BABU MILYARDER 11
#Pembalasan mantan TKW Bab 11Perjanjian Pranikah Dengan mengendap-endap, Nur membuka pintu belakang. Masih dengan sesenggukan dan dada yang berdebar-debar, Nur berjalan keluar, " kebih baik aku jadi gelandangan di jalanan, dari padak dikawinkan sama aki aki ganjen dan ngileran!" Gumam Nur. (Sok banget sih Nur? Jadi gelandangan beneran nangiss ntar) Setelah berhasil keluar rumah, sekarang masih ada satu rintanganblagi yang lebih berat, yaitu melewati pos satpam. Nur berjongkok di balik pot bunga yang besar sambil mikir gimana mengelabui satpam. Berjalan melipir untuk sampai ke pos satpam, Nur melihat satpam sedang tidur, kebetulan banget. "Dasar satpam, disuruh jaga malam malah tidur, gimana kalau ada maling?" Gegas Nur berlari ke pintu gerbang, "lho?? Kok nggak bisa buka?" Ternyata, itu adalah gerbang otomatis bukanya pakai remote . Merasa sial, Nur balik lagi ke pos satpam untuk menyalakan remote. "Duuh mana remote nya dikelonin satpam lagi dimeja!" terpaksa Nur masuk pos satpam untuk mengambilnya. Melangkah pelan, berhati-hati dan hampir tak bersuara, Nur mengulurkan tangannya untuk mengambil remote itu, Nur sampai menggigit bibir saking tegangnya. Tiiin!! (Suara klakson mobil ) "Aaaaaa!" suara jeritan Nur yang kaget terdengar. "Malinggg! malinggg!" Satpam terbangun tiba-tiba dan berteriak latah. “Mbak Nur?! Ngapain disini?” pak satpam melotot kaget melihat Nur ada di dalam pos satpam malam-malam bersamanya. Tiin!! kembali klakson mobil di luar pagar berbunyi nyaring. Satpam menoleh ke luar pagar. “Iya Nyo, bentar,” katanya. Sinyo Arka pulang rupanya. Pak satpam itu mengambil remote dan memencetnya, seketika pintu gate itu terbuka. "Ini kesempatanku untuk kabur!" Nur seketika berlari keluar pagar, membuat satpam itu kaget untuk kedua kali. “Whooy Mbak Nur mau kemana!” teriak satpam dengan mengacungkan tangan. Nur tak peduli, dalam hatinya hanya ingin kabur, makanya dia terus berlari. Duuk!! "Adawww!" Suara jerit Nur terdengar, dia jatuh terjungkal dan tasnya terlempar masuk got di pinggir jalan. "Apa itu tadi? Aku seperti menabrak benda keras?" Nur berdiri dan mengusap lengannya yang sakit. Rupanya Arka tadi sengaja membuka pintu mobilnya untuk menghalangi jalan, dan apes Nur menabraknya. “Aduuh,” memegang lengan yang kejedot pintu mobil Nur berhenti berlari. Arka keluar dari mobil. “Nur?!” tanyanya sambil bengong. Rupanya dia tidak tahu kalau yang kena pintu mobil tadi Nur, habis ini sudah malam dan gelap. “Sinyo, tangkap Mbak Nur, dia mau minggat!” teriak Pak satpam. Seakan tersadar, Nur segera melanjutkan misinya melarikan diri! Mendorong kuat tubuh Arka lalu Nur berlari ke jalan sekencang kencangnya! “Nuuuurr!!” Itu suara Arka! Nur menoleh ke belakang, "Blaikk dia mengejarku!" Hheh, nur berlari tambah kenceng sampai kehabisan nafas. sekonyong-konyong cengkraman keras terasa mencekal lengannya, Nur hanya bisa pasrah, karena dia sudah tak kuat berlari lagi. “Nur, brenti!” Arka berdiri di depannya, nafas lelaki bertubuh tinggi itu ngos-ngosan juga sama seperti Nur. Mengatur nafas, Nur bersiap lari lagi! Ciaattt ... Nur mengambil ancang-ancang untuk mengambil langkah seribu tapi, kali ini sebuah cengkeraman di lengan yang kuat mengunci lengan dan bahunya dari belakang. “Lepasin!!” Nur berteriak sembari berusaha melepaskan diri. Arka bergeming, bahkan sekarang dia mengangkat tubuh mungil Nur dan menggendong di bahunya. “Lepasin aku!!” Nur berteriak sambil memukuli punggung Arka! Tapi dia tidak peduli. Tanpa bicara apa pun, Arka membawa Nur kembali ke rumahnya. “Lepasin guee, huhuhuu,” Nur menangis seperti anak kecil yang menghentakkan kaki. Arka menarik tangannya dengan kasar dan membawa ke teras depan. Di sana ada Om Erick, Tante Evy dan nyonya Lily. Tante Evy dan Om Erick baru mau pulang rupanya. “Ada apa, nyo?” Tanya nyonya Lily saat melihat Nur menangis. “ini Ma, Nur malem-malem mau pergi.” jelas Arka. Nyonya Lily, Om erick dan Tante Evy saling berpandangan. Mereka mungkin sama-sama berpikir apakah Nur sudah tahu? “Bawa masuk dia, Nyo!” perintah nyonya Lily. Sinyo yang tidak mengerti masalahnya, menyeret Nur masukke dalam rumah. Nur pasrah mengikuti. "Ah, Arka tahu kah kamu bahwa aku akan dinikahkan dengan Akong? Huhuhuu ...." “Koh, sebaiknya segera kita nikahkan dia dengan Papi, sepertinya dia mau kabur,” Tante Evy berkata sambil memandang Kokonya. “Ya, biar Besok kusuruh orang untuk mengurus surat suratnya. Lily kau buat surat perjanjiannya, pastikan pembantu itu menandatanganinya!” “Iya, Koh,” nyonya Lily mengangguk. Rupanya, ketiga bersaudara itu sudah membuat keputusan bersama tentang pernikahan antara Nur dengan Akong.** "Huhuhuu huhuhuu ..." Nur menangis semalaman di dalam kamar. Usahanya untuk lari telah gagal. Kalau sekarang gak mungkin lagi, satpam itu diperintahkan untuk berkeliling rumah dan mengawasi jangan sampai Nur melarikan diri lagi. "Apa yang harus kulakukan?" Semenjak Akong ingin menikahi Nur, pembantu itu tidak diperbolehkan lagi merawatnya. Nur juga tidak diperbolehkan tidur di kamar Akong lagi, pokoknya Nur seperti dipingit nggak boleh keluar kamar. Mungkin mereka takut kalau Nur berbuat buruk sama Akong, padahal Nur saat ini ingin sekali bertemu Akong dan akan mencekik dia sampai mati! "Huhuhuu huuuu ..." Nur menangis dan menangis lagi sampai pagi, sampai matanya bengkak! ** Duduk disini Nur tertunduk, di seberang meja besar ini ada Nyonya Lily, koh Erick dan Tante Evy. Nur terus menunduk seperti terdakwa yang sedang menunggu vonis hukuman. “Nur...” suara Nyonya Lily membuat hati Nur bergetar, bukan karena terkesan tapi, karena ketakutan."I_iya, Nyonya," suara Nur lirih. “Papi saya ingin menikah lagi, dalan dia memilih kamu menjadi calon istrinya.” Nur terdiam, kedua jemari tangannya saling meremas. Hanya satu yang bisa dia lakukan, yaitu menangis. Mau menjawab 'tidak mau' tapi bibir Nur seperti terkunci rapat. Ketiga orang di depannya adalah orang 'besar' bagi Nur yang merasa hanya seorang hamba sahaya. “Tapi kamu gak usah khawatir Nur, kami akan membuat perjanjian pranikah yang tidak akan merugikan kamu,” kata Koh Erick dengan suara bariton-nya. Nur menggerakkan bola matanya ke atas sedikit untuk melihat. “P_ perjanjian apa, tuan?” gadis pembantu itu memberanikan diri untuk bertanya. “Lily, kasih ke dia surat perjanjian itu, biar dia tandatangani!" Koh Erick lagi yang berbicara. Nur merasa semakin tegang. "Perjanjian apa ya, aku takut ..." Nyonya Lily berjalan mendekati meja lalu mengambil sebuah map berwarna hijau yang sepertinya sudah dipersiapkan. Tak lama kemudian map itu diberikan kepada Nur. Dengan tangan gemetar Nur menerimanya."Baca baik-baik, Nur!" Begitu pesan Nyonya Lily sembari menatap tajam. Membaca tulisan yang panjang dan lebar, lima lembar banyaknya. Lembar demi surat perjanjian pranikah ini dibaca oleh Nur. Gadis lugu itu berusaha mencerna isi dari tulisan yang dia baca tapi, saat ini otaknya sedang buntu dan tak bisa buat mikir. Nur terdiam, Intinya yang dia tangkap adalah:1. Dirinya HARUS setuju menikah dengan Akong dengan sukarela dan tanpa paksaan.2. Sebagai kompensasi aku akan diberikan uang sebesar LIMA BELAS MILYAR RUPIAH yang akan ditransfer ke rekening setelah akad nikah sah selesai.3. Aku tidak akan mendapatkan gelar nyonya di rumah ini meskipun sudah menikah dengan Akong.4. Aku diizinkan tetap bekerja