Share

BENARKAH?

Penulis: Putri putri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-22 22:09:54

“Aku berangkat dulu. Baik-baik di rumah.” David mendaratkan kecupan singkat di dahi Zahra lalu mengelus lembut rambutnya.

Zahra diam mematung melihat suaminya melayangkan senyum ke arahnya sebelum lelaki berjalan keluar. Tak seperti sebelumnya, hidup Zahra kini penuh dengan kejutan. Sikap dan perlakuan manis yang ia terima dari David membuatnya merasakan hal yang luar biasa timbul dari hatinya.

Tangan Zahra terulur menyentuh dahinya, memang setiap hari David selalu berpamitan saat akan berangkat kerja, tapi baru kali ini lelaki itu bersikap demikian. Meski keduanya pernah lebih dari itu, tapi perlakuan David barusan membuat Zahra seperti sedang naik roller coaster dalam posisi menukik, nano-nano rasanya.

[Gimana rasanya jadi nyonya David Ardian? Udah bulan madu kemana? Udah dibeliin apa aja? Emas, berlian atau mobil?]

Zahra mengernyit heran melihat pesan yang baru saja masuk ke ponselnya dari nomor baru yang belum disimpannya. Penasaran, Zahra menyentuh ikon kontak tersebut dan terpam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • BAYI YANG KUBAWA PULANG   KESEMPATAN KEDUA

    Tujuh tahun kemudian ...Tak ada yang berubah dari kehidupan Zahra. Ia tetap disibukkan dengan pekerjaan ibu rumah tangga yang terkadang membuatnya lelah tapi tetap menyenangkan. Meski masih ada Wati yang membantunya tapi Zahra tetap saja ikut turun tangan. Ia memang bukan tipe orang yang suka bersikap layaknya seorang bos karena sadar dari mana ia berasal.Mora kini sudah duduk di kelas empat sekolah dasar dan Miko kelas satu. Meski anak-anaknya sudah terbilang besar bukan berati pekerjaan Zahra menjadi ringan. Ada saja hal yang selalu menjadi perdebatan atau bahan rebutan sehingga Zahra harus menjadi wasit bagi kedua anaknya.“Bunda, kaos kaki aku mana?” Suara Miko terdengar menggelegar.“Di laci lemari, Sayang.”“Bunda, jepit kupu-kupu aku mana?” Kini giliran Mora yang berteriak.“Mama lihat ada di meja belajar.”Zahra menghela nafas sebelum kembali mengaduk nasi goreng yang sedang di masaknya. Seperti biasa, setiap p

  • BAYI YANG KUBAWA PULANG   JEBAKAN

    Matahari sudah berada cukup tinggi saat Zahra melangkahkan kaki di sebuah halaman gedung dua lantai yang dikelilingi tembok tinggi. Meski sekilas bangunannya terlihat megah dan luas, tapi semua orang tahu jika di dalamnya ada ratusan orang yang terpaksa tinggal di sana menjadi pesakitan dan harus menunggu bertahun-tahun untuk bisa bebas.Hal yang tak pernah terbayang sebelumnya dalam hidup Zahra jika Andin, kakak sekaligus saudara satu-satunya harus merasakan dinginnya dinding penjara atas kesalahan fatal yang dilakukannya. Dan kali ini untuk pertama kalinya Zahra memutuskan untuk menjenguk dan menemui wanita yang dulu hampir saja menghancurkannya.“Yakin mau masuk?” David menghentikan langkah tepat di depan pintu masuk.Zahra mengangguk mantap. Ia memang sudah mempersiapkan diri serta menata hatinya sejak masih berada di kampung. Bahkan ia sudah tak sabar untuk menantikan momen ini sejak tiga hari yang lalu tepatnya saat ia sampai kembali pulang ke rumahn

  • BAYI YANG KUBAWA PULANG   RENCANA PERTEMUAN

    “Eh, Zahra, emang kamu enggak ada niatan buat nebus Andin dari penjara? Secara suami kamu kan orang kaya?” celetuk Bu Seli yang tiba-tiba mendekat saat Zahra sedang membawa Miko jalan-jalan.“Maksudnya gimana ya, Bu?”“Ya keluarin Andin dari penjara. Kasihan dia enggak bisa lihat bapaknya buat yang terakhir kali, padahal selama ini dia sudah berjuang mati-matian buat ngangkat derajatnya sampai salah jalan begitu.”Lama tak bertemu, ternyata Bu Seli belum banyak berubah, dia masih tetap menjadi paparazi yang selalu ingin tahu dan mencampuri hidup seseorang.“Ditanyai diam aja, apa jangan-jangan kami takut Andin ngerebut suami kamu kalo keluar? Secara dia kan bekasnya Andin,” cibir wanita berdaster lebar itu.“Maaf, itu bukan urusan ibu. Lagipula emang ngeluarin orang dari penjara itu gampang?” ketus Zahra.Semenjak Zahra memutuskan tinggal beberapa saat di kampung untuk menemani ibunya, kedatangannya memang bak artis ibu kota

  • BAYI YANG KUBAWA PULANG   MEMILUKAN

    “Kenapa kalian tega padaku? Kalian anggap aku apa, hah?” