Share

Bab 3. Mantan Pacar?

"Kamu jangan bercanda, Al. Aku datang ke sini untuk menuntut pertanggungjawaban. Kamu yang hamilin aku, merusak masa depan aku!" Hidung Alana kembang kempis mendengar penuturan Albian.

"Masa depan? Sekarang lebih baik kamu pulang karena aku nggak punya uang buat nikahin kamu!" usir Albian berkacak pinggang berdiri menghadap Alana.

"Al, ini jawaban kamu? Ternyata sebelum kita melakukan perbuatan hina itu, kamu cuma mengiming-imingiku dengan pernikahan dan cinta. Sekarang aku sadar kalau semua yang kamu katakan itu bohong." Alana bangkit, kemudian memberi tamparan di wajah kekasihnya.

Wajah yang dulu selalu dia rindukan setiap hari, bahkan hadir dalam mimpinya. Wajah teduh itu berubah sangar karena sekarang Alana pun mendapat tamparan yang sangat keras dari sebelumnya. Alana memegangi pipi kiri, merasakan panas yang luar biasa. Cinta, apakah dia masih bisa percaya akan keberadaannya?

"Sejak dulu aku emang pengen pisah sama kamu karena sadar kalau perbuatan kita sudah melampaui batas, tetapi kamu selalu memohon agar aku tetap berada di sisimu. Kamu mungkin lupa, siapa yang selalu mendukungmu bahkan ketika semua orang berpaling melawanmu. Suka dan duka sudah kita lalui, aku bahkan menyerahkan segalanya dan ketika datang ke sini menuntut pertanggungjawaban, kamu malah terkesan tidak peduli. Masalah ini harus kita selesaikan bersama, aku nggak mau stres sendirian."

"Lebih baik kamu pulang karena aku nggak bakal mengubah keputusanku. Dasar lajang!" umpat Albian refleks, tetapi dia tidak bisa meralat kalimat itu lagi meskipun mata Alana berkaca-kaca.

Lajang? Alana menelan saliva sama sekali tidak menyangka akan mendapat hinaan seperti itu. Dia mengaku salah karena sudah percaya pada orang yang salah. Lagi pula benar bahwa Alana sendiri yang selalu berharap mereka menikah.

Gadis itu baru menyadari bahwa tidak ada cinta di mata Albian. Pada kenyataannya, lelaki biadab itu sedang mencoba lari dari masalah yang dia ciptakan sendiri. Alana harus apa sekarang? Melapor ke polisi? Sungguh dia adalah gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa dan mungkin sang ibu akan membunuhnya nanti. Alana berharap masalah itu tidak diketahui siapa pun dan jika melapor pada pihak berwajib, bisa dipastikan dirinya viral di berbagai sosial media.

"Aku berusaha untuk tenang karena mikirin mama di rumah. Andai janin ini tidak pernah ada, aku pasti pergi tanpa diusir, Al. Oke, aku pasti pulang tanpa menggugurkan kandungan ini. Lihat saja, kamu pasti menyesal sudah membuangku seperti ini. Namun, ingatlah bahwa karma itu ada. Suatu hari, anak keturunanmu akan merasakan hal yang sama atau bahkan lebih pedih lagi. Aku menyesal sudah percaya sama lelaki sialan sepertimu."

Setelah mengucapkan hal itu, Alana hendak berbalik, tetapi kemudian Albian mencekal tangannya. Dia memeluk tubuh kekasihnya dari belakang, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Untuk sejenak, hati Alana berdesir, tetapi ternyata desiran itu berubah menjadi luka yang sangat dalam.

"Anggap saja tidak terjadi apa-apa," bisik Albian seperti sengaja menambah luka dalam hati Alana.

Gadis malang itu memejamkan mata, dia berdiri di antara dua pilihan. Cinta tidak membutakannya, dia hanya malu jika melapor ke kantor polisi dan masalah itu diketahui oleh media. Sudah cukup dia mempermalukan orangtuanya. Alana mendesah berat menyesali semuanya.

Air mata pun merembes keluar, dia berusaha melepaskan diri dari pelukan itu, lalu berbalik dan memukul dada bidang Albian. Dia tidak ingin diperlakukan serendah itu lagi karena bagi Alana, hubungan mereka sudah berakhir.

"Jangan memeluk lajang sepertiku atau kamu akan ternodai. Kamu menyebutku lajang, bukan? Seharusnya kamu–"

"Pulanglah, aku nggak mau ngeliat kamu lagi. Aku memelukmu sebagai bentuk perpisahan. Jangan pernah datang ke sini lagi, aku pastikan semuanya sia-sia. Kamu mengerti?" potong Albian mendorong pelan bahu Alana hingga gadis itu berada di ambang pintu.

Mereka yang pernah saling mengasihi bahkan dekat bagai urat nadi, kini berubah asing. Alana sama sekali tidak pernah menyangka takdirnya akan seperti itu. Padahal pagi tadi mereka masih saling bercumbu bahkan mengucap beragam kata romantis di sela aktivitas kotor mereka dan semuanya berubah ketika Alana mengungkapkan berita kehamilannya itu.

Andai saja Alana tidak pernah mengatakannya, apakah Albian masih akan terus mengaku cinta dan sayang sampai bayi itu lahir? Sebenarnya apa yang membuat Albian merasa berat untuk bertanggungjawab sementara mereka adalah sepasang kekasih? Apakah mungkin ada sosok lain yang sudah menguasai hatinya?

"Al, mungkin kamu masih shock, jadi aku akan memberimu kesempatan," lirih Alana masih mencoba mengalah begitu teringat pada ibunya di rumah.

"Sudah kubilang, kita putus!" Albian mengulangi kalimatnya dengan sorot mata tajam.

"Kamu serius mutusin aku?"

"Iya, aku serius, makanya jangan pernah datang ke sini lagi! Kita emang bukan jodoh dan kamu harus bisa menerima takdir, Na. Kamu jangan menyiksa diri sendiri dengan terus berharap sama aku. Aku nggak bisa berbuat banyak, masih banyak laki-laki lain di luar sana yang suka sama kamu. Tolong, mengerti!"

Setelah itu, Albian mendorong bahu Alana sampai gadis itu jatuh ke belakang, kemudian menutup pintu rumahnya kasar. Sementara di depan sana, Alana menekan dada kirinya karena terasa sakit. Dia menangis tersedu-sedu begitu lama tanpa menyadari kalau Nia—kakak kandung Albian—berdiri di sana.

"Na, kamu mantan Albian, 'kan? Ngapain di sini?"

Alana mendongak, spontan berdiri ketika melihat wajah seorang gadis yang sangat mirip dengan kekasihnya. "Mantan Albian?"

Masalah baru kembali menambah beban pikiran Alana. Memang benar kalau mereka sudah menjadi mantan karena Albian memutuskan hubungan mereka tadi. Akan tetapi, kenapa Nia bisa tahu hal itu? Bukankah hanya ada mereka berdua di sana dan gadis itu datang dari arah belakang?

Alana berpikir semua ini adalah rencana mereka untuk merusak mental gadis itu. Jika saja Nia tidak terlibat, tidak mungkin dia tahu kalau Alana sudah menjadi mantan. Untuk itu, dia harus berhati-hati sebelum melihat senyum kemenangan di bibir Nia.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
lajang atau jalang thor?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status