Share

4. SEKRETARIS BARU

Pekerjaan di kantor akhir-akhir ini kacau semenjak Ranti, sekretaris Regi mengundurkan diri pasca menikah.

Beberapa proses wawancara kerja sudah berjalan dengan beberapa calon pelamar baru, namun sampai detik ini belum ada yang memenuhi kriteria Regi untuk bisa menggantikan posisi Ranti yang memang sangat bagus dan kompeten dalam bekerja.

Ranti itu tidak hanya cantik, tapi dia wanita sholehah, baik dan memang sangat cerdas. Bekerja sama dengan Ranti membuat pekerjaan Regi beres tepat waktu.

Itulah sebabnya, Regi sangat menyayangkan saat Ranti memutuskan untuk resign dari kantor setelah dia menikah dengan alasan, suaminya yang melarangnya bekerja.

Meski dalam hal itu, Regi tak menyalahkan suami Ranti, sebab dirinya sebagai suami pun memang lebih suka melihat istrinya yang cantik berdiam diri di rumah tanpa harus lelah bekerja di luar. Cukup dirinya saja yang bersusah payah mengumpulkan rupiah untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami terhadap Tazkia.

Tok! Tok! Tok!

Lamunan Regi seketika buyar saat mendengar suara pintu ruangan kantornya di ketuk dari luar.

"Masuk," perintah Regi setengah berteriak.

Wanda, salah satu karyawan HRD masuk diikuti dengan seorang perempuan berambut pirang dengan penampilannya yang sangat seksi, didukung dengan bentuk tubuh yang memang aduhai.

Penampilan yang sukses membuat setiap mata lelaki tak ingin berpaling.

Hanya saja, hal itu tak berlaku bagi Regi.

Tatapan lelaki itu tetap sama, baik terhadap Wanda mau pun wanita berpakaian seksi itu.

"Selamat siang, Pak. Maaf mengganggu. Ini pelamar terakhir hari ini, namanya Sandra. Ini CV milik Sandra, silahkan Bapak cek dulu. Semua staff HRD diruangan saya sudah meloloskan Sandra dalam tahap interview terakhir kami. Tapi bagaimana pun, kami tetap memberikan keputusan akhir pada Bapak," jelas Wanda panjang lebar. Wanda mempersilahkan Sandra duduk.

Regi tampak meneliti CV milik Sandra setelah sebelumnya dia meminta Wanda untuk meninggalkan ruangannya.

Jadilah kini tinggal dirinya dan Sandra berdua di dalam ruangan itu.

"Ehm, kenapa di sini agak gerah ya Pak?" Ucap Sandra tiba-tiba. Kedua telapak tangannya dikibas-kibaskan di depan wajah. "Boleh saya buka sweater saya, Pak?" Ucap wanita berambut pirang itu lagi.

Regi tetap bergeming.

Tetap pada posisinya memeriksa dengan teliti berkas CV milik Sandra.

Hal itu jelas membuat Sandra menjadi keki.

Meski wanita itu tak ingin menyerah sampai di situ, setelah wajah tampan dan kharisma Regi sukses mengalihkan dunia Sandra, tepat satu detik ketika dirinya dipersilahkan masuk ke dalam ruangan lelaki itu tadi.

Brewok tipis di wajah Regi dengan bibir lelaki itu yang tebal dan seksi, membuat hati Sandra meronta-ronta. Terlebih dengan lekukan otot-otot kekar yang menyembul dari balik kemeja putih yang kini dikenakan Regi membuat lelaki itu semakin terlihat sempurna di mata Sandra.

Dan bukan Sandra namanya, jika dia tidak sanggup mendapatkan apa yang dia inginkan.

Bahkan pejabat penting sekelas Deni Hendrawan saja, bisa dia goda, apalagi hanya seorang CEO biasa macam Regi.

"Kamu pernah bekerja di Company grup?" Tanya Regi saat itu yang kini tatapannya beralih pada Sandra yang sudah berhasil menanggalkan sweater putihnya. Meninggalkan sebuah kemeja ketat yang juga berwarna putih dengan tiga kancing teratas yang sengaja Sandra buka agar memperlihatkan sesuatu yang dia sembunyikan di balik dadanya yang indah.

