author-banner
Mita Yoo
Mita Yoo
Author

Novels by Mita Yoo

Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam

Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam

(Mengandung adegan 21+ di bab tertentu) Masa kecil penuh trauma membuat Laura percaya bahwa cinta selalu berarti luka. Baginya, dicintai adalah disakiti. Dan menerima rasa sakit dari orang terkasih adalah hal yang wajar. Keyakinan itu membawanya pada Reve, pria dengan sisi gelap yang tak pernah ia sembunyikan. Di rumahnya, Laura terjebak dalam hubungan penuh gairah sekaligus penyiksaan, hingga sulit membedakan antara cinta dan obsesi. Pengkhianatan Reve membuka matanya. Untuk pertama kali, Laura meragukan pemahamannya tentang cinta. Ia memutuskan pergi, mencoba keluar dari lingkaran yang menghancurkannya. Namun Reve tak rela melepaskan. Baginya, Laura adalah obsesi, candu, dan alasan untuk tetap bertahan dalam kegelapan. Laura harus memilih: menerima pria itu lagi, atau mencari arti cinta yang sebenarnya. °°° Hai kakak-kakak pembaca tersayang, penulis akan sangat berterima kasih jika kakak semua berkenan meninggalkan jejak komentar, ulasan dan menambahkan cerita ini ke pustaka. Love <3
Read
Chapter: Bab 160
Udara di klinik Dylan terasa berat, penuh dengan ketegangan . Reve masih berdiri di sana, menatap Laura yang memegang kartu ATM itu seolah-olah itu adalah kunci dari takdir yang akan mereka jalani selanjutnya.Pertanyaannya menggantung di antara mereka, sederhana namun sarat makna. “Jadi,” ucap Reve, suaranya bergetar penuh harap dan keraguan, “Kau menerimaku? Bukan hanya uangku, tapi ... aku. Dengan semua masa laluku yang berantakan, dengan segala kekuranganku?”Laura memandangi kartu di tangannya, lalu menatap langsung ke mata Reve yang penuh kecemasan. Di sana, dia tidak melihat lagi pria arogan yang dulu mengendalikannya. Yang dia lihat adalah seorang pria yang rapuh, yang telah berjuang untuk berubah, dan yang dengan polos menyerahkan seluruh tabungan hidupnya sebagai bukti niatnya.Laura tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia melangkah mendekat, hingga hanya berjarak lima jengkal dari tempat Reve berdiri.“Uang ini,” bisik Laura, mengangkat kartu itu, “hanya sebuah alat. Yang
Last Updated: 2025-11-15
Chapter: Bab 159
Keesokan paginya, sinar matahari menyirami taman belakang rumah Madam Letisha. Laura duduk di bangku kayu, secangkir teh chamomile di tangannya masih penuh, belum disesap sedikitpun. Wajahnya diliputi kerutan kecemasan.Madam Letisha duduk di sampingnya, dengan tenang merajut sambil sesekali melirik Laura.“Aku bingung, Madam,” keluh Laura akhirnya, suaranya lirih dan penuh keraguan.Madam Letisha melirik, “apa yang membuatmu bingung?”“Aku bingung dengan Reve."Madam Letisha tidak langsung menjawab. Jarum rajutannya terus bergerak ritmis sebelum dia berhenti dan menatap Laura dengan bijak. “Cinta itu bukan soal benar atau salah, Nak. Tapi soal pilihan dan konsekuensi.”Wanita tua itu meletakkan rajutannya. “Reve ... dia seperti anggur tua. Rasanya kuat, bisa memabukkan, dan setelahnya seringkali meninggalkan sakit kepala.” Analoginya membuat Laura tersenyum kecut. “Tapi ada juga yang menemukan kesen
Last Updated: 2025-11-15
Chapter: Bab 158
Keesokan harinya, di klinik yang sepi sebelum jam praktik dimulai, Reve bercerita tentang undangan Argo dan keinginannya untuk mengajak Laura. Dylan mendengarkan sambil membersihkan kacamatanya, wajahnya lebih serius dari biasanya. “Kau bisa ajak dia pergi,” ujar Dylan, meletakkan kacamatanya, “tapi hanya jika dia benar-benar mau. Bukan karena kau memaksanya, atau memanfaatkan kelemahannya.” Nada suaranya tegas, penuh peringatan. Reve menyunggingkan senyum getir. “Wah, kau jadi semakin protektif padanya. Apa ini efek menjadi ‘dokter yang baik’?” Dylan menatapnya langsung. “Aku menganggapnya seperti adikku sendiri sekarang. Dan sebagai kakak, aku tidak akan mengizinkanmu atau siapa pun mengganggu ketenangannya lagi.” “Begitu, ya?” Reve menyeringai, namun ada kekhawatiran di matanya. Dia mendekat dan tiba-tiba membungkuk dengan dramatis, tangan terlipat seolah memohon. “Kalau begitu, restuilah aku, Kakak!
Last Updated: 2025-11-14
Chapter: Bab 157
Lampu temaram di ruang tamu menerangi profil wajah Laura yang masih pucat. Reve tetap duduk di lantai di samping sofa, punggungnya bersandar pada bingkai kayu. Hujan di luar telah reda menjadi rintik-rintik, menciptakan irama yang menenangkan.“Tidurlah,” bisik Reve sekali lagi, suaranya serendah embun malam. “Aku di sini. Aku tidak akan pergi.”Laura terlalu lelah untuk membuka mata atau menyahut. Tubuhnya masih lunglai oleh efek obat dan rasa sakit yang baru saja mereda. Namun dalam kabur kesadarannya, dia mendengar suara Reve. Dia tahu Reve masih ada di sana.“Terima kasih,” bisik Reve tiba-tiba.Suaranya lebih dalam, sarat dengan emosi yang tak terbaca, “karena kau sudah menjaga dirimu untukku.”Di dalam benaknya yang lemah, Laura ingin memprotes. ‘Bukan untukmu. Aku melakukannya untuk diriku sendiri!’Namun tak satu pun kata yang bisa diucapkannya. Hanya sebuah desahan lemah yang keluar.
Last Updated: 2025-11-14
Chapter: Bab 156
Kedai kopi sederhana itu ramai oleh obrolan pelanggan dan aroma biji kopi sangrai. Reve, dengan apron hijau, baru saja mengantarkan pesanan ketika pandangannya tertumbuk pada sosok familiar yang berdiri di dekat pintu.Argo.Pria itu tampak lebih tua, lebih berisi, dengan ketenangan yang tidak dia miliki dulu.“Bagaimana kabar Anda, Reve?” sapa Argo, suaranya formal namun tidak memancarkan aura bermusuhan.Reve membersihkan tangannya di apron. “Tidak usah terlalu formal. Aku bukan tuanmu lagi,” ujarnya, mencairkan suasana. “Dan kau juga sama sekali bukan sopir pribadiku.”Argo tersenyum kecil. “Maaf. Kebiasaan. Semuanya adalah bagian dari pekerjaan saya waktu itu.”“Tidak masalah,” Reve mengibaskan tangan. “Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik. Sangat baik, malah.”Ada jeda yang singkat, lalu Argo bertanya, suaranya lebih rendah, “Bagaimana kabar Laura?”Reve mendecak, se
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: Bab 155
James hanya tertawa pelan. Pria itu mengetahui kelemahan Reve.“Oh, hanya menyelesaikan beberapa urusan keluarga yang belum tuntas,” jawab James santai, meski Reve tahu, setiap katanya memiliki arti lain.“Ayah kita mungkin sudah tiada karena bunuh diri di penjara. Tapi warisannya ... masih banyak yang harus diatur. Termasuk urusanmu dengan wanita itu.” Matanya melirik ke arah toko bunga.“Namanya Laura, ‘kan? Dia masih cantik sama seperti lima tahun lalu.”Reve mengepalkan tangannya. Semua kemajuan yang telah dia capai, semua kedamaian yang dia rasakan, seakan menguap di hadapan James. Dia adalah perwujudan dari masa lalunya yang paling kelam, sebuah pengingat bahwa dia tidak akan pernah bisa benar-benar lepas dari cengkeraman keluarganya.“Jangan sentuh dia!” geram Reve, suaranya rendah dan penuh peringatan.James tertawa, suara yang dingin dan tanpa emosi. “Itu tergantung padamu, Kakak.”
Last Updated: 2025-11-13
Suami Pengganti dari Toko Online

Suami Pengganti dari Toko Online

(Mengandung adegan 21+ di bab tertentu) Venus John Eleanor sudah muak dengan suaminya. Tanpa pikir panjang, ia nekat menukarnya di sebuah toko misterius di pasar gelap daring. Ketika suami pengganti tiba—sempurna dalam segala hal, persis seperti yang ia impikan—Venus pun mulai bertanya-tanya: Apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya yang asli? °°° Hai kakak-kakak pembaca tersayang, penulis akan sangat berterima kasih jika kakak semua berkenan meninggalkan jejak komentar, ulasan dan menambahkan cerita ini ke pustaka. Love <3
Read
Chapter: Bab 95
Pagi itu, cahaya matahari menyinari kantor catatan sipil dengan lembut. Venus dan Ian berdiri berdekatan, tangan tak lepas saling menggenggam. Untuk pertama kalinya sejak ‘kembali’ menjadi normal, Ian tidak mengenakan topi atau berusaha menutupi bekas luka di pipi kirinya.Ian berdiri tegak, dengan sedikit senyum simpul di bibirnya, membiarkan dunia melihatnya apa adanya. Dan bagi Venus, itu justru membuatnya semakin tampan. Sebuah bukti nyata dari ketangguhan g dan keberaniannya.“Kamu yakin dengan pilihan ini?” bisik Ian, tatapannya menatap Venus dalam-dalam, seolah masih tidak percaya dengan kebahagiaan yang dialaminya.Venus hanya menjawab dengan menggenggam tangannya lebih erat. “Aku nggak pernah seyakin ini tentang apapun sebelumnya.”Cincin sederhana di jari Venus berkilau samar, sebuah janji yang kini akan mereka wujudkan dalam sebuah ikatan sakral. Proses itu berjalan lancar, penuh dengan pandangan penuh berkah dari pe
Last Updated: 2025-10-26
Chapter: Bab 94
Hari itu Venus memberanikan diri untuk memeriksa kandungannya. Tanpa meminta waktu Eric untuk mendampinginya, dia memutuskan mengunjungi dokter kandungan sendiri.Saat menunggu panggilan untuk bertemu dokter, Venus mendengar suara lelaki yang familiar memanggil namanya. Dia menoleh ke arah suara, dan matanya terbelalak saat melihat pria itu. Pertemuan tak terduga itu membuat ruang tunggu dokter kandungan terasa sempit.“Kamu periksa kandungan? Eric, suami kamu gimana kabarnya?” tanya pria itu.“Eric baik-baik saja, katanya.Kalimat kebohongan itu terasa pahit di ujung lidah Venus. Venus masih terduduk, mencoba mencerna kata-katanya sendiri yang terlanjur meluncur sebagai pertahanan diri untuk menjaga citra pernikahannya dengan Eric sebelum putusan resmi dari pengadilan.Venus balik bertanya, “kamu, nemenin istri ke sini?”Pria itu—Virgo tertawa pelan, dan tawanya seperti mengurai sedikit ketegangan.
Last Updated: 2025-10-25
Chapter: Bab 93
Empat bulan kemudian ….Ruang sidang itu terasa pengap, meski pendingin ruangan dinyalakan di angka 17 derajat Celsius. Setiap tarikan napas Venus terasa berat, dipenuhi ketegangan.Venus duduk tegak, tetapi tangan yang tergenggam di pangkuannya menghujam pucat. Di sampingnya, Arjuna menyusun berkas-berkas dengan tenang. Sorot matanya tajam, terpaku pada Eric yang duduk di seberang mereka dengan wajah dingin.“Yang Mulia,” suara Arjuna menggelegar, memecah kesunyian ruangan itu. “Kami hari ini tidak hanya akan membuktikan adanya keretakan perkawinan yang tidak dapat diperbaiki lagi, tetapi juga menunjukkan bahwa pihak Termohon, Tuan Eric, telah secara sadar dan berulang kali melanggar janji suci pernikahan melalui hubungan di luar pernikahan dengan saudari Venus John Eleanor.”Dari dalam map berwarna coklat, Arjuna mengeluarkan setumpuk dokumen. Venus menunduk, napasnya tersendat. Ini adalah momen yang paling ditakutkan dan sek
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 92
Ruangan konsultasi yang rapi dan sejuk itu tiba-tiba terasa seperti perangkap. Venus duduk kaku, menatap tak percaya pada pria yang duduk di seberangnya. Bukan pengacara biasa yang dia harapkan, tetapi Arjuna, suami Felicia, dan yang dia curigai terlibat jauh lebih dalam dengan situs Mountbatten.com.“Aku tidak menyangka kamu akan melakukan hal seperti ini, Venus,” ucap Arjuna, suaranya datar, tetapi matanya yang tajam menelusuri setiap ekspresi di wajah Venus.Venus menahan gejolak di dadanya. “Aku sudah muak. Aku lelah bertahan, Arjuna," jawabnya, suaranya tegas meski tangannya menggenggam erat tepi kursi.Venus sudah muak dengan semua kebohongan, semua permainan, dan semua orang yang tampaknya tahu lebih banyak tentang hidupnya daripada dirinya sendiri.Arjuna menyeringai, sebuah ekspresi yang membuat Venus merinding. Pria itu tidak terkejut. Sepertinya dia sudah menunggu. Dengan gerakan santai, dia mengeluarkan sebuah map d
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 91
Tanpa berkata-kata, Venus merogoh amplop cokelat yang dia sembunyikan dan mengeluarkan sebuah foto. Foto itu jelas, bujti yang tak lagi terbantahkan.Foto itu menangkap wajah Eric dan Nova, sedang keluar dari sebuah pintu kamar hotel, sedang bertatapan mesra sambil tangan mereka saling menggenggam.Wajah Eric berubah seketika. Darahnya mengalir menjauh dari wajahnya, meninggalkan warna pucat yang mencolok. Matanya membelalak, tidak percaya. “A-apa ini?” dia tergagap-gagap dengan suara serak.“Eric.” Venus menatapnya langsung, matanya yang biasanya lembut sekarang penuh dengan kekecewaan dan keputusan yang tak tergoyahkan. “Maafkan aku, aku ingin bercerai.”“Tidak!” Eric berseru, panik. Tangannya meraih lengan Venus, tapi Venus menariknya kembali. “Semuanya salah paham, Sayang!”“Tidak perlu mengelak, Eric.” Venus menggeleng, suaranya datar, lelah. Semua drama, semua kebohongan, sudah cukup. “Aku sudah tahu semuany
Last Updated: 2025-10-22
Chapter: Bab 90
Udara di antara mereka terasa pengap. Nova mendekap bayinya lebih erat, wajahnya campur aduk antara terkejut, tidak percaya, dan sedikit harap saat mendengar ucapan Venus.“Aku akan bercerai dari Eric,” ucap Venus.Dia berbicara seolah Keputusannya sudah bulat.Nova terbelalak. “Apa? Kamu yakin? Kamu nggak bercanda?” Bayi di gendongan Nova menggeliat, seolah merasakan ketegangan.“Aku udah janji,” jawab Venus, menatap langsung ke mata Nova. “Begitu anak itu lahir, aku akan mengurus perceraian dengan Eric.” Janji itu, yang dulu diucapkan dalam keputusasaan untuk menenangkan Nova, untuk memenangkan hati Eric, kini dia tepati. Venus memenuhi janji itu bukan untuk Nova, melainkan untuk dirinya sendiri. Untuk kebebasannya. Untuk Ian.“Ta-tapi ..." Nova tampak bingung dengan perubahan drastis itu. “Tapi Eric bilang, dia menyuruhku menjauh dari hidup kalian.” Ucapan itu seperti pengakuan, sebuah pengakuan
Last Updated: 2025-10-21
Ayo Menikah, Mas Duda!

Ayo Menikah, Mas Duda!

Galih adalah pria sempurna di mata banyak orang—tampan, kaya, dan memiliki karir cemerlang. Namun, di balik kehidupannya yang sempurna, dia masih menyimpan luka mendalam. Kisah cinta yang dia jalani selalu berakhir dengan pengkhianatan atau ditinggalkan. Merasa lelah dan hampa, Galih membuat keputusan ekstrem: menghilang dari kehidupannya yang mewah. Dia ingin mencoba mencari tahu, apakah ada perempuan yang bisa mencintainya tanpa melihat siapa dirinya yang sebenarnya? --- Halo, Kakak pembaca novel ini. Penulis sangat berterima kasih jika Kakak semua berkenan menambahkan ulasan dan komentar positif di novel ini. Love you <3
Read
Chapter: Bab 149: Dreams Come True
Ballroom mewah itu telah berubah menjadi negeri dongeng. Awan-awan gantung dari krep putih bergerak lembut di langit-langit, seolah menari-nari ditiup angin AC. Dua buaian kecil berhias pita sutra biru muda berdiri megah di panggung utama, dikelilingi oleh balon-balon berbentuk burung bangau yang seolah terbang membawa kabar bahagia. Galih, yang biasanya selalu tampil sempurna dalam setelan jas, hari itu membiarkan keriputan di kemejanya. Ia lebih memilih kenyamanan untuk berlutut di samping Aster yang duduk di sofa khusus dengan perutnya yang membesar seperti bulan purnama.  Galih berdiri di depan tamu-tamu yang telah berkumpul, jari-jarinya gemetar memegang mikrofon. Kaus kasual bertuliskan "Daddy of Twins" yang melekat di tubuhnya terasa asing. Seolah sebuah pembebasan dari belitan dasi dan setelan jas yang biasa mengekangnya.  "Terima kasih..." Suaranya pecah di tengah kalimat ketika pandangannya tertumbuk pada sosok Aster yang baru s
Last Updated: 2025-07-01
Chapter: Bab 148: Ngidam Lagi
Pukul 11:36 malam. Galih baru saja menutup laptopnya ketika Aster muncul di pintu ruang kerjanya. Tangannya menopang punggung yang pegal, matanya berkaca-kaca dengan tatapan yang bahkan sudah dihafal Galih.Tatapan "ngidam" yang berbahaya untuknya. Entah apa yang Aster minta kali ini."Mas..." Suaranya seperti anak kecil yang memohon permen.  Galih menghela napas dalam, sudah bisa menebak arah pembicaraan itu. "Apa yang mau kamu makan malem-malem begini, Sayang? Mangga muda dicocol sambel? Es krim rasa durian? Atau—"  "Cilok," Aster memotong kalimat Galih. "Tapi bukan beli. Aku mau Mas yang bikin."  Galih membeku. Tangannya yang sedang meraih kacamata terhenti di udara. "Kamu tahu Sayang, aku bahkan nggak bisa bedain antara tepung kanji sama tepung beras, ‘kan?"  Aster melangkah mendekat, meletakkan tangan di perutnya yang membesar. "Si kembar bilang, mereka juga mau….”  Galih meng
Last Updated: 2025-07-01
Chapter: Bab 147: Aku Mimpi Buruk
Lorong rumah itu sunyi ketika Jason muncul di balik pintu kamar Galih. Ia membawa bantal kesayangannya yang sudah usang terjepit erat di bawah ketiak.Rambutnya yang masih lembap setelah mandi berantakan, dan piyama bergambar dinosaurus terlihat sedikit kecil untuk tubuhnya yang mulai besar dan bertambah tinggi. Ia berdiri di ambang pintu, jari-jari kakinya menggaruk-garuk karpet dengan gugup.  "Bunda... Papa..." Suaranya kecil karena ragu, terdengar seperti rintihan angin malam. "Aku boleh tidur di sini malam ini?"Aster yang sedang bersandar di tumpukan bantal langsung menoleh ke arah Galih, menatap dengan tatapan memohon. Perutnya yang membuncit membuatnya kesulitan bergerak, tetapi matanya sudah mengatakan "ya" sebelum mulutnya terbuka.  Galih, yang sedang memijat kaki bengkak istrinya mengangkat alis. "Kasur kamar Papa udah sempit, Boy. Ditambah perut Bunda yang udah makin besar—"  "Aku janji nggak akan ng
Last Updated: 2025-07-01
Chapter: Bab 146: Bacakan Dongeng
Lampu bintang-bintang kecil di langit-langit kamar Jason memantulkan cahaya redup, menari-nari di dinding seperti peri yang bersembunyi di balik bayangan. Aster mengatur posisi duduknya dengan susah payah, perutnya yang membuncit membuatnya harus bersandar pada tumpukan bantal ekstra. Jason sudah berbaring di tempat tidur, selimut bergambar dinosaurus terseret sampai ke dagunya, hanya matanya yang berbinar-binar terlihat. Mata yang penuh harap dan sedikit rasa bersalah.Jason melirik Aster, lalu berbisik penuh harap. "Bunda, aku minta sesuatu boleh?” tanyanya.Aster menatap Jason. “Minta apa, Sayang?”“ Aku minta bacain dongeng yang seru. Satu buku aja, Bunda. Yang ada ksatria sama naganya,” ucapnya, ia mengecilkan suaranya seperti bisikan angin malam.Aster mengangguk. “Ya udah, tapi Kakak yang ambil bukunya, ya?”Jason beringsut dari tempat tidur menuju rak buku. Meraih satu buku kisah ksatria dan naga laku meny
Last Updated: 2025-07-01
Chapter: Bab 145: Bangun Tengah Malam
Meja makan besar di rumah Winda dan Kesuma dipenuhi berbagai hidangan lezat. Rendang, sayur lodeh, sambal terasi, dan ikan bakar yang masih mengepul. Lampu chandelier di atas meja memantulkan cahaya hangat pada wajah-wajah bahagia di sekelilingnya.Aster tersenyum, duduk di kursi khusus dengan bantal tambahan, perutnya yang membesar hampir menyentuh meja.  Winda meraih piring, lalu menyendokkan nasi untuk Aster. "Aster sayang, makan yang banyak ya. Soalnya kamu perlu makan untuk tiga orang sekarang!"  Kesuma tersenyum lalu dengan bijak memberi nasehat putra sulungnya itu. "Galih, kamu harus ekstra perhatian sekarang. Istri yang hamil kembar butuh support penuh. Jangan sampai dia stres menjelang lahiran."    Jason yang duduk di antara kakek-neneknya tiba-tiba berdiri dengan gelas jus di tangan.   "Tolong dengerin aku dulu, semuanya! Aku mau kasih pengumuman! Sebagai calon kakak, aku janji akan bantu j
Last Updated: 2025-06-30
Chapter: Bab 144: Menagih Janji
Malam minggu yang tenang di ruang keluarga tiba-tiba pecah ketika Jason melompat ke pangkuan Galih yang sedang asyik membaca laporan kantor. Matanya berbinar dengan tekad yang sudah dipendam berbulan-bulan.   "Papa, ingat janji Papa waktu Bunda baru hamil? Katanya kalau aku jagain Bunda baik-baik, nanti adiknya bisa jadi laki-laki..."  tanya Jason dengan nada serius.  Galih salah tingkah, laporannya terjatuh. Aster yang sedang minum teh di seberang tersedak.  Aster terbatuk-batuk. "Jason sayang, itu kan—"  Jason melirik Galih dengan tatapan tajam. "Sekarang Bunda hamil kembar, tapi kata dokter bisa jadi dua-duanya adik perempuan juga!" Ia melipat tangan di dada, "Papa bohong ya?"  Galih menghela napas panjang, menarik Jason ke pelukannya. Di sudut ruangan, Winda yang sedang berkunjung menutupi tawanya dengan serbet.  "Sayang, jenis kelamin bayi itu bukan Papa yang nentuin. Itu kayak..
Last Updated: 2025-06-30
You may also like
Aku Masih Perawan
Aku Masih Perawan
Romansa · Rara Radika
494.4K views
BAYI MILIARDER (A Baby Billionaire)
BAYI MILIARDER (A Baby Billionaire)
Romansa · Adinasya Mahila
492.4K views
Istri Keempat
Istri Keempat
Romansa · Asia July
489.0K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status