Beranda / Fantasi / BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS / Bab 3 - Sikap Buruk, Diusir dari Sekte Tianxing

Share

Bab 3 - Sikap Buruk, Diusir dari Sekte Tianxing

Penulis: Nunaaaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-20 16:06:31

“Nilai emosi +5.”

“Nilai emosi +1.”

“Nilai emosi +2.”

Dalam benak Yun Jin, terdengar notifikasi bahwa nilai emosinya mulai masuk satu per satu.

Yun Jin tertegun.

Apa yang baru saja ia lakukan? Mengapa sudah mendapatkan nilai emosi?

Ah, tidak penting. Yang utama sekarang adalah melanjutkan pencarian makanan.

Di sisi lain, Zhao Wuji yang sempat menyumbang beberapa poin emosi pada Yun Jin, kini alisnya mengernyit tajam.

Karena Yun Jin datang bersama Ye Danxia, ia masih agak mengingat gadis itu.

Jika tidak salah, hubungan keduanya cukup baik.

Namun, Yun Jin hanyalah seorang dengan akar roh terburuk, Lima Akar Roh. Dari tampak luar pun, ia seolah agak dungu. Orang semacam ini, meski demi menjaga wajah Ye Danxia, tetap mustahil diterima masuk sekte.

Nanti ketika Yun Jin gagal, ia bahkan harus menenangkan Ye Danxia.

Saat ia tengah berpikir demikian—

Tiba-tiba Yun Jin bergerak.

Zhao Wuji sempat mengira Yun Jin akhirnya akan duduk bersila sesuai petunjuk dalam buku, hingga ia tidak sadar telah menoleh untuk melihat.

Namun, pemandangan yang tampak membuat wajahnya seketika menghitam.

Gadis itu justru mengeluarkan sebungkus kuaci dari buntalannya, lalu mencari tiang terdekat, bersandar dengan santai, menggeser-geser tubuhnya hingga menemukan posisi ternyaman, kemudian mulai memecah kuaci dengan tenang.

Kraack.

Kraack.

Di tengah lapangan yang sunyi, suara itu terdengar amat jelas.

Zhao Wuji mendadak bangkit berdiri, wajahnya gelap membara.

Sombong, sungguh terlalu sombong!

Kurang ajar, benar-benar kurang ajar!

Kesempatan untuk masuk ke Sekte Tianxing begitu berharga, namun Yun Jin sama sekali tidak menaruh hormat. Tindakannya ini jelas-jelas mempermalukan seluruh sekte.

Para murid yang tengah berusaha keras merasakan aliran spiritual pun ikut terganggu oleh suara kuaci itu. Satu per satu mereka menoleh, dan ketika menyadari apa yang dilakukan Yun Jin, semuanya tertegun.

???

Momen sepenting ini, meski tidak bisa merasakan energi spiritual, setidaknya masih bisa berpura-pura. Namun ia? Sama sekali menyerah begitu saja?

“Nilai emosi +10.”

“Nilai emosi +5.”

“Nilai emosi +20.”

“Nilai emosi +5.”

Dalam benaknya, nilai emosi melonjak deras. Hanya dalam hitungan detik, jumlahnya menembus angka lima ratus.

Yun Jin dengan santai mengunyah kuaci, hatinya berbunga.

Sepertinya mengumpulkan nilai emosi ini bukan perkara sulit.

Di lapangan, mata Ye Danxia berkilat penuh kepuasan.

Hah. Kukira dia benar-benar berbeda, ternyata hanya keras mulut belaka.

Memang wajar. Lima Akar Roh terlampau rumit, nyaris mustahil untuk bisa merasakan energi spiritual. Menyadari dirinya tidak mungkin berhasil, Yun Jin akhirnya memilih menyerah.

Ye Danxia menampakkan wajah cemas, pura-pura prihatin.

“Yun Jin, jangan seperti ini. Memang benar, engkau hanya memiliki Lima Akar Roh, hampir mustahil merasakan energi spiritual. Tapi aku sudah berjanji akan membawamu masuk sekte sebagai pelayanku. Tolong jangan putus asa, baiklah?”

Yun Jin menoleh sekilas, lalu kembali kraack memecah kuaci.

Tidak mendapat respons, Ye Danxia agak kikuk. Giginya gemeretak, namun tetap mendekat untuk menarik tangan Yun Jin.

“Xiao Jin, jangan begini. Kita bersaudara. Melihatmu seperti ini, hatiku sungguh sakit. Aku—”

Belum sempat ia menuntaskan kalimatnya—

Rasa perih mendadak muncul di wajahnya.

Saat tangannya terangkat, ia mendapati… sebuah kulit kuaci menempel di pipinya!

Ye Danxia masih tertegun, sementara mata Yun Jin berbinar.

“Nilai emosi +50!”

Sejauh ini, inilah lonjakan poin terbesar yang ia dapat dalam sekali waktu.

Oh? Jadi benar. Karena Ye Danxia adalah tokoh utama dunia ini, maka emosi yang dihasilkannya jauh lebih berharga daripada orang lain?

Yun Jin segera memecah satu kuaci lagi. Pffft! kulit kuaci itu meluncur dan jatuh tepat di wajah Ye Danxia.

Adegan itu sungguh konyol. Suara tawa tertahan mulai terdengar dari kerumunan.

“Nilai emosi +80!”

Yun Jin tersenyum lebar.

“Ah, maaf. Entah mengapa kulit kuaci ini sangat suka dengan wajahmu.”

Begitu kata-kata itu terucap, kulit kuaci lain kembali melayang.

Kali ini Ye Danxia sempat menghindar, namun kulit kuaci itu seolah punya mata, berbelok dan akhirnya mendarat di rambutnya.

“Nilai emosi +90!”

Yun Jin tersenyum manis.

“Wah, ini bisa jadi perhiasan rambut yang unik. Jadi, Danxia, rupanya kau memang menginginkan ini? Lain kali bilang saja dari awal.”

Wajah Ye Danxia pucat pasi. Ia menginjak tanah keras-keras, nyaris menangis.

“Xiao Jin, aku ini tulus padamu! Mengapa… mengapa engkau begitu tidak tahu berterima kasih?”

Yun Jin mendengus, memutar bola mata.

“Kebaikanmu terlalu berat untuk kutanggung. Kalau aku memang tak tahu diri, mengapa kau belum juga pergi? Atau, kau masih ingin menambah koleksi perhiasan dari kulit kuaci?”

“Kau…!” Mata Ye Danxia memerah. “Xiao Jin, apa sebenarnya yang terjadi padamu? Mengapa engkau tega memperlakukanku begini?”

Begitu matanya berkaca-kaca—

Di atas panggung tinggi, hati Zhao Wuji entah mengapa ikut terenyuh.

Murid kesayangannya, Ruan Jun, sudah tak sabar menatap Yun Jin penuh amarah.

Perempuan itu sungguh keterlaluan! Danxia begitu tulus, bagaimana ia tega membuatnya menangis?

Zhao Wuji merasa tidak pantas turun tangan sendiri, sehingga suaranya berubah dingin:

“Ruan Jun, Yun Jin ini sombong, tidak tahu tata krama, bahkan mengganggu ujian. Atas namaku, segera usir dia dari sini.”

Para kepala puncak lain pun tidak menentang keputusan itu.

Namun, di sudut panggung, seorang lelaki tua dengan janggut acak-acakan yang tampak sedang tidur, tiba-tiba membuka matanya. Suaranya malas terdengar:

“Ketua sekte, adakah aturan dalam ujian ini yang melarang peserta makan?”

Zhao Wuji mendengus dingin.

“Para pendahulu yang membuat aturan tidak menyangka ada orang searogan ini.”

“Berarti memang tidak ada larangan itu, kan?” sahut lelaki tua itu datar.

“Lalu bagaimana dengan tindakannya yang mengganggu peserta lain?” Zhao Wuji menekankan suara.

Lelaki tua itu menjawab santai,

“Menurut penglihatanku, dia tidak mendekati siapa pun. Justru gadis itu yang mendekatinya.”

