arah melihat panggilannya ditolak, dia emosi tetapi tidak tau harus dengan apa meluapkan nya. Dia hanya bisa diam, menahan dan memendam gejolak dihatinya.

"Kamu jangan main-main sama ku Bayu, ingat aku bukan Inara yang diam kau buat sesuka hatimu."

Syafira langsung mengklik tombol send, dan dia semakin emosi karena pesan Whats@ppnya hanya centang 1 yang artinya hapenya Bayu sengaja dimatikannya.

Bayu yang tidak tega dengan sikapnya yang menolak penggilan Syafira segera menghidupkan handphonenya, dan dia sedikit gelisah membaca isi pesan Syafira.

Tanpa pikir panjang dia segera membalasnya agar Syafira semakin tidak menjadi-jadi, Bayu juga takut kalau Syafira sampai berbuat yang tidak-tidak yang bisa merugikan dia dan juga dirinya.

"Aku tidak akan pernah membuat kamu seperti Nara, aku sayang sama kamu, percayalah semua akan baik-baik saja, kamu cukup jadi penonton saja, kamu tidak perlu melakukan apa-apa."

Ting.

Suara hanphone Syafira berbunyi, membaca isi pesannya Bayu, hatinya begitu sangat berbunga-bunga, dia bahagia, senang dan merasa telah memenangkan hatinya Bayu.

Dia tersenyum, tersenyum licik.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.33

    Ardi tersenyum kearah Inara, ia tidak menyangka dengan sikap Inara yang begitu tegas, ia juga tidak mengira kalau Inara begitu luwes berhadapan dengan Bayu, yang merupakan mantan suaminya. Ardi memeluk Inara dan belakang. "Terimakasih sayang, aku sayang kamu, ucapnya sambil tangannya tidak mau diam terus memberikan sinyal kalau ia ingin dimanja. Inara berbalik, dan kini mereka sudah berhadap-hadapan, Inara memggangguk seolah memberi kode ucapan sama-sama dari ucapan terimakasih suaminya tadi. Ardi tidak kuasa menahan gejolak didadanya, apalagi dengan nafas Inara yang begitu wangi membuat ia semakin merasa panas dingin. Ardi berlari kearah pintu, celengak-celinguk melihat seisi rumah, merasa kosong yang artinya sudah aman, ia segera mengunci pintu dan berlari kearah Inara. Ardi langsung mencium bibir Inara, begitu juga Inara, ia membalas setiap ciuman yang diberikan oleh Ardi, mereka berdua terus bergulat dan beradu dalam permainan hisapan lidah yang begitu panas. Desahan

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.32

    Bayu mengusap wajahnya kasar, kerutan di dahinya semakin dalam. Bayangan wajah mantan istrinya, Inara, dan senyum ceria adiknya, Ardi, saling berganti dalam kepalanya. Hatinya terasa sesak, seperti ada batu besar yang menindih dadanya. Inara, wanita yang pernah mengisi hatinya, kini menikah dengan adik kandungnya. Awalnya, Bayu menganggap rencananya akan berjalan lancar, pertemuan biasa antara dua orang yang sama-sama kehilangan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat percikan kedekatan yang semakin nyata. Tatapan Inara yang dulu hanya berisi kesedihan, kini terkadang berbinar saat memandang Bagas. "Tidak mungkin," gumam Bayu, suaranya serak. Ia tidak rela, tidak mau jika Inara benar-benar jatuh cinta pada Ardi. Ardi, adiknya yang selalu ia lindungi, yang selalu ia anggap sebagai saudara kecilnya. Bayu merasa seperti sedang kehilangan dua orang yang paling berarti dalam hidupnya sekaligus. Rasa cemburu menggerogoti hatinya. Ia tahu dan terus berharap, Inara masih mencintain

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.31

    Bayu dan Syafira segera bergegas pergi setelah bayangan ibunya benar-benar hilang. Bayu semakin meradang dengan sikap ibunya yang belum bisa menerima kehadiran istrinya. "Kan sudah aku bilang, kamu aja yang kesana, ucap Syafira sambil menghempaskan pantatnya duduk di sofa. Bayu memijit pelipisnya, dia sedih dengan sikap ibunya tadi karena sedikitpun tidak ada niatnya untuk terus-menerus perang hati dengan ibunya, tidak akur karena perangainya. Bayu pura-pura tidak mendengar ucapan istrinya, ia lagi tidak ingin ribut. Bayu meninggalkan Syafira yang terus mengomel, ia mengambil handuk dan masuk kekamar mandi. Ia segera mengguyur badannya, perasaannya jauh lebih tenang. Bayu keluar dari kamar dengan wajah dan perasaan yang tenang. Ia mendekati Syafira yang sudah berhenti mengomel dan sibuk dengan handphonenya sampai ia tak sadar kalau Bayu telah ada dihadapannya sedang memperhatikan gerak-geriknya yang senyum-senyum sendiri. Bayu sengaja berdehem, ia ingin mengalihkan perh

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.30

    "Assalamualaikum..." Khadijah segera menuju pintu sambil menjawab salam seseorang yang sudah memberinya tanda tanya siapa-siapa sore-sore menjelang magribh begini hendak bertamu. "Walaikum salam warahmatullahi wabarokatuh" CEKLEK Wajah Khadijah langsung berubah saat melihat siapa yang bertamu ke rumahnya. "Ma..." Khadijah membuang mukanya. "Untuk apa kamu kesini dan membawa manusia yang tidak tahu diuntung ini kesini? Kamu jangan tambah luka dihati Inara dan juga kami." Ujar Khadijah dengan singit. Bayu menatap iba ke arah Syafira, ada sesal dihatinya kenapa tidak mengikuti ucapan istrinya tadi sebelum berangkat. "Kamu saja lah kesana, kamu saja yang minta ijin, nanti ibu semakin benci kepada ku, aku tidak ingin itu terjadi." Bayu tetap meyakinkan Syafira kalau tidak akan terjadi apapun, dan karena Bayu berjanji jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi dia akan pasang badan membela Syafira, akhirnya dengan berat hati dan perasaan tidak enak Syafira tetap ikut menemui

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab. 29

    Bibi Ngatemi turun sendiri tanpa Salma dibelakangnya. "Non Salma lagi istirahat den, lagi gak enak badan, ucap bi Ngatemi berbohong. Ia juga tidak lupa menyampaikan pesan Salma untuk menyuruh mereka pulang. Ardi menatap bibi Ngatemi, Ardi ingin melihat ada atau tidak kejujuran disana. Meski Ardi tidak percaya dengan alasan Salma yang sedang sakit, ia tetap bergegas pulang demi menghormati dan menghargai Salma sebagai pemilik rumah. Inara dan Ardi pamit pulang setelah menyampaikan pesan kalau ia datang untuk meminta maaf karena telah menyinggung perasaan Subiantoro, ia tidak lupa menyampaikan kepada bibi Ngatemi agar Salma segera membuka blokiran kontaknya karena ia tidak ingin ada salah paham diantara mereka yang akan memutuskan tali silaturahmi. Ardi menghentikan motornya pas didepan kafe tempat ia biasa nongkrong dengan teman-temannya. Ia turun meski wajahnya kelihatan murung dan pikiran kusut yang membuat Inara menyimpan sejuta pertanyaan dihatinya. Dari pagi Inara ingin bert

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.28

    Jujur itu memang susah, hanya dilakukan oleh orang-orang yang hatinya bersih. Begitulah yang dirasakan oleh Ardi, ia sudah berulangkali mengatakan kepada Salma agar memberitahu orangtuanya kalau mereka hanya sebatas teman tidak lebih seperti apa yang diharapkan oleh orangtuanya Salma. "Maaf pak, aku akan jelaskan semuanya... PLAKKK "Ini tamparan untuk laki-laki yang tidak bertanggungjawab seperti kamu, kamu laki-laki bejat." ucap ayah Salma dengan emosi Ardi memegang wajahnya yang sakit akibat tamparan pak Subiantoro, ayahnya Salma. Ia terus mencoba menjelaskan kepada ayahnya Salma agar tidak salah paham, tetapi bukan mendengarkan Ardi malah semakin emosi dan bringas. Inara terkejut bukan main, rasa bersalah dihatinya teramat besar melihat Ardi ditampar, ia merasa semua kejadian ini akibat dirinya. Inara kembali masuk kamar, ia.tidak ingin ikut campur dengan urusan Ardi. Sesak rasanya melihat Ardi diperlakukan seperti itu. Inara hanya bisa menangis. Sementara Bu Kha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status