Home / Romansa / Ayo Menikah, Mas Duda! / Bab 58: Sekretaris Bos?

Share

Bab 58: Sekretaris Bos?

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-04-27 20:59:25

Galih menatap gadisnya dengan tatapan yang tak ingin melepaskan barang sedetikpun. Dia tahu betul Aster memiliki kecantikan yang sulit diabaikan oleh orang lain. Layaknya mata air jernih di tengah padang pasir, memaksa siapa pun yang lewat untuk berhenti, menatap, bahkan berandai-andai. Galih tak bisa membayangkan hal itu terjadi setiap hari.

“Aku bisa gila kalau ngeliat kamu yang secantik ini setiap hari dilihat sama orang lain, sayang,” bisik Galih.

Dia memeluk Aster. Ada perasaan sakit yang tak rela mengendap di dadanya setiap kali dia membayangkan Aster melangkah masuk ke kantor tempatnya bekerja. Memandang tubuh indahnya yang terbalut kemeja dengan rok model A-line sederhana, lalu senyum manis gadis itu, seperti menghidupkan bunga yang layu.

Aster tertawa dalam nada rendah. Entah apa yang membuat lelaki duda itu terlihat kekanak-kanakan di matanya. Sedangkan Galih masih terus berpikiran bahwa rekan-rekan kerjanya akan mencuri pandang ke arah wajah can
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 89: Surat Peringatan (2)

    Siang itu langit di atas gedung kantor tampak kelabu, seperti mencerminkan suasana hati Galih yang penuh tekanan. Ia berdiri di balkon lantai lima, menyandarkan tubuh pada pagar besi sembari memandangi jalanan kota yang sibuk. Fariz menyusulnya, membawa dua gelas kopi hitam dengan asap kecil mengepul.“Aku yakin ada orang yang nggak suka sama Aster, Mas,” ujar Fariz, menyerahkan segelas kopi ke Galih. “Bukan cuma nggak suka... tapi juga berusaha jatuhin dia.”Galih mengangguk perlahan. “Kalau tebakan aku benar, ini kerjaannya Katrina. Tapi dia bukan tipe yang akan ngaku, apalagi kalau nggak kepepet. Kita butuh bukti kuat. Pengakuan, rekaman suara... sesuatu yang bisa menjerat dia tanpa bisa mengelak.”Fariz menatap Galih penuh harap. “Jadi, apa rencana kamu, Mas?”Galih menyesap kopinya perlahan, lalu menatap ke arah jalanan dengan tatapan penuh strategi. “Kita perlu seseorang yang bisa deketin dia. Bikin dia lengah. Ngerasa menang.

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 88: Surat Peringatan

    Ruang kerja Galih terasa lebih sesak dari biasanya. Meski lampu putih menyala terang, ventilasi bekerja dengan baik, dan kopi panas masih mengepul di atas meja kaca. Namun, ketegangan yang dibawa oleh Fariz membuat udara seakan membeku.Fariz berdiri di depan meja, menggenggam map biru di tangannya. Wajahnya tak biasa. Tersirat ada keraguan sekaligus kecemasan yang tak bisa ditutupi.“Mas Galih,” ucap Fariz pelan, membuka pembicaraan. “Ada pemberitahuan penting dari manajer keuangan. Ini terkait selisih dana dua puluh juta waktu itu.”Galih yang sedang membolak-balik dokumen, langsung menghentikan gerakannya. Kepalanya terangkat, matanya fokus menatap rekan kerjanya itu.“Jadi, gimana?” tanyanya cepat.Fariz menarik napas sebelum menjawab, lalu meletakkan map di atas meja. “Yang jelas, sistem pelaporan kita nggak keliru. Transaksi itu nyata. Tapi... ada sesuatu yang aneh.”“Maksud kamu?” Galih balik

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 87: Perang Dingin (2)

