“Sebenarnya … “
Ghea masih memasang mimik antusias menunggu Daniel mengatakan apa yang membuatnya bersikap aneh setelah menerima telepon tadi. Ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya.
“Ya sudah jika kamu memang tidak ingin bercerita, aku juga tidak akan memaksa.”
Ghea merasa kecewa. Namun, memutuskan untuk tidak mencecar suaminya, dan menerima jika memang Daniel tidak ingin mengatakan hal itu kepadanya.
Berbaring memunggungi Daniel, Ghea sempat menoleh dan memintanya segera tidur. Hingga Daniel melakukan apa yang dia minta dan tetap tidak mau menjawab pertanyaan darinya.
Namun, sebaik-baiknya Daniel menutupi dan tidak memberitahu Ghea, tetap saja persoalan Nathan ini pada akhirnya diketahui oleh istrinya, meskipun dengan cara tak sengaja.
Pagi itu, Daniel berbicara pada Richie yang akan mula
“Izinkan aku ikut!”“Tapi-“Ghea hampir saja menolak permintaan Daniel untuk ikut keluar menemui wartawan yang menunggu di depan rumahnya. Namun, pria itu bersikeras bahkan memelototi Jenny agar mau membujuk Ghea agar mengizinkan dirinya.“Aku juga ingin berbicara ke kepada mereka,” ucap Daniel meyakinkan istrinya.Berpikir sejenak, Ghea pada akhirnya memerbolehkan suaminya untuk ikut. Namun, sebelum itu dia bergegas masuk ke dalam untuk bersolek dan mengganti baju. Sebagai artis Ghea tetap ingin kelihatan paripurna di depan kamera.“Sudah jangan berusaha untuk terlalu terlihat cantik!” Daniel menyambar blush on yang baru saja akan dipulaskan Ghea ke pipinya.“Niel, aku tu udah gembrot. Lihat! Berat badanku sudah naik enam kilo. Kalau aku tidak terlihat cantik, bisa-bisa nitizen mencelaku habis-habis
Richie yang mulai bekerja di Tyaga grup hari itu berhasil dibuat sakit kepala oleh Jim. Ternyata bekerja menjadi pucuk pimpinan tak semudah yang dia bayangkan. Jim menyodorkan beberapa kertas yang sudah dia buat sesuai dengan permintaan Daniel.“Apa ini?” tanya Richie keheranan.“Itu data lima belas anak perusahaan Tyaga grup, tugas anda adalah mempelajarinya. Pak Daniel berencana memberikan tujuh diantaranya untuk anda ambil alih.” Jim menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.“Jadi maksudmu aku tidak hanya menggantikan dia untuk beberapa bulan tapi-““Ya, setelah Pak Daniel kembali bekerja, anda akan diminta mengambil alih tujuh perusahaan yang selama ini dikelola oleh kakak anda.”Richie menelan saliva, dipandanginya kertas-kertas yang diperlihatkan Jim padanya dengan tatapan layaknya siswa yang akan menghadapi
Dua minggu telah berlalu semenjak wanita bernama Citra yang mengaku-aku memiliki anak dari Daniel itu dipanggil oleh pihak kepolisian karena laporan pencemaran nama baik yang dilakukannya.Dari sang pengacara, Daniel mendengar kabar bahwa wanita itu bersikeras ingin menemuinya untuk meminta maaf secara langsung.“Untuk apa dia ingin menemuiku? Bersujud di kakiku pun tidak akan aku maafkan.”Ghea tersentak mendengar kalimat yang meluncur dari bibir Daniel. Hari itu keduanya sedang berada di ruang tunggu dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi untuk memeriksakan kandungan Ghea, sekaligus menemui dokter Orthopedi untuk membuka gips di tangan Daniel tadi.Ghea tahu bahwa Daniel sedang menerima telepon dari pengacaranya, tapi yang membuatnya agak kaget adalah ucapan sombong suaminya barusan. Beruntung hanya ada dia dan Daniel di sana karena satu pasangan lainnya tadi sudah masuk
“Lepas! Jangan merayuku!”“Aku tidak merayu, siapa yang merayu? ayo berbaring ke kiri, jangan membantah anjuran dokter,” titah Daniel yang sedikit memaksa memutar tubuh Ghea.Setelah Ghea benar-benar berbaring ke kiri, Daniel terpaksa harus menahan gelak tawanya karena istrinya itu bertingkah menggemaskan. Ghea memejamkan mata seolah tidak mau melihat wajahnya.“Apa kamu sudah tidur?” tanya Daniel yang yakin bahwa istrinya sudah mulai melunak.Ghea menganggukkan kepala tapi masih memejamkan mata. Membuat Daniel tak kuasa untuk mendaratkan sebuah ciuman di pipi istrinya itu.“Maaf ya!” bisik Daniel.“Maaf untuk apa?” perlahan Ghea menjauhkan kelopak matanya. Ia menelisik wajah Daniel yang nampak merasa bersalah.“Maaf untuk menyakiti hatimu dengan mengatakan bahwa aku
Mencoba mengabaikan Daniel yang sedang cemburu buta, Ghea memilih untuk membuka korden kamarnya, melihat pemandangan kota Jogja dari lantai di mana kamarnya berada. Ia penasaran sebelum pergi ke rumah ayahnya besok, akankah sang suami mengajaknya jalan-jalan nanti? apakah dia akan mendapatakan sebuah makan malam romantis bak adegan sinetron ikatan batin?Dan jawabannya adalah mungkin saja. Ya, mungkin saja Ghea akan mendapatkan makan malam yang diimpikannya jika saja Daniel tidak bertanya yang macam-macam kepada pelayan yang melayani mereka untuk makan malam di rooftop hotel itu.“Siapa yang memilihkan bunga ini?” tanya Daniel sambil menunjuk vas bunga di atas meja.“Pak Seno.”“Yang memilih urutan menu yang akan disajikan kepada kami?”“Pak Seno.”“Lalu apakah semua dekorasi in
Daniel merasa kikuk, ia tak menyangka bahwa mertuanya ternyata tahu arti dari kata Casanova, berarti benar dugaannya saat mengantar Pak Asman ke bandara dulu.“Eh … itu ada cassava lembu.” Lagi-lagi Pak Asman jahil dan menggoda sang menantu.Daniel pun menggigit bibir bawahnya, sedangkan Ghea hanya bisa menahan rasa tak enak di hatinya karena ayahnya terus-terusan menggoda suaminya.“Ubi cilembu maksud ayah?” tanya Ghea karena Daniel memilih tak menyahut ucapan Pak Asman. “Apa ayah mau?”“Boleh lah buat teman ngeteh dan ngeronda nanti malam.”Daniel pun menepikan mobil yang dikendarainya. Ia hampir turun untuk membelikan ubi manis itu, tapi pak Asman menahannya.“Biar ayah saja!” cegah sang mertua sambil membuka pintu mobil.Daniel pun mem
Daniel tetap pada pendiriannya, mau di depan wartawan atau tidak ia tetap tidak peduli, dan sepertinya dia tidak perlu berbaik hati lagi kepada wanita yang sudah menjadikan namanya, serta memanfaatkannya sebagi bahan menaikkan popularitas. "Kamu datang membawa wartawan ke sini, itu menunjukkan dengan jelas bahwa kamu memiliki niatan lain. Aku bukanlah orang yang dengan mudah memaafkan kesalahan orang, apa lagi orang yang mengusikku dengan sengaja. Berdirilah dan pergi!" Ketus Daniel. Baik Citra, wartawan dan orang-orang yang ada di sekitar mereka semuanya membeku. Menyaksikan betapa dinginnya seorang Daniel Tyaga, tak terkecuali Ghea. "Niel!" Meraih lengan suaminya, Ghea meminta semua wartawan untuk mematikan kamera mereka. "Aku tidak mau memaafkan wanita ini! Jadi jangan paksa aku." Ghea pun lagi-lagi menemukan sisi lain dari suaminya. Daniel benar-benar ti
Hari terakhir liburan Daniel dan Ghea di Jogja, diisi dengan sesuatu yang jelas sangat mengasyikkan untuk pasangan suami istri. Memesan sebuah hotel yang tepat bersebelahan dengan pantai, mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan, menghirup udara segar kemudian kembali ke kamar. Keduanya bergelung di bawah selimut dari siang hingga matahari hampir tenggelam. Memulihkan tenaga setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi batin mereka dengan perasaan cinta.“Apa tidak pegal?” tanya Ghea dengan suara lengket karena seingatnya sejak dia memejamkan mata dan bangun, ia memakai tangan Daniel sebagai bantalan kepala.“Tidak!”Daniel masih memejamkan mata sambil memeluk tubuh Ghea, sesekali senyum tipis begitu manis terukir di bibirnya saat permukaan kulitnya merasakan bayi di dalam perut istrinya bergerak-gerak.“Apa sudah terlambat melihat mataha