"Iya Pak. Saya bekerja di sana satu tahun," jawab Sandra dengan jujur.

"Lalu kenapa berhenti, Company grup itukan perusahaan terbesar di Indonesia?" Ucap Regi lagi.

"Saya inikan, anak yatim, Pak. Hanya tinggal berdua dengan Ibu saya saja. Tidak memiliki keluarga lain lagi di Jakarta. Waktu itu, kebetulan Ibu saya sakit, dan tidak ada yang bisa menjaga di rumah sakit. Itulah sebabnya saya terpaksa resign, Pak. Karena harus menjaga Ibu saya yang sakit," jawab Sandra lagi, masih dengan kejujuran yang dia miliki.

"Bukankah orang sakit itu justru membutuhkan biaya banyak untuk pengobatan? Kenapa kamu malah memutuskan resign? Lalu, darimana kamu bisa membayar biaya pengobatan ibumu?"

"Dari uang hasil tabungan saya bekerja, Pak. Alhamdulillah saya masih memiliki uang tabungan di rekening saya,"

"Jadi, sekarang Ibumu sudah sembuh, makanya kamu melamar kerja lagi?"

Sandra terdiam sebentar, wajahnya tampak sendu. "I-ibu saya, meninggal, Pak..." Jawabnya pelan.

Regi mengulum bibir, tampak prihatin meski setelahnya lelaki itu tak mengatakan apa-apa dan kembali meneliti berkas milik Sandra selanjutnya.

Sebuah cincin yang melingkar di jari manis Regi sempat menarik perhatian Sandra saat itu, membuat harapannya seketika pupus.

"Nilai-nilai kamu tinggi ya, sewaktu kuliah. IPK mu juga cukup tinggi. Dan kamu menguasai tiga bahasa asing sekaligus? Benar begitu?" Lagi-lagi Regi bicara dengan menunjukkan raut wajahnya yang berbinar, penuh kekaguman.

Sandra tersenyum lebar dan mengiyakan semua kata-kata Regi. Tak hanya di situ, Sandra juga membuktikan prestasinya dengan berbicara menggunakan tiga bahasa asing secara bergantian di hadapan Regi.

English, Jerman dan bahasa Jepang yang fasih meluncur begitu saja dari bibir seksi Sandra, yang jelas menambah nilai plus atas kepribadian wanita itu di mata Regi.

Regi memang sangat menyukai wanita-wanita cerdas dan mandiri.

Seperti Sandra.

Terlebih lagi, wajah Sandra yang cantik dengan body bak gitar spanyolnya itu. Membuat tubuh Regi menegang tanpa rangsangan.

Dan hebatnya, ini kali pertama Regi merasakan apa yang dia rasakan terhadap seorang wanita selain dengan istrinya.

Sejauh ini, hanya Tazkialah satu-satunya wanita yang berhasil membuat Regi terangsang, bahkan sebelum Regi sempat menyentuh istrinya itu.

Masih dengan rasa penasaran terhadap apa yang dia rasakan, tatapan Regi masih tertuju lurus ke wajah Sandra saat Sandra masih menunjukkan kelihaiannya dalam berbahasa asing.

Hingga saatnya Sandra pun selesai dan menjadi salah tingkah karena Regi yang terus saja menatap lekat ke arahnya.

"Pak, jadi, bagaimana? Apa saya diterima?" Tanya Sandra membuyarkan fantasi Regi.

Regi menelan salivanya satu kali, tersenyum sambil menautkan jemarinya, merasakan kedua telapak tangannya yang tiba-tiba berkeringat, lalu dia mengangguk.

"Kamu diterima. Besok sudah mulai bisa bekerja," ucap sang CEO tampan itu.

Sandra tersenyum lebar, meraih tangan Regi untuk bersalaman dan mengucapkan terima kasih.

Tubuh Regi kembali menegang saat sentuhan tangan Sandra yang halus menggenggam tangannya.

Apa yang terjadi padaku?

Bisik lelaki itu membatin.

Dia benar-benar bingung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status