Banyak Adegan Dewasa đ --- Terlahir di tengah keluarga berkecukupan, wajah tampan dan karir cemerlang ternyata tak cukup membuat kisah cintanya semulus wajah aktor-aktor kenamaan tanah air. Galih kembali merasakan patah hati untuk kesekian kalinya. Dia bahkan rela menjadi orang lain demi mencari wanita yang benar-benar tulus mencintainya. Konflik dengan keluarga, sampai difitnah oleh orang-orang yang dikenalnya, tak membuatnya menyerah untuk memperjuangkan cintanya. Apakah dia berhasil menemukan pujaan hati atau justru kembali terluka? Bagaimana nasib cintanya setelah mulai membuka hati kembali? Temukan jawabannya dalam cerita ini
View MoreAster menyerahkan surat pengunduran diri pada lelaki yang menjadi atasannya selama ini. Dia memberi hormat pada lelaki itu sebelum melangkah ke luar ruangan itu.Di ruang arsip, dia menemui Darren untuk pamit sebagai sesama rekan kerja. âMakasih banyak Ren, kamu udah bantuin aku selama ini.â katanya.Lelaki itu merentangkan tangannya untuk memberi pelukan semangat pada Aster. âBaik-baik, ya. Kamu juga bisa ngabarin aku lewat sosmed atau ngirim undangan pernikahan misalnya.âAster tertawa. âIya, nanti kalau aku nikah aku undang kamu,â katanya.âBeneran udah mau nyebar undangan?âAster menggeleng. âBelum. Aku juga nggak tahu gimana ke depannya, tapi aku bakalan istirahat dulu sebelum nyari kerjaan baru.âRekan kerja Aster itu mengangguk-angguk. Dia melambaikan tangan ketika Aster berlalu dari ruangan itu.Aster menyusuri jalanan tanpa tujuan. Dia melewati area Kampus dengan suasana hiruk-pikuk itu. Kakinya terus berjalan menyusuri jalanan di sepanjang komplek pendidikan itu. Tiba di per
Tanpa memberi kabar apapun, Galih mendatangi rumah petak yang ditempati Aster. Gadis itu terbelalak ketika membukakan pintu untuknya.âKang Jamal,â gadis itu ingin memeluk laki-laki di hadapannya. Namun, dia tak ingin terlalu mengumbar perasaannya.âBoleh aku masuk, Neng?â tanya Galih.Aster menganggukkan kepala sebagai jawaban. Semburat jingga di langit menjadi saksi bisu perasaan kedua orang yang saling memendam perasaan masing-masing.Galih duduk berhadapan dengan gadis itu. Gadis yang wajahnya masih menghiasi mimpi-mimpi malamnya.âMaaf, saya bikinin kopi dulu, Kang. Tunggu sebentar!â kata Aster, lalu meninggalkan Galih di ruang depan.Galih menggosokkan kedua telapak tangannya. Dia tak tahu harus memulai obrolan mereka dari mana.Aster kembali beberapa menit kemudian, meletakkan cangkir kopi dengan uap mengepul di udara. Galih mengangguk, lalu membuka kancing lengan kemejanya.âDiminum, Kang,â katanya.âMakasih, Neng,â Galih meraih cangkir kopi itu, menyesapnya sedikit sebelum me
Aster masih terdiam di posisi sama, sambil menyembunyikan wajah di balik lututnya, dia berkali-kali mencoba untuk tak terpaku pada masa lalu yang melenakan bersama Jamal. Karena sebenarnya yang ada bersamanya bukanlah Jamal, melainkan Galih.Dan Galih sama sekali bukan Jamal. Dari cara berpakaian, berbicara, sampai pekerjaan mereka.âApa bener aku suka Jamal apa adanya? Kalau gitu kenapa nggak minta dia jadi Jamal aja kalau sama aku? Atau, sebenernya cuma ego aku yang terluka karena ngerasa nggak dianggap sama sekali sama dia?âAster mengacak sisiran rambutnya. Beberapa kali dia bahkan mengumpat diri sendiri.Tangan gadis itu lalu meraih ponselnya, membuka pesan suara yang dikirimkan oleh kontak yang masih belum berganti nama itu.âAku sakit Neng, bisa video call nggak? Biar aku bisa ngobatin kangen ini.âGadis itu tak membalasnya. Dia terlalu enggan untuk membalasnya karena itu sama saja dengan membuatnya terlihat remeh di depan lelaki itu. Dan dia sama sekali tidak ingin lelaki itu
âAku sakit, Neng. Kita bisa video call, nggak? Aku kangen kamu.âGalih mengirimkan kalimat itu melalui pesan suara ke nomor kontak Aster yang masih disimpannya dengan nama Pacar. Jason yang sedang berada di sisi tempat tidur lelaki itu hanya bisa menertawakan tingkah konyol papanya itu.âTernyata Papa punya kebiasaan unik, ya? Kalau habis putus pasti demam,â kata Jason sambil tertawa.Galih dengan cepat menyanggah, âPapa demam karena kecapekan bukan karena putus.ââTapi waktu ngedeketin Mama Dea dulu juga gitu âkan? Papa sampe sakit waktu itu.â Jason tak mau mengalah dengan argumennya.âUdah dibilangin bukan karena itu, tapi karena Papa kurang istirahat. Jadwal Papa padet banget soalnya,â keluhan kembali keluar dari bibir Galih.Jason kembali mengarahkan termometer infra merah ke kening Galih. Angka 38,7 derajat Celcius dengan lampu indikator merah membuat Jason berdecak.âDemamnya masih belum turun juga. Aku telponin Mama Dea biar sekalian bawa dokter ke sini ya, Pa.ââEh, jangan! Bu
Galih menyandang tas pinggang ke bahunya. Dia mengenakan kaus berkerah dengan celana spandeks dengan sepatu sport yang nyaman. Dia berharap bisa menyelesaikan masalah dengan Aster sekaligus bertemu kembali dengan Iwan dan juga rekan kerja lainnya di Percetakan Gemilang.Galih memutuskan untuk mengendarai Audi merah miliknya karena dia tak lagi harus berperan sebagai Jamal meskipun dia tak keberatan dengan hal itu. Namun, demi menunjang pekerjaannya, dia harus menjadi seorang Galih. Bukan Jamal.Semalam Galih mengirimkan pesan ke nomor Aster, yang berakhir tanpa jawaban dari gadis itu. Hal itu membuatnya ingin mencari jawaban.âApa mungkin hubungan kami selesai tanpa penjelasan gitu aja? Gimana dengan rencana kami selama ini? Gimana sama Jason kalau kali ini juga aku harus putus sama perempuan baru yang udah deket sama dia?â Pertanyaan-pertanyaan itu ada di benak Galih.âDi saat aku udah bahagia karena dia tahu siapa aku sebenernya dan pekerjaanku, malah masalahnya langsung kayak gini.
Galih tercenung menatap ponselnya setelah mendengar kalimat kekasihnya itu melalui telepon. Gadis itu bahkan memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Namun, panggilan dari Tasya membuatnya tak bisa menghubungi kembali gadis itu melalui panggilan telepon. Dia kembali menyimpan ponselnya.âIni Bos, storyboard yang dibikin sama Rein dan Sheela,â kata gadis berambut cokelat yang menjadi sekretaris pribadinya itu lalu menyerahkan tablet berisi rancangan cerita untuk video iklan mereka.Galih meraih tablet yang disodorkan Tasya itu, melihatnya sekilas. âBagian ini gimana kalau ditambah efek dramatis kayak adegan terbang di film Harry Potter itu? Kayaknya bagus dan lebih relate kayaknya sama audiens yang jadi target pasar.ââOke, kasih aja catatan di situ, Bos. Tim wardrobe lagi bikin kostum yang sesuai, ala peri tapi versi idol gitu ceritanya.ââBagus. Sekarang idol lagi disenengin sama semua kalangan. Jadi, visual harus diutamakan di sini. Kalau audio, udah oke?ââUdah, Bos. Rein sama
