Home / Romansa / BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI / SOSOK WANITA DALAM VIDEO CALL

Share

BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI
BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI
Author: Reinee

SOSOK WANITA DALAM VIDEO CALL

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-06-08 06:45:14

"Astaghfirullah, itu siapa, Mas?" tanyaku tiba-tiba saking kagetnya.

 

Mataku sampai terbuka lebar saat mendadak kulihat satu bayangan mencengangkan di cermin yang berada tepat di belakang Mas Arman, tempat dia melakukan video callnya denganku pagi ini.

 

Gambar itu memang tidak terlihat terlalu besar, tapi sangat jelas sekali di penglihatanku bahwa itu adalah sosok wanita yang sedang berganti pakaian. 

 

Mas Arman, suamiku, yang saat ini katanya sedang ada tugas dinas di luar kota dan bilang sedang menginap di sebuah hotel di Surabaya ternyata bersama dengan seorang wanita di dalam sebuah kamar? Apa yang pria dan wanita lakukan di dalam satu kamar seperti itu?

 

Sangat tidak mungkin jika kantor membiarkan karyawannya yang bukan suami istri untuk tinggal dalam satu kamar. Lagipula, mataku belum rabun. Jelas-jelas itu adalah seorang wanita yang sedang melakukan kegiatan berganti pakaian. Kenapa bisa dengan santainya melakukan hal itu di depan suamiku?

 

Dengan wajah yang sama terkejutnya denganku, Mas Arman sontak menoleh ke belakang ke arah yang tadi kutunjuk. Dan mendadak, layar ponsel di hadapanku tiba-tiba berubah posisi, lalu terbolak-balik, dan akhirnya sambungan pun terputus. Ada apa ini? 

 

Jantungku berdegup kencang saat beberapa kali kucoba menghubungi ponsel Mas Arman lagi dan selalu saja 'ended call' sesaat setelah diangkat. 

 

Pikiranku jelas melayang ke hal-hal yang tidak-tidak. Bagaimana mungkin kejadian itu bisa terjadi? 

 

Namun belum juga diriku memahami semuanya, tiba-tiba panggilan Mas Arman masuk ke ponselku lagi. Tapi kali ini hanya panggilan audio, bukan video call seperti sebelumnya.

 

"Halo, Sayang. Maaf ya sambungan terputus. Tadi nggak tau kenapa putus-putus, trus tiba-tiba sinyal ilang," katanya menjelaskan. Dan apakah aku percaya? Tentu saja tidak.

 

"Tadi itu siapa, Mas? Kok ada wanita di kamar Mas? Mas beneran lagi nginep di hotel?"

 

"Ya bener dong, Sayang. Memangnya mau nginep dimana lagi? Wanita apa sih? Nggak ada wanita kok. Aneh-aneh saja Kamu tuh. Perasaan kamu aja kali, Ra." 

 

"Masa' sih? Raya lihat jelas lho Mas tadi. Coba deh, sekarang Mas video call ulang ya, Raya pengen lihat isi kamar Mas Arman," kataku penasaran.

 

"Buat apa, Sayang? Paranoid amat Kamu." Terdengar suamiku nampak terkekeh.

 

"Bukan paranoid, Mas. Cuma pengen mastiin aja yang aku lihat tadi bener apa tidak." Aku tetap ngotot.

 

"Jangan aneh-aneh ah. Udah dulu ya, ini Mas udah telat banget lho. Mau ada meeting sama boss bentar lagi. Nanti aja Mas VC lagi. Okay?"

 

Dan dia pun segera memutus sambungan teleponnya setelah mengucapkan salam seperti biasanya. 

 

 

Sesaat setelah sambungan telepon berakhir, aku termenung. Apalah dayaku ini yang hanya seorang ibu rumah tangga dengan seorang anak di rumah. Tidak mungkin aku menyusul suamiku ke Surabaya saat ini juga untuk bisa tahu apa yang sedang dilakukannya sebenarnya disana. 

 

Meskipun jarak kota kami dengan kota itu memang tidaklah terlalu jauh. Tidak membutuhkan waktu sampai seharian penuh jika menggunakan mobil pribadi. Tapi mobil pribadi siapa? Punya juga tidak. Sedangkan untuk pergi kemana-mana saja aku juga cuma mengandalkan motor matic, yang itupun masih dicicil angsurannya sama gaji Mas Arman. 

 

Jadi apa yang bisa aku lakukan sekarang selain menangis dan memikirkan hal-hal yang tidak-tidak? 

 

 

***

 

 

Peristiwa pagi itu benar-benar membuat mood ku hilang seharian. Seperti ini ternyata rasanya mencurigai seorang suami yang kemungkinan berbuat serong namun tidak bisa berbuat apa-apa karena keadaan? 