Tatapan Zhao Wuji membeku. Sesaat kemudian, ia mendesis dingin:

“Lin Fengzhu, engkau memang sudah tua dan dihormati di sekte ini, maka aku memberimu wajah. Tapi jangan sampai engkau lupa tempatmu. Apa sekarang aku, sebagai ketua sekte, bahkan tidak punya wewenang mengusir seorang murid?”

Kata-katanya menusuk, tanpa sopan santun.

Wajah lelaki tua itu sedikit berubah, akhirnya terdiam.

Zhao Wuji mendengus, lalu berkata dingin:

“Ruan Jun, masih berdiri di situ untuk apa?”

Ruan Jun segera menjawab dengan semangat, melangkah ke depan.

Ia berdiri di hadapan Ye Danxia, menatapnya penuh rasa iba.

“Shimei, jangan pedulikan orang seperti dia. Kau ditakdirkan menjadi phoenix yang terbang tinggi, sementara dia hanya badut murahan. Aku tahu kau berhati lembut, tapi kalian berdua tak mungkin sejalan. Biarkan aku yang menanganinya.”

Padahal Ye Danxia bahkan belum resmi masuk sekte, tapi Ruan Jun sudah memanggilnya “shimei” dengan begitu alami, seolah ia telah menjadi milik mereka.

Ye Danxia merasa senang, menoleh ke arah Yun Jin dan mendapati gadis itu masih santai, tak terganggu sedikit pun. Matanya menyipit penuh kelicikan.

Baiklah. Biar kau merasakan akibatnya.

Ye Danxia tak bicara lagi. Ruan Jun kini menatap Yun Jin dengan wajah muram.

“Yun Jin, apa kau sadar telah berbuat salah?”

Yun Jin sambil mengunyah kuaci, memandang ekspresinya dengan tatapan geli.

Oh, jadi ini si tokoh pendukung pria.

Dalam kehidupan sebelumnya, Ye Danxia diterima sebagai murid termuda ketua sekte. Sebelum itu, sang ketua sudah punya lima murid laki-laki. Kehadiran Danxia yang berakar roh surgawi, berbakat luar biasa, dan satu-satunya perempuan membuatnya disayangi berlebihan. Ia menjadi “adik kecil kesayangan” yang dilindungi semua orang.

Sayangnya, Ruan Jun dan lainnya hanyalah tokoh pendukung. Tokoh utama pria sejatinya masih berada di Dunia Iblis, menjadi Penguasa Agungnya.

Yun Jin berkedip, lalu tersenyum ramah.

“Shixiong, aku memang salah.”

Mata Ruan Jun menyipit.

Akhirnya sadar? Hanya saja, kesadaran ini sudah terlambat.

Yun Jin berkata tulus,

“Salahku adalah… tidak berbagi. Ayo, mari semua ambil kuaci ini.”

“Nilai emosi +20.”

Yun Jin mendengus pelan.

Jelas sekali, nilai emosi yang dihasilkan tokoh pendukung pria jauh lebih rendah daripada sang tokoh utama.

Lemah sekali.

Wajah Ruan Jun menghitam.

“!! Siapa yang mau makan kuaci murahanmu? Yun Jin, sikapmu dalam ujian ini sungguh buruk! Atas perintah guru, aku mengusirmu dari Sekte Tianxing. Segera pergi dari sini, sekarang juga!”

Alis Yun Jin terangkat.

“Sikap buruk? Dari mana kesimpulan itu datang? Shixiong Ruan, jangan sembarangan memfitnah.”

Ruan Jun hampir meledak. Ia menunjuk Yun Jin dengan gemetar.

“Kau begitu malas! Diberi waktu sepuluh tahun pun, kau tidak akan bisa mempelajari Xuan Jue! Sekte Tianxing tidak akan membuang kesempatan berharga pada sampah sepertimu!”

“Ya ampun!” Yun Jin berseru kaget, pura-pura terperanjat.

“Shixiong Ruan, apa maksudmu? Jangan bilang… untuk mempelajari sampah bernama Xuan Jue saja, harus bersusah payah?”

--

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
Mulai menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS   Bab 31 – Satu Helai Bulu pun Tidak Boleh Tersisa

    Demi nilai emosi, Yun Jin pun benar-benar menuntaskan lima puluh kali salto itu dengan sungguh-sungguh.Baik salto ke depan, ke belakang, salto beruntun, salto satu tangan, bahkan salto menyamping—semuanya ia lakukan tanpa ragu. Ia bahkan sengaja berpura-pura gagal sekali, hanya untuk menambah efek dramatis.Sayangnya, nilai emosi yang bertambah tampak tidak terlalu banyak.Yun Jin sedikit kecewa.Sepertinya sekarang orang-orang sudah tidak mudah terpicu emosinya.Apa karena tingkah “nyentrik”-nya sudah terlalu sering, sampai mereka jadi kebal?Itu bukan pertanda baik.Begitu ia menyelesaikan seluruh rangkaian salto, tubuh Yun Jin masih sedikit bergetar. Ia melakukannya terlalu serius hingga saat energi pedang menyatu di dalam dirinya, guncangan yang datang membuatnya hampir kehilangan keseimbangan dan jatuh.Semua orang: “…”Zhao Wuji menyipitkan mata sambil tertawa sinis.“Bagaimana? Setelah selesai salto, apa kau sudah mempelajari jurusnya?”Nada suaranya penuh ejekan.Namun Yun Ji

  • BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS   Bab 30 – Sekali Lagi Jadi Pusat Perhatian

    “Senior Pedang, mempelajari isi kitab ini memang mudah, tetapi…” Ucap Yun Jin sambil kembali memuntahkan beberapa suapan darah, wajahnya tampak sangat pucat dan lemah.“Senior Pedang, tubuh muridku ini sepertinya tak akan sanggup menahan lebih lama lagi,” Lin Ya segera menimpali dengan suara penuh kesedihan.“Tidak apa-apa, Guru. Murid masih bisa bertahan…” Yun Jin berusaha meraih kitab rahasia itu, namun baru saja mengangkat tangannya, darah segar kembali mengalir dari bibirnya—pemandangan itu begitu menyedihkan hingga membuat siapa pun tak tega melihatnya.Wajah Senior Pedang seketika menjadi muram. Amarah membuncah dalam hatinya ketika memandang Zhao Wuji.Jika bibit sebagus ini sampai rusak di tangan Zhao Wuji, ia pasti akan menuntut pertanggungjawaban darinya!“Tubuh muridku ini mengalami kerusakan pada jalur meridiannya. Jika ada sepuluh butir Pill Huan Yuan, seharusnya ia bisa pulih sepenuhnya,” ucap Lin Ya.Mendengar itu, Senior Pedang melirik Zhao Wuji dan berkata dengan nada

  • BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS   Bab 29 – Aksi Akting Hebat

    Semakin lama Lin Ya berbicara, rasa sedihnya semakin mendalam. Air matanya pun jatuh semakin deras, penuh dengan kepedihan yang tampak tulus dan nyata.Beberapa orang seperti Yue Zhao yang tidak tahu apa-apa hanya mengira bahwa luka Yun Jin memang sangat parah, sehingga wajah mereka pun dipenuhi kesedihan. Yue Zhao berusaha keras menahan air mata, namun matanya sudah memerah. Si Wan Ning tak mampu menahan diri dan mulai menghapus air mata yang terus mengalir. Bahkan Yu Song Nian pun memancarkan aura keputusasaan dari seluruh tubuhnya.Yun Jin tertegun melihat semua itu.Apa-apaan ini!?Dia hanya sedikit memulai, tapi kenapa guru dan para seniornya tiba-tiba ikut berakting dengan begitu total?Kalau dibandingkan begini, justru dia yang terlihat kurang meyakinkan!Tidak bisa begitu!Rasa kompetitif Yun Jin langsung terpancing. Ia mencengkeram lengan jubah Lin Ya dengan ekspresi muram. “Guru, ini semua salah murid! Meski guru kehilangan banyak kekuatan demi keselamatan sekte, tapi apa gu

  • BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS   Bab 28 – Terlalu Tragis

    Zhao Wuji adalah seorang kultivator tahap pertengahan He Ti, seorang ahli sejati di antara banyak orang. Sedangkan Yun Jin hanyalah murid kecil di tahap Lian Qi — jarak di antara mereka bagaikan langit dan bumi.Kali ini, Zhao Wuji sudah berniat memberikan pelajaran keras pada Yun Jin.Mencabut nyawanya tentu tidak mungkin — hal itu akan merusak reputasinya sebagai kepala sekte.Namun membuatnya menderita agar tahu diri? Itu sepenuhnya bisa diterima.Tekanan spiritual yang dilepaskannya tepat di atas batas kemampuan Yun Jin untuk menahan. Ia menatap gadis itu, menunggu pemandangan ketika Yun Jin terjatuh ke tanah, menggeliat kesakitan dan memohon ampun.“Ketua sekte!” seru Yue Zhao dengan nada marah. “Apa sebenarnya kesalahan adik seperguruanku sampai Anda harus turun tangan sekejam ini?”“Tidak sopan pada ku, itu sudah cukup,” jawab Zhao Wuji datar.“Tidak sopan? Di mana letak ketidaksopanannya? Adik Yun hanya tidak ingin meninggalkan Puncak Pedang Langit. Apa itu kesalahan?!” Yue Zh

  • BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS   Bab 27 — Kesempatan untuk Memilih Ulang

    Melihat situasi yang memanas, Ye Danxia segera membaca keadaan dan berkata, “Yun Jin, kita baru saja bergabung ke dalam sekte, dan sekarang kau sudah menimbulkan keributan besar seperti ini? Dalam hal ini, kau yang lebih dulu bersikap tidak sopan terhadap Senior Ruan. Seharusnya kaulah yang meminta maaf.”Nada bicara Ye Danxia terdengar tegas dan seolah penuh keyakinan.Namun sebelum Yun Jin sempat menjawab, Si Wan Ning sudah tertawa dingin. “Omong kosong apa itu! Batu Perekam itu masih ada. Jika ingin tahu apakah Ruan Jun benar-benar berniat membunuh Yun Jin, biar para tetua sekte yang menilainya! Jangan kira sekte ini tidak punya hukum! Seekor kotoran yang jatuh ke baskom emas tetap saja kotoran, bukannya emas!”“Adik Kedua, jangan berkata kotor.” Yue Zhao meliriknya sekilas dan menegur dengan tenang, “Itu menurunkan martabat kita. Lain kali kalau ingin melawan, langsung saja bertindak.”Setelah berkata demikian, Yue Zhao menatap Ruan Jun dengan tajam. “Menindas adik termudaku bukan

  • BANGKITNYA SANG PENDAMPING TRAGIS   Bab 26 – Menyatu di Sini

    Wajah Ruan Jun tampak suram. Ia menatap tanpa ekspresi, sama sekali tidak memberi tanggapan.Bodoh.Melihat ke arahnya sekarang, apa maksudnya? Ingin menuduhnya sebagai dalang di balik semua ini?Melihat Ruan Jun tak bereaksi, si murid itu pun baru tersadar. Wajahnya memucat, tapi ia tetap bersikeras, berkata dengan suara gemetar, “Kau bicara sembarangan!”Yun Jin sama sekali tidak menanggapi. Jemarinya beralih menunjuk pada orang kedua. “Dan kau—kau yang paling bodoh. Satu orang saja, tapi kau bisa melakukan tiga kesalahan sekaligus. Katakan padaku, mulai dari napas kesepuluh, dua jurus berturut-turut itu apa maksudnya? Lalu di napas kelima puluh itu…”Yun Jin tetap berbicara singkat dan jelas, langsung menyinggung inti masalah.Kemudian, ia satu per satu menunjuk mereka semua, sembilan titik kesalahan ditunjukkan olehnya dengan tepat.Wajah keempat murid itu kian pucat, tapi tak satu pun berani mengakui. Namun melihat wajah mereka yang sudah seputih kertas, para murid di bawah pangg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status