Tak seperti biasanya, hari itu Aster merasa tak bersemangat bahkan untuk memulai sarapan paginya. Gravitasi di tempat tidurnya begitu kuat hingga dia tak bisa pergi ke manapun. Dia terus berselancar di dunia maya untuk menonton film pendek lucu yang dibuat para kreator lokal.Ketika dia hampir terpejam karena rasa kantuk menyerang, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk itu membuatnya terbangun dari posisi nyaman di kasurnya.âAstaga! Ini beneran? Ya ampun!âAster segera membalas pesan itu. Sebuah lokasi dengan nama restoran muncul di sana. âAku harus pakai baju apa kalau ke sana? Ah, kayaknya ada yang cocok sama aku,â katanya.Aster buru-buru menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia menggosokkan lulur ke seluruh tubuhnya agar semua sel kulit mati di tubuhnya tanggal. Setelah itu, dia mulai merias dirinya dengan bedak tabur dan krim bibir berwarna merah muda dicampur dengan oranye untuk menambah kesan segar di wajahnya. Dia juga menyemprotkan parfum lalu mengelua
Aster masih bergeming selesai membersihkan riasan wajahnya dan melepas baju dengan aksesoris rambut demi bertemu keluarga Galih itu. Meskipun Galih membelanya, tetapi sikap ibunda Galih membuat Aster tak nyaman. Dia harus mendapatkan restu dari perempuan itu jika ingin bersama Galih. Dan dia yakin semua itu tak akan mudah.Dia menatap wajahnya di pantulan cermin itu. Seperti kebiasaannya selama ini, dia berbicara pada dirinya sendiri. âMulai sekarang aku harus bisa ambil hati ibunya âkan? Kamu yakin kamu bisa âkan? Yakin dong, Aster! Harus semangat!ââYup, bener! Aku harus semangat dapetin restu ibunya!â***Aster menyisir poninya ke samping, lalu memutar tubuhnya untuk memastikan busana yang dia pakai untuk bekerja hari itu sempurna. Dia menyemprotkan parfum di beberapa titik untuk menunjang penampilannya dalam bekerja. Meraih tote bag berbahan kanvas dengan karakter perempuan bertopi pantai itu, dia meninggalkan rumah tempat tinggalnya.Angkutan umum membawa Aster ke Perpustakaan Ka
Galih menatap tampilan wajah itu di cermin. Sambil tersenyum, dia menepuk bahu Ben.âBagus, aku suka,â katanya pada Ben. Laki-laki berambut pirang itu bertepuk tangan sambil melompat kegirangan.âCocok banget sama kamu, Sayang,â kata Galih sambil memegangi bahu gadisnya.Gadis itu tersenyum. âMakasih ya, Kak Ben!â katanya.âSama-sama, Cantik! Duh, aku seneng banget deh Bos Galih akhirnya bawa ceweknya ke sini. Mana cantik banget lagi!â Kalimat Ben membuat Aster tersenyum-senyum.âKita pergi sekarang?â tanya Galih.Aster mengangguk, âyuk, Kang.ââMudah-mudahan lancar ya, Bos! Aku nggak sabar dapet undangan dari kalian!â katanya.Galih tersenyum, lalu menggenggam tangan gadis itu. âTangan kamu dingin, Sayang. Kamu gugup?âGadis itu mengangguk sekali lagi. âBanget, Kang. Aku juga khawatir bakalan malu-maluin Kang Jamal.âGalih menggeleng, ânggak bakalan, Sayang. Udah, jangan khawatir. Kamu bisa pegang tangan aku. Aku nggak akan lepasin kamu.âAster mengangguk. Dia berharap semua kekhawat
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada perpisahan dengan seseorang yang dicintai. Lelaki itu merasa sepanjang sisa usianya tak lagi bermakna. Di atas tanah merah basah dengan taburan bunga itu, Galih tertunduk.“Kenapa, Tuhan? KENAPAAAA?” dia bertanya pada Sang Pencipta atas takdir yang terjadi.Tangan perempuan berusia akhir empat puluhan itu menyentuh bahunya dengan lembut. Galih mendongak. Bayi tiga bulan dalam gendongan perempuan itu terpejam.“Sudah, Nak. Kita pulang, yuk. Amel sudah tenang. Biarkan dia beristirahat. Mama akan bantu kamu mengurus anakmu,” kata perempuan itu.Galih berdiri. Dia kembali menegakkan langkahnya. Ada buah cintanya yan...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments