BABU MILYARDER 16Bab 16#Pembalasan_mantan_TKW_Balas dendam ala MafiaHari ini pembalasan dendam Nur akan dilaksanakan! Semua rencana sudah matang, Nur yang jadi pemimpinnya. Arka menjadi wakil ketua alias kaki tangan Nur, dan Akong adalah penanggung jawab! Nur memberi nama misinya ini dengan judul 'Balas dendam ala mafia' Yaelah kek bikin sinetron aja Nur;Hari masih pagi tapi, Nur sudah heboh berdandan ala Mafia Hongkong. Memakai setelan blazer hitam dan celana panjang hitam (baju kantor bekas Nyonya Lily yang diberikan padanya), dalaman hem putih dan sepatu boot warna item--pinjem punya Mince-- Nur memakai jilbab Saudia item dan kacamata hitam berkaca film. "Hmmm aku harus berpenampilan kaya! Biar mantan Mertua dan mantan Suamiku bertekuk lutut!" Nur berbicara sendiri di depan cermin. Keluar dari kamar, Nur memasang raut muka dingin dan angkuh seperti Boss mafia lalu memasuki kamar Akong untuk minta doa restu.“Kong, gimana penampilan Nur, Udah oke belum?" Tanyanya sambil
BABU MILYARDER 17#Pembalasan_mantan_TKW_Bab 17Gagal total"Hoahahahahaha hahahaha,"“Kapokmu kapan, Nur?! Hahahaha,”Nur menengok asal suara tawa gembira itu, benar saja dugaannya, Mantan mertua dzolim hadir di sini! Dia menertawakan Nur sampai matanya berair. Hheh! Nur hanya bisa membuang nafas saja, mau apa lagi? Gagal total misinya, malahan dia sekarang ditertawakan banyak orang. Untung saja Arka sudah lari duluan, kalau tidak dia bisa kena malu juga.Dengan lesu, Nur bilang sama pak tukang untuk membatalkan perobohanbrumah. Ia memerintahkan mereka kembali. Dengan langkah gontai Nur berjalan menuju mobil Arka, dengan diiringi pandangan orang-orang dengan bermacam-macam prasangka. Ada yang kasihan, ada yang menertawakan, ada juga mungkin yang bersimpati dengan nasibnya. Nur menunduk sepanjang jalan.Memasuki mobil Arka dengan wajah lesu. Membuat Arka melihatnya heran,mungkin dia berpikir kenapa sekarang Nur tidak bersemangat empat lima seperti waktu berangkat tadi.“Gimana, Nur,
BABU MILYARDER 18BAB 18#Pembalasan_Mantan_TKW_Mas Budi yang lebayBudi segera bangun dan bersama ibunya menuju kandang ayam di belakang rumah. Benar saja, banyak ayamnya yang sudah mati kaku tanpa sebab.“Piye iki, Bud? Bisa mati semua kalau kayak gini!”bu Ratrimo panik.Budi melihat sekeliling, kemudian dia dan ibunya memeriksa kandang per kandang. Hampir semua ayam mati, yang masih hidup pun tampak lemas dan tidak sehat.“Bud, itu mati lagi, itu juga, cepat kamu keluarkan yang mati,Bud, biar tidak nular!” Bu Ratrimo memerintah anaknya dengan nada tinggi.“Iya Bu, disini juga banyak yang mati," kata Budi menunjukkan beberapa ayam yang terjengkang kaku.Budi mengeluarkan beberapa bangkai ayam dari kandangnya. Kalau ditotal hari ini yang mati ada lima puluh ekor lebih mungkin.Ibu Ratrimo tampak berjalan memeriksa seluruh ayam dengan panik dan mengomel tiada henti.“Bud, cepetan kamu keluar cari obat buat ayam-ayam ini, cepat!”ujarnya. “Iyo Bu, tak cuci muka dulu,” jawab Budi.“Wes
BABU MILYARDER 19Bab 19#Pembalasan_mantan_TKW_Episode sedih hikss, siapkan tissueKeadaan Akong sangat payah. Bibir dan telapak tangannya dingin dan biru. Nafasnya pun tersengal-sengal bahkan tubuhnya ikut naik turun ketika bernafas. Suara dengkuran di tenggorokan Akong semakin keras.“Mama, ada apa?!”Arka sudah berdiri disini saja. Rupanya, dia belum tidur dan mendengar jeritan mamanya.“Nyo, cepat bawa akong ke rumah sakit!” Setengah berteriak nyonya Lily memberi titah ke Arka. Selanjutnya perempuan cantik itu terlihat berjalan ke luar mungkin menyiapkan mobil.Arka segera membopong tubuh Akong dan membawanya keluar. Nur berlari kecil disampingnya , tangannya membawa tabung oksigen portabel. Nyonya Lily mengambil tas dan kunci mobil. Sesaat kemudian kami sudah ada dalam mobil yang meluncur kencang ke rumah sakit. "Papi, bertahan ya, kita ke rumah sakit," sepanjang perjalanan, Nyonya Lily menangis dan menggenggam tangan Akong. Nur pun ikut menangis, "kasihan Akong ...."Akong di
