Share

51

Tikta menatap pria yang berdiri di depanya. Pria itu mengenakan kaos putih bertangan pendek, dipadu dengan celana bahan berwarna hitam serta sepatu pantofel. Rambutnya yang gondrong itu ikat ke belakang sebagian.

Dari tatapannya, tidak ada tatapan persahabatan yang terlihat.

Jelas, dia datang bukan untuk menawarkan kebaikan.

“Ini penting?” Tikta bertanya, meyakinkan kalau kemungkinan apa yang akan dibicarakan tidak bisa di dengar oleh orang lain.

“Tentang Nina.”

“Ikut ke ruangan gue.”

Tikta berkata, kembali menatap pintu lift yang masih menutup. Catur mendekat padanya, tidak mengatakan apapun lagi. Mereka berdua masuk ke dalam lift dalam hening, lift menuju lantai empat tempat dimana kantornya berada.

Di dalam benak Tikta banyak tanya bermunculan, spekulasi mengenai apa yang akan Catur bicarakan mengenai Nina.

Sebelum dia menyelesaikan pikiran-pikiran itu pintu lift sudah terbuka. Keduanya keluar dari dalam lift, tidak ada orang di ruangan ini memang sudah waktunya pulang kantor dan T
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status