    Beberapa hari kemudian, Katrina sengaja mengatur sebuah kebetulan agar bertemu Jason saat anak itu keluar dari tempat les piano. Ia turun dari mobil mewahnya sambil membawa buku fiksi bersampul tebal berjudul Mission Impossible in Vegarun karangan Mita Yulia Hikmawati.“Jason, ya?” sapanya dengan nada ramah.Jason menoleh, sedikit bingung. “Iya, Tante siapa?”“Tante temennya Papa kamu. Nama Tante Katrina. Dulu Tante juga suka main piano, tapi sekarang aku lebih suka baca buku fantasi. Nih, kamu suka buku beginian ‘kan?” ujarnya sambil menyodorkan buku.Jason mengernyit curiga, tetapi menerima buku itu perlahan. “Iya sih… aku suka. Tapi Papa nggak pernah cerita soal Tante.”Katrina tertawa kecil. “Papa kamu dulu sering cerita tentang kamu, tapi mungkin dia lupa nyebut aku. Gimana kalau kita ngobrol sambil makan es krim? Tante tahu tempat es krim enak deket sini.”Jason ragu sejenak, tapi rasa penasara

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 86: Perang Dingin

    Ruang makan keluarga Winda malam itu penuh aroma ikan gurame bakar pedas manis. Masakan khas yang selalu menjadi cara ibunya memancing nostalgia Galih. Namun malam itu, aromanya seperti racun.Galih berdiri kaku di ambang pintu ruang makan, napasnya tercekat begitu melihat Katrina duduk manis di salah satu kursi, mengenakan dress formal dengan senyum manis yang terkesan manipulatif. Aster yang berdiri di sebelahnya juga langsung menyadari sesuatu yang tak beres.“Ibu nggak bilang kalau dia tamu yang Ibu maksud,” suara Galih terdengar dingin, nyaris berbisik pada ibunya.Winda menaruh sendok besar ke atas meja dan memutar tubuh, wajahnya tersenyum tipis tapi suaranya tajam. “Galih! Jaga bicara kamu. Dia tamu Ibu. Dan dia juga lulusan luar negeri, lebih baik dari pacar kamu secara finansial.”Kalimat itu menghantam Aster seperti tamparan di wajah. Namun ia menunduk, mencoba tetap tenang. Galih tidak. Tangannya segera menggenggam

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 85: Badai Baru

    Baru saja Galih meletakkan tas kerjanya di meja ketika ponselnya bergetar kencang. Di layar ponsel tertera nama Ibu dengan huruf kapital dan emotikon bunga melati yang dia tambahkan sendiri.Tangannya segera menggeser tombol di layar, menjawab telepon itu. Dia berdiri dekat jendela kantornya sambil menghela napas pendek.Biasanya, telepon pagi dari ibunya berisi kabar seputar tanaman baru di taman atau cerita tetangga yang memelihara burung mahal. Namun, nada suara ibunya kali ini terdengar berbeda.Lebih serius, seperti memanggilnya untuk menghadiri pertemuan penting. Dan Galih memiliki firasat tak nyaman."Ya, Bu?" sapanya lembut.Matanya sambil menatap pemandangan gedung tinggi yang berbaris rapat di balik jendela kantornya."Nanti malam kamu ada acara, Galih?" tanya suara perempuan setengah baya dari seberang, terdengar tenang. Namun, Galih paham ada maksud lain di balik pertanyaan itu."Malam ini kebetulan free, Bu. Ada apa?""Ibu ada tamu penting. Malam ini kamu ke rumah, ya? Ib

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 84: Malam Penuh Hasrat

    Langit senja mulai memudar di balik jendela mobil saat kendaraan dinas itu melaju di jalan tol yang lengang. Di dalam kabin yang sunyi, hanya suara AC dan lagu lembut dari radio yang terdengar samar.Aster tertidur lelap di bahu Galih. Wajahnya tenang, sesekali menarik napas pelan seperti anak kecil yang baru saja berhenti menangis.Wajahnya terlihat lelah. Riasan wajahnya mulai pudar, rambutnya sedikit berantakan, dan jemari tangannya menggenggam map presentasi yang tadi pagi masih ia baca berulang-ulang.Galih menatap wajah itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Bangga, haru, dan sedikit bersalah.Lelaki tampan itu menggenggam tangan Aster dengan lembut, lalu menunduk dan mengecup punggung tangan itu perlahan. Hanya satu sentuhan hangat yang tidak akan membangunkannya, tetapi cukup untuk menggambarkan perasaannya yang dalam pada Aster.“Kasihan banget sayang aku… capek ya, Neng?” bisiknya lirih, seolah takut mengganggu mimpi kekasihnya itu. “Maaf, ya. Kamu jadi kerja berat kayak g

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status