BABU MILYARDER 20Bab 20#Pembalasan_mantan_TKW_Pergi tanpa pamitNur masih duduk di sini di dapur pembantu. Di depannya duduk Bik ijah yang setia menemani. Mereka berdua saling diam dengan pikiran masing-masing. Sesekali Nur menghela nafas, masih tidak percaya Akong sudah meninggal.Nur dengar Akong disemayamkan di rumah duka, sambil menunggu kerabatnya datang dari Amerika dan Taiwan. Rencananya jenazah Akong akan dikremasi besok.Rumah besar ini terasa Sepi sekali. Nur berjalan masuk ke kamar Akong. Mengamati sekeliling lalu Nur duduk di tepi ranjang Akong. Memeluk selimut Akong dan menciumnya sambil menangis, Nur merasa masih ada bau-bau Akong di sana.“Kong, maafin Nur nggak bisa jaga Akong dengan baik ya ... Nur sering marahin Akong hikss ....”Nur kembali menangis terisak bila ingat Akong. "Semoga Akong tenang di sana ya,Kong, Nur akan selalu mengingat kebaikan Akong seumur hidup Nur," mengusap pipi.Menutup kembali kamar Akong, Nur kembali ke kamarnya sendiri. Duduk termenung
BABU MILYARDER 21Sekuel 2 Bab 21SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Diculik dan dibuang Nyonya Lily memasuki rumahnya dengan langkah yang lunglai. Maya tampak menggandeng tangannya. Arka berjalan di belakangnya. Hari ini tadi prosesi kremasi Akong sudah selesai.Maya mengantar Nyonya Lily ke kamarnya, kemudian meninggalkannya. Sepertinya Nyonya Lily sedang ingin sendiri. Sesaat kemudian dia menemui Arka di kamarnya.“Ka, gue langsung pulang, ya?” Pamit Maya.Arka menoleh dan mengangguk.“Thanks, ya, May,” katanya sambil melambaikan tangan.Maya melangkahkan kakinya keluar dari rumah mewah Arka. Dalam hati dia bersyukur kematian Akong membuatnya dekat lagi dengan keluarga Nyonya Lily dan Arka. Dulu memang Arka dan Maya pernah dekat, bisa dibilang pacaran. Mereka berdua memang dilahirkan sama sama dari keluarga kaya. Ketika Arka melanjutkan studinya ke negri menara pisa tempat di mana Oma dan opa bulenya tinggal, ternyata Maya mendua disini. Seseorang yang bisa dipercaya memberi bukti kepada
BABU MILYARDER 22Sekuel 2 bab 22SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Lembaran baru Nur berdiri dengan sisa sisa tenaganya, "bismillah saja kucegat sepeda motor ini. Aku tak punya pilihan dari pada aku harus bermalam di sini? Kan ngeri,"Sepeda motor itu semakin mendekat, terlihat dua orang berboncengan. Mengulurkan tangan, nur memberhentikan laju motor itu. Alhamdulillah mereka berhenti. Dua orang pengendara laki-laki dan perempuan, Mereka menatap Nur heran.“Mbak kenapa, Habis di rampok?”Si laki-laki bertanya pada Nur. Gadis itu mengangguk. “Ya Allah kasihan amat,”Si perempuan turun dari boncengan, dia memegang tangan Nur, melihat Nur yang dalam keadaan kacau. “M_maaf ini di mana?” tanya Nur terbata-bata.“Ini daerah pinggiran Jakarta Mbak, daerah P” perempuan itu menatap Nur, "pasti dia bukan orang dari dekat sini, kasihan,"“T_tolong saya, Mbak, antar saya ke jalan raya.” Nur minta tolong. Kedua orang itu terdiam, hari semakin gelap. “Mas, bagaimana kalau Mbaknya ini kita ajak pu
BABU MILYARDER 23Sekuel 2 Bab 3SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Dua tahun kemudian ....“Nur, bangun, Nur!”Suara Dyah temenk pabrik membangunkan Nur dari luar pintu kost. Melihat jam di ponsel masih pagi setengah enam. Nur menguap dan menggeliat.Kemudian berjalan ke pintu dan membukanya.“Pagi amat sih, Yah? Bukannya ini hari Sabtu pabrik libur?” ujar Nur dengan wajah malas.Dyah menatap sahabatnya, bibirnya manyun seketika.“Katanya elu mau ikut gue pulang kampung, Nur? Jadi kagak?” Diyah ngegas. Mata Nur membulat mendadak dia teringat sesuatu, "aku kan janjian sama Dyah kalau libur mau ikut dia ke rumahnya di Jakarta?" “Aduuh lupa gue, Yah, tungguin bentar gue mandi dulu!” Nur mengambil handuk yang ada di dekatnya dan berlari ke kamar mandi.Hari ini Nur memang ada janjian dengan Dyah temen kerja sekaligus sahabatnya. Dyah orang baru di line jahit Nur, ia baru kerja disini sekitar tujuh bulan. Kebetulan kost Dyah bersebelahan dengan kamar Nur dan dia punya sepeda motor. Nur nebeng ti