sebagai nurse dan akan tetap digaji setiap bulan seperti saat ini.5. Tidak ada acara gugat menggugat setelahnya. “Tanda tangan disini, Nur!” Koh Erick memberinya bolpen dan menunjukkan tempat dimana Nur harus membubuhkan tanda tangan. Dengan berlinang air mata Nur yang polos menandatangani surat perjanjian pranikah itu. Tak ada pilihan baginya selain menurut. Nur pun menandatangani.Tante Evy mengambil kertas dan map hijau yang sudah ditandatangani oleh Nur. Perempuan yang tidak kalah cantik dengan Nyonya Lily itu mengecek sebentar, kemudian mengangguk kepada dua saudaranya."Pernikahan akan diatur secepatnya, Nur, jangan pernah kamu melarikan diri dari sini atau kami akan menuntutmu!" Nyonya Lily berkata dengan nada menekan. Nur yang sudah takut menjadi semakin ketakutan."Sudah selesai, kamu boleh keluar, Nur!" Kata Koh Erick. Nur mengangguk dan bersiap berdiri. Tapi .... Braakk!! Pintu ruang kerja nyonyabl Lily terbuka dengan tiba-tiba, Nur menengok ke belakang. Nyonya Lily, Tante Evy, Koh Erick, semuanya menatap ke pintu. Arka berdiri di depan pintu yang terbuka dan melihat semua yang ada di ruangan ini dengan tatapan aneh. "Arka?" Nyonya Lily terkejut.Ternyata, Babang ganteng Arka yang datang! Mau apa dia?Akankah Arka menggagalkan pernikahan paksa ini dan menyelamatkan Nur? BersambungBABU MILYARDER 81Sekuel 2 bab 81SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Akhirnya aku jadi istri Sultan 2End episode "Itu mau ditaruh mana, Mbak?" Tanya Pak Darman saat Nur bersama Emak dan Bapaknya duduk duduk di ruang tamu. "Apanya?" Tanya Nur nggak ngerti. "Itu!" Pak Darman menunjuk keluar pada sebuah truk engkel yang parkir di depan rumah. Nur pun berdiri untuk melihat. Sebuah truk engkel dengan bak berwarna kuning terlihat berhenti di luar halaman rumah orang tuanya. "Apa sih, Pak? Nggak ngerti saya," ucap Nur lagi sambil berjalan keluar diikuti oleh Emak dan Bapaknya.Dua orang tukang menurunkan barang dari truk, Nur melihatnya bengong. "Lho, aku nggak beli semua ini kok!" Nur panik, merasa nggak membeli barang segitu banyak. Emak dan Bapaknya juga takjub melihat satu truk penuh perabot."Sinyo yang beli, Mbak Nur ..." Ucap Pak Darman. "Sinyo?" Mata Nur melebar. Belum selesai kekagetannya Nur melihat Sinyo keluar menggandeng luna."Waah Mantuku ... Matur nuwun sudah borong mebel!" Te
BABU MILYARDER 80Sekuel 2 bab 80SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Akhirnya aku jadi istri Sultan 1"Bapak, Emak!" Nur berteriak dan berlari keluar menyambut kedua orang tuanya. Rasa haru menyelimuti benak perempuan hitam manis itu. Setelah sekian lama tidak bersua dengan kedua orang yang sangat dia sayangi. "Nur! MasaAllah!" Emak melempar rantang dari tangannya dan berlari juga menyambut anak gadis satu satunya. Adegan slow motion dimulai ....Nur dan Emaknya berpelukan dengan berderai air mata. Bapak Nur ikut nimbrung dengan memeluk dua perempuan di depannya. Huhuhu suara isakan tangis terdengar. Tangis bahagia dari tiga orang yang melepas rindu. Arka menatap sambil menggendong Luna. Lelaki itu sempat sempatnya merekam kejadian langka istrinya yang bertangisan haru seperti drama kumenangis dari ikan terbang. "Ayo masuk!" Ajak Pak Satiman sambil merangkul istri dan anaknya. Sampai di depan pintu, Emak dan Bapaknya Nur kaget melihat lelaki tampan, berkulit putih dan tinggi berdiri sam
Romantisme Pantai di Malam hari Selepas maghrib Nur keluar berdua dengan Arka, Nur sudah berjanji akan mengganti baju-baju Arka yang sudah dia sumbangkan ke acara charity sale dulu. Arka mengomel sepanjang jalan, berisik."Lihat nih, gua nggak punya baju!" Katanya sembari menunjuk kaus oblong putih yang melekat di tubuhnya. Nur hanya melirik. Pingin tertawa tapi, takut dibejek Arka. Glek, Nur menelan ludah, Arka mengajaknya memasuki gerai pakaian pria dengan merk terkenal, "wah nol nya bisa banyak nih ntar di kasir," Nur membatin. Dengan lemas dan lesu, Nur menyeret kakinya mengikuti Arka memilih-milih celana, kemeja, kaos, jeans celana dalam dan sebagainya. Uh! Nur jadi keringetan.“Semuanya dua puluh juta tiga ratus ribu rupiah, Bu” kata kasir sembari tersenyum manis. “Hah? Berapa?” Nur menutup dompetnya lagi. "Nggak salah Cuma beli gombalan habis segitu?""Itu kan cuma satu bag saja, kenapa begitu mahal? Dua puluh juta kalau aku sudah dapat satu lemari." Nur lemes.“Bayar!”“E_
BABU MILYARDER 78Sekuel 2 Bab 78SEMALAM DENGAN SINYO ARKA PoV Nyonya LilyJanji kepada Tuhan Dengan menyewa jet pribadi aku dan koh Erick membawa Sinyo yang kritis ke Singapore. Aku sangat berharap Sinyo akan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik di sana.Sampai di Singapore, kerabat Papi sudah mengatur semuanya. Sinyo mendapatkan rumah sakit terbaik di negeri Singa ini. Aku dan kakakku Erick segera bertemu dengan dokter specialist cancer di sana. Setelah melalui pemeriksaaan dan observasi mereka memutuskan segera melakukan proses transplantasi sum-sum tulang belakang untuk Sinyo. Aku terdiam, karena menurut dokter yang menangani kemungkinan berhasil Sama gagal adalah fifty-fifty. Tapi aku tetap harus memilih. Sulit bagiku untuk membuat keputusan. Ini bukan hanya tentang hidup dan mati anakku saja tetapi juga hidupku. Berbicara kemungkinan, andai berhasil itu adalah mukjizat tapi, andai kemungkinan terburuk yang terjadi dan aku akan kehilangan Sinyo untuk selamanya ..
BABU MILYARDER 77Sekuel 2 Bab 77SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Cubit aku kalau ini mimpi"Kok aku jadi berdebar-debar?" Nur membuka lebar pintu rumahnya. Laki-laki itu menoleh.Ya Allah?!Mimpikah aku???Sebuah senyum yang teramat manis mengembang di bibirnya yang indah. Nur mengerjapkan matanya beberapa kali, bahkan menguceknya. "Tuhan mimpi kah aku? Arka berdiri di depanku, ataukah ini jelmaan saja?"“Nur, peluk gua!” Arka membuka kedua tangannya. Lelaki itu tampak segar dan sehat.Nur masih terpaku di tempatnya. Matanya menatap tak percaya. Nur masih merasa seperti mimpi. “Nur, songong! gua capek berdiri terus." Arka memiringkan kepalanya. Bibirnya terus tersenyum. Arka tahu Nur pasti tidak percaya akan bertemu dengannya lagi."Hah, songong?! Beneran dia!" "ARKAA!! AAAAAA!" Aku berlari menubruk dan memeluk tubuh Arka erat. “Wow ... wow pelan-pelan, jatoh guaa ahahaha." Arka tertawa ngakak. Bahagia.Nur tak peduli, dia tetap memeluk Arka erat dan erat, "aku bahagia banget." Nur
BABU MILYARDER 76Sekuel 2 Bab 76Tamu istimewa“May I sit here?”Nur mendongak kaget, si sipit itu ...."Alamak, ngapain dia ke sini?"“off course.” Nur mengangguk.“But, sorry, I have to go now." Nur berdiri dengan memberi senyuman. " Bukannya tidak sopan tapi, aku sedang tidak ingin mengobrol atau berkenalan dengan orang asing." Nur menyambar tasnya dan bergegas pergi meninggalkan si bule yang gigit jari. Bola mata Nur berputar mencari teman temannya. "Itu dia mereka!" Nur menghampiri teman-temannya yang sedang asyik bercanda dan minum di lantai bawah. “Eh Nur, dah dapet oppa belum?”seru Denok saat melihat kedatangan Nur. Temannya yang lain tertawa. Mereka menggoda Nur.“Apaan sih?”Nur mengambil tempat duduk di antara mereka. Wajahnya cemberut.“Tuh dibatas tadi ada yang bagus, dah kenalan belum lo?” Aline matanya mengerling memberi isyarat supaya Nur menanggapi. Nur cuma mencebikkan bibir. Hahaha.Teman-temannya seketika tertawa. Mereka semua bergembira dalam pesta bersama p