Hola, happy reading and enjoy!Chapter 55Keesokan harinya, Vanya lebih cepat lima belas menit dari waktu yang ditentukan Bastian dan saat Vanya memasuki ruangan, Bastian duduk di kursinya. Di mejanya terdapat secangkir kopi yang masih mengepulkan asap. Cara duduk pria itu terlihat sangat menawan, agung, dan berwibawa."Selamat pagi, Miss Callas," sapa Bastian. Vanya melemparkan senyum tipis kepada Bastian. "Selamat pagi Mr. Lucero." "Duduklah." Bastian memberikan kode agar Vanya duduk di depan mejanya. "Apa kau sudah sarapan, Miss Callas?" Pagi tadi saat terbangun saking laparnya Vanya seolah bisa menelan seekor kuda sekaligus, tetapi sekarang tidak lagi karena suaminya membuatkan sarapan yang sangat lezat. Vanya menggeleng. "Aku sudah kenyang." Bastian mengedikkan bahunya, sedangkan Vanya mengeluarkan buku, membuka halamannya kemudian meletakkan di meja. Bastian meraihnya kemudian berkata, "Mau kuseduhkan secangkir kopi?"Vanya tersenyum dengan lembut. "Terima kasih. Sayang sek
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 56"Rekan Bisnisku memang terkenal, ya? Bahkan sekelas Miss Jackson saja mengenalnya," seloroh Noah seraya tersenyum jenaka kepada Ares. "Kenalkan ini Ares Torrado, rekan bisnisku," lanjutnya kepada Hannah dan wanita itu mengangguk dengan ramah kepada Ares."Senang bertemu denganmu, Mrs. Cameron." Ares berdehem pelan dan sekilas menatap Leya. "Kebetulan kami saling mengenal." "Kami bersaudara,"timpal Leya."Kalian bersaudara?" tanya Hannah. Leya tersenyum. "Kebetulan bibiku menikah dengan ayah Julio Callas dan ibu Julio menikah dengan ayah Ares. Begitulah." "Sedikit rumit," pungkas Ares."Baiklah," ucap Noah seraya meletakkan tas kerjanya di meja etalase. "Dan... istriku, apa kau perlu bantuan?" tanyanya seraya mengamati kue yang tersusun di atas meja. "Tolong tuangkan sampanye untuk rekan bisnismu dan Miss Jackson," kata Hannah diiringi senyum yang tulus di bibirnya. "Tidak perlu, biar aku saja," ujar Leya. "Oh, Miss Jackson. Terima kasih.
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 57Tania sedang berbicara di telepon ketika Vanya memasuki ruang kerjanya yang separuh lebih dindingnya dipenuhi dengan rak buku dan dokumen. Ibunya memberikan kode agar Vanya duduk di sofa sementara Tania melanjutkan obrolannya yang terlihat serius sembari sesekali menulis di atas kertas. Mungkin mencatat obrolan. Vanya meletakkan tasnya di sofa lalu menghempaskan tubuhnya di samping tasnya. Sudah entah berapa lama semenjak terakhir dirinya mengunjungi kantor ibunya, tempat itu tidak banyak perubahan di sana kecuali dokumen yang makin berimpitan.Sejenak Vanya mengamati setiap detail rak-rak buku itu, ibunya mungkin seorang yang genius, kutu buku, wanita yang tekun, dan gigih atau apalah sehingga ruang kerjanya lebih mirip perpustakaan dibandingkan dengan ruang kerja staf partai politik elite. Lima belas menit kemudian Tania mengakhiri obrolan teleponnya, wanita itu dengan lembut meletakkan ponselnya di atas meja kerjanya. Bibirnya menyungging
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ares beberapa kali menghubungi Vanya melalui panggilan telepon dan pesan teks, tetapi Vanya enggan menggubrisnya. Ia justru menitipkan pesan teks kepada Leo bahwasanya dirinya saat ini sedang ingin menenangkan diri di rumah Julio dan tidak ingin diganggu. Vanya juga meminta Leo untuk mengambil beberapa buku dan beberapa lembar pakaian di tempat tinggalnya.Dua hari kemudian seperti biasa Vanya pergi ke kampus seperti biasanya, sebelum kelasnya dimulai ia menyempatkan diri ke ruang club fotografi dan menempelkan foto hasil jepretannya yang diambil kemarin sore di halaman rumah Julio.Sara yang baru saja memasuki ruangan mendekati Vanya yang sedang memandangi gambar pohon cemara yang dicetak dengan warna hitam putih di papan tulis putih berukuran besar yang tergantung di dinding."Kau menggambil gambar pohon?" tanya Sara dengan nada geli. "Bukan. Ini gambar lubang pantat," jawab Vanya seraya terkekeh dan Sara juga. "Aku tidak tahu harus memotre
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 59"Kau belum menceritakan bagaimana hasil pertemuanku dengan Ares tadi," kata Julio seraya duduk di samping Vanya yang sedang duduk di sofa dan menekuk kakinya, selimut tebal mengelilingi tubuhnya hingga hanya kepalanya saja yang menyembul.Vanya menghela napasnya dengan pelan dan matanya tampak murung. "Ares belum bersedia menandatangani gugatan perceraian." "Sudah kuduga. Jadi, apa sebenarnya yang terjadi antara dirinya dan Leya?" "Mereka memiliki hubungan." Vanya melihat keterkejutan di wajah Julio. "Ares mengakuinya." "Tunggu... Jadi, rumor itu benar?" Vanya mendengus pelan seraya menatap Julio dengan sungguh-sungguh dan pancaran matanya nelangsa. "Ya. Dan Ares mengakhiri hubungan mereka malam itu." "Bajingan," geram Julio seraya merengkuh pundak Vanya dan wanita itu meletakkan kepalanya di pundak Julio. "Entahlah. Aku merasa tidak seharusnya aku menikah dengan pria itu, Julio. Seharusnya kugugurkan saja kandunganku saat itu dan biar s
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 60Raul meletakkan tangannya di atas tangan Tania di atas meja dan keduanya bertatapan beberapa detik seolah sedang berbicara melalui tatapan mata. Sekali lagi Tania mengehela napasnya. "Wanita yang melahirkan Vanya adalah teman baikku."Leonora, gadis yatim piatu yang yang diadopsi oleh tetangga Tania, mereka berteman baik hingga suatu saat Leonora bertemu dengan putra salah satu pejabat penting di Spanyol. Leonora yang polos masuk ke dalam jebakan cinta pria itu, tetapi ketika Leonora mengandung, pria itu bukannya bahagia. Dia malah berulang kali membujuk Leonora agar menggugurkan kandungannya. Tetapi, Leonora bersikeras ingin mempertahankan kandungannya hingga mereka bersitegang dan terjadilah adu argumen yang melibatkan fisik. Leonora babak belur dihajar oleh kekasihnya, tetapi untungnya wanita malang itu berhasil melarikan diri dan kebetulan Leandro yang baru saja pulang dari bekerja melintas di jalanan, menemukan Leonora yang berjalan te
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 61Vanya menghabiskan sarapannya dengan kebisuan, sementara Ares menikmati kopinya dengan santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara dirinya dan Vanya dan Julio menjadi orang yang paling canggung di antara dua orang yang sedang bersitegang. Setelah makanan di piringnya habis, Vanya buru-buru meraih tasnya dan berjalan dengan cepat sembari mencari-cari kunci mobilnya dan untungnya ia tidak perlu mengaduk-aduk isi tasnya untuk menemukannya. Namun, baru saja duduk di jok mobil dan hendak menekan tombol starter, pintu mobil terbuka dan Ares menampakkan batang hidungnya. "Aku sudah bilang kalau aku yang akan mengantarkanmu ke kampus hari ini, Sayang." Vanya memutar bola matanya dengan kesal. "Jangan bersikap seolah-olah di antara kita ini sedang baik-baik saja, Ares." "Ya. Aku akui, aku salah karena tidak menyelesaikan masalahku dengan Leya sebelum kita menikah," kata Ares. "Kalau begitu, seharusnya kau sadar diri. Perjanjian dalam perni
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 62Vanya menepis tangan Ares dengan kasar lalu ia meraup bunga dari dalam bagasi mobil, membopongnya dengan sudah payah dengan satu tangan dan tangannya yang lain melambai-lambaikan bunga. "Hei, aku ada pengumuman penting hati ini!" Beberapa orang pria yang melintas melirik ke arah Vanya, tetapi saat menyadari siapa pria yang berdiri di samping Vanya mereka menjauh. Vanya terlihat jengah. Ia menahan tangkai bunga di dadanya dengan kedua lengannya dan meletakkan masing-masing telapak tangannya di samping mulutnya kemudian berseru, "Hei, kakakku berulang tahun dan bunga-bunga ini akan dibagikan untuk kalian!" Ares melongo karena ucapan Vanya, tetapi ia belum berniat merusak rencana Vanya. Ia berdehem seraya menatap Vanya yang masih mengoceh seraya melambaikan bunga di tangannya untuk menarik perhatian orang-orang di sana. "Kakakku berulang tahun dan ingin membagikan bunga-bunga ini kepada kalian!" teriak Vanya lagi.Ares menekan batang hidung d