Share

5. MEMBERI PELAJARAN PADA PREMAN

Pria yang bernama Jack dari Geng Kapak Naga itu terlihat mengayunkan pukulannya dengan cepat.

Wusshhh...

Namun Dylan dapat menghindari pukulan tersebut dengan mudah, dan...

Plakkkkkkk....

Dylan menampar balik wajah Jack hingga membuat pria itu terpental 3 meter dan terjatuh dengan keras.

Brukkkkkk...

"Akkkhhhhhhh..." teriak pria itu sambil menahan rasa sakit di wajahnya.

Cap 5 cari berwarna merah pun kini berada di wajah pria sombong itu.

"Kurang ajar kau." teriak Jack kembali sambil memegang pipinya yang sakit.

"Habisi dia..!" seru Jack kepada teman-temannya.

Sembilan orang maju secara bersamaan menerkam ke arah Dylan.

Melihat hal itu pun membuat seorang Dylan juga melompat ke arah mereka dengan lebih cepat.

Plakkk...

Plakkk...

Plakkk...

Dylan menampar semua orang sekaligus hingga membuat mereka tersungkur ke tanah.

Keberanian dan kesombongan yang mereka tunjukkan beberapa waktu yang lalu itu ini berubah menjadi rasa kaget bercampur marah melihat Dylan yang tetap berdiri dengan santai tanpa terluka sedikitpun.

Mereka tidak menyangka akan kalah telak melawan satu orang dengan satu tamparan.

Bahkan Albert pun juga kaget sekaligus kagum dengan kemampuan Dylan yang begitu mengesankan.

Jack yang masih kesakitan itu berhasil berdiri dengan tetap sikap sombongnya.

"Awas kamu!"

"Kamu boleh saja pandai berkelahi tapi apa kamu tahu siapa bos Geng Kapak Naga?" tanya Jack dengan nada mengancam.

"Jika kamu bertemu dengannya langsung maka kamu pasti akan...." namun sebelum Jack bahkan dapat menyelesaikan kalimatnya,

Plakkkkkkk...

Dylan tampak bergerak mendekati pria itu dengan cepat dan menamparnya lagi hingga membuatnya terpental jauh ke belakang sebelum jatuh ke tanah lagi.

"Akkkhhhhhhh..." teriak Jack menahan kesakitan saat terkapar.

"Pasti akan apa?" tanya Dylan sambil menyeka tangannya.

"Apa menurutmu Geng Kapak Naga bisa membuatku takut?" tambahnya.

Dylan pun maju mendekati Jack yang masih terkapar di halaman perusahaan Sunrise.

Krakkkk...

Suara retakan tangan Jack pun terdengar setelah diinjak oleh Dylan hingga membuat pria itu berguling-guling menahan kesakitan.

Wajah pengikut Jack pun terlihat menjadi ketakutan melihat pemandangan ini.

Satu kesimpulan dalam pikiran mereka, pria ini terlalu berani dan mendominasi.

"Bawa orang ini sebelum aku berubah pikiran." kata-kata tenang dari Dylan membuat para anak buah Jack pun gemetar ketakutan dan segera mengangkat pemimpinnya itu untuk pergi dari sana.

"Awas kamu...!"

"Besok aku pasti akan kembali lagi..!" teriak Jack sebelum dibawa pergi.

Mereka pun pergi dari tempat itu dengan rasa malu di wajahnya.

Suasana pun berubah menjadi tenang setelah kepergian mereka.

Seorang Albert mendatangi Dylan dengan dengan wajah marah tapi takut dengan pria itu.

"Hai kamu anak baru, apa kamu tahu hal yang baru saja kamu lakukan?" tanya Albert dengan wajah menahan marah.

"Apa kamu tahu siapa bos Geng Kapak Naga itu? Apa kamu juga mengerti bahwa seluruh daerah ini tunduk kepadanya?" tambah Albert meluapkan emosinya.

Walaupun dia tahu baru saja diselamatkan oleh Dylan dari para preman itu namun menurutnya hal ini malah membuat mereka akan semakin marah.

"Tenang saja, karena barusan aku menghajar dan mematahkan tangannya maka besok dia pasti akan datang hanya untuk berurusan denganku."

"Aku akan mengurusnya sendiri dan perusahaan tidak perlu ikut membantu." jawab Dylan dengan tenang.

"Besok jangan libatkan kami tentang masalahmu dengan Geng Kapak Naga itu!"

"Dan kami tidak akan ikut campur atau membantumu sama sekali!" seru Albert sambil masuk ke dalam untuk mengobati luka di pipinya.

Kegiatan hari ini pun berjalan normal kembali dan tidak ada masalah berarti dari tim security.

Satu-satunya masalah adalah bagaimana jika besok Geng Kapak Naga itu datang kembali untuk membalas dendam, tentu semua orang akan menyalahkan Dylan karena memancing amarah tangan kanan sekaligus orang kepercayaan dari geng tersebut.

Saat pulang sore hari, Dylan dan Azen pun makan sore dulu di sebuah warung makan kecil di pinggir jalan.

Sambil mengobrol, Azen masih tampak bingung dengan kemampuan bertarung milik sahabat dari desa yang berada di depan matanya.

"Dylan, kamu belajar berkelahi di mana?"

"Kok bisa pandai banget bertarungnya?" tanya Azen penasaran.

"Aku hanya belajar di TV." jawab Dylan dengan tenang.

Tentu saja Dylan tidak ingin Azen tahu bahwa dirinya adalah orang yang ditakuti lawan-lawannya bahkan sampai mendapat julukan Pangeran Tangan Kilat.

Konon, karena terlalu cepat gerakan tangannya membuat seorang Dylan telah mengalahkan berbagai macam lawan dari berbagai perguruan beladiri yang ada di Negara Moonland ini.

Walaupun dia merupakan pria yang begitu hebat dari Keluarga Tersembunyi Abraham, akan tetapi karena penghianatan dari seorang yang begitu dia percaya membuatnya harus terusir dan nyaris tewas di jurang sebelum diselamatkan oleh Pak Adam beberapa bulan yang lalu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status