 

Sampai saat siang harinya aku menidurkan anak semata wayang kami, pikiranku masih saja dihantui bayangan wanita di cermin dalam kamar Mas Arman. Menjijikkan sekali karena sampai nyaris tanpa busana di dalam satu kamar dengan suami orang. Ya Allah. 

 

Saat Keanu, anak semata wayang kami yang berusia 3 tahun sudah terlelap, tiba-tiba aku baru terpikirkan akan sesuatu. Kuraih ponsel dan aku beringsut keluar kamar untuk melakukan panggilan. 

 

"Selamat siang, dengan Dewangga Property & Estate, ada yang bisa kami bantu?" sapa lembut dan formal suara seorang wanita di seberang.

 

"Ee ... iya Mbak. Mohon maaf, Saya istri Pak Arman Firmansyah, supervisor bagian pemasaran. Boleh saya tanya sesuatu?" tanyaku sedikit terbata. 

 

Ini pertama kalinya aku menelpon ke kantor suamiku. Sebelumnya aku sama sekali tidak pernah ingin tahu dan mencampuri urusan pekerjaan suamiku, karena kulihat semuanya baik-baik saja sampai pagi tadi.

 

Selama ini, kulihat Mas Arman juga selalu melakukan tugasnya sebagai suami dan ayah yang baik. Sedangkan aku juga hanya berkutat seputar pekerjaanku sebagai IRT yang taat. Tapi kali ini sepertinya aku harus melakukan hal yang diluar kebiasaanku. 

 

"Iya, silahkan ibu, ada yang bisa kami bantu?"

 

"Apakah suami saya benar sedang ada tugas ke Surabaya?"

 

"Tunggu sebentar ya, Bu. Coba saya cek dulu."

 

Sejenak tak ada lagi suara wanita itu. Hanya sesekali terdengar seperti suara keyboard yang sedang ditekan.

 

"Ibu," panggil wanita tadi.

 

"Ya, Mbak."

 

"Benar. Pak Arman memang sedang ada di Surabaya sekarang."

 

"Boleh saya tau dengan siapa saja beliau disana, Mbak?"

 

"Beliau bersama semua tim Marketing, Bu. dipimpin oleh Bu Anggi," kata wanita itu menjelaskan.

 

"Maaf, Bu Anggi itu siapa ya, Mbak?"

 

"Bu Anggi Marketing Manajer di perusahaan kami, Bu."

 

"Oh, begitu. Ya sudah, Mbak. Terima kasih. Mohon maaf sebelumnya sudah menganggu." Aku segera mengakhiri panggilan telepon ke kantor suamiku itu.

 

 

 

Mas Arman ternyata benar. Dia memang tidak berbohong tentang perjalanan dinasnya ke Surabaya. Tapi kenapa aku begitu kacau saat mendengar penerima telepon tadi menyebutkan nama Manajer Marketingnya? Apakah wanita yang kulihat di dalam kamar Mas Arman itu yang bernama Bu Anggi? Tapi Bagaimana sekarang caraku untuk tahu? Apa yang bisa kulakukan dengan kondisiku yang serba terbatas seperti ini?

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   MIMPI YANG MENJADI NYATA (ENDING STORY/ AUTHOR'S P.O.V)

    Bagai mimpi yang menjadi nyata, Raya yang telah hampir sebulan menjadi istri seorang Galih Rengga Atmaja akhirnya merasakan juga membuka mata dalam pelukan lelaki yang beberapa waktu lamanya hanya ada di alam mimpinya itu.Rasanya bahkan wanita itu enggan beranjak dari tempat tidur agar bisa tetap menikmati wajah suaminya yang indah itu dalam lelap tidur.Galih yang tertidur pulas di depannya bagai malaikat tak berdosa yang jauh dari sifat sombong, angkuh, dan arogan yang selama ini ditunjukkannya pada Raya.Namun hari sudah beranjak siang, dan Raya tidak ingin terus terusan tidur di siang bolong seperti ini."Mas," panggilnya lirih sambil mengusap lembut pipi sang suami.Galih yang merasakan sentuhan tangan Raya membuka matanya dan melebarkan senyum pada wanita yang akhirnya bisa dia nikmati setelah dinikahinya hampir s

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   AKU MENGINGINKANMU SEUTUHNYA, MAS! (AUTHOR'S P.O.V)

    "Mas, sebenarnya kita ngapain sih di sini?" Raya mendekati Galih yang baru saja mendudukkan dirinya dengan nyaman di sofa menghadapi layar TV setelah mengambil sekaleng minuman dingin dari minibar di kamar itu.Galih menoleh ke arah istrinya dengan senyuman remehnya seperti biasa."Menurut Kamu ngapain?""Nggak tau," Raya mengedikkan bahunya. Dia memang benar-benar nggak paham apa yang dilakukan Galih di tempat itu."Sekali kali Kamu tenang saja di dekatku, nggak usah banyak tanya, nurut aja, bisa kan?" tanya Galih kemudian. Kali ini wajahnya dihiasi senyum manis. Namun hanya sepersekian detik saja, pandangannya sudah beralih kembali menatap ke layar televisi datar di depannya.Raya yang menyadari usahanya bertanya hanya akan sia-sia saja, akhirnya hanya bisa diam di samping suaminya. Matanya dengan terpaksa ikut m

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   KALAU MAU TINGGAL BILANG, APA SUSAHNYA?

    "Rayaaa!!!" teriak Galih menggelegar dari lantai atas.Pak Farhan yang sedang berbicara dengan Mbok Yem di dapur pun sampai kaget dibuatnya. Apalagi Raya yang pagi itu sengaja menemui Gilang untuk mengambil masakan titipan Mbak Luna untuk Raya yang di titipkan padanya.Gilang nampak tersenyum lucu saat melihat wajah Raya yang tegang karena mendengar teriakan suaminya yang sangat keras tadi, yang menggegerkan seisi rumah."Ya, Mas!" sahut Raya menjawab teriakan suaminya itu. Lalu cepat-cepat mengembalikan rantang ke tangan Gilang."Mas, tolong Mas bawain ke dapur dulu ya?" kata Raya cepat, lalu buru-buru berlari menaiki tangga rumah. Gilang terpingkal menyaksikan kekonyolan sepasang suami istri itu."Ada apa sih, Lang?" tanya Pak Farhan yang masih keheranan berjalan dari arah dapur mendekati Gilang.

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   HUKUMAN UNTUK PARA PENGACAU

    "Kalian ini benar-benar manusia-manusia menjijikkan!!"Aku kaget saat mendengar Mas Galih berbicara sangat keras."Kalian semua dipecat!!" lanjutnya kemudian, membuat semua orang yang berada di ruangan itu membelalak. Tak terkecuali tiga orang tersangka kekacauan yang tadi hanya duduk sambil menundukkan wajah di depanku dan Mas Galih."Pak, tapi bukan saya yang salah, Pak Galih. Dia yang menyerang saya lebih dulu." Lagi-lagi Anggita membela dirinya menunjuk ke arah Mirna.Belum sempat kudengar apa yang akan dikatakan suamiku untuk menjawab pembelaan Anggita, tiba-tiba wanita bernama Mirna itu bangkit dan dengan gerakan cepat menghambur ke arahku, bersimpuh di depan kakiku. Aku yang kaget sontak beringsut lebih mendekat ke Mas Galih yang juga kulihat sama kagetnya denganku."Mbak, Mbak Raya, tolong Mbak, jelaskan pada Pak

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   PERTENGKARAN ANGGITA SI PELAKOR DI KANTOR

    "Kenapa Kamu? Bosan?" Mas Galih menatapku jengah dari kursi kerjanya. Mungkin dia risih melihatku dari tadi menggeser-geser dudukku di sofa dengan tak beraturan.Saat aku balik menatapnya dan menggeleng, dia pun segera kembali ke pekerjaannya menekuri laptop di depannya. Aku yang bingung harus melakukan apa dari tadi memang hanya duduk bersandar men-scroll layar ponselku naik turun nggak jelas dari tadi. Mungkin raut kebosanan terlihat sangat jelas di wajahku hingga membuatnya terganggu."Tidur saja kalau ngantuk. Nanti aku bangunkan kalau aku sudah selesai," katanya.Kenapa orang ini tiba-tiba jadi ribet begini? Harusnya tadi dia biarkan saja aku pulang bersama Mas Gilang. Jadi dia bisa fokus bekerja dan aku bisa tenang menunggunya di rumah. Kalau seperti ini kan justru jadi tidak nyaman buat kami berdua?"Tidur?" Keningku berkerut memandang sekeliling.

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   CEMBURUNYA MAS GALIH

    "Mau kemana, Raya?"Kudengar suara Papa Farhan dari arah serambi saat aku sedang melangkah tergesa melewati ruang tengah. Saat aku menoleh, kulihat papa mertuaku itu sedang berbincang dengan Mas Gilang di kursi serambi. Lalu kusempatkan diri untuk menghampiri mereka sebentar."Kok buru-buru mau kemana?" tanya orang tua itu lagi saat aku sampai di tempat mereka."Ini Pa, mau ke kantor," ucapku sambil menunjukkan lunch bag yang sedang kutenteng."Apa itu?" Lelaki tua itu membulatkan mata ke arahku."Makan siang buat Mas Galih, Pa," kataku malu-malu. Terdengar Papa Farhan terkekeh, sementara Mas Gilang menutupi mulut menyembunyikan senyumannya."Kenapa? Apa tidak boleh mengantarkan makanan ke kantor ya, Pa?" tanyaku keheranan. Melihatku kebingungan papa pun menghentikan tawanya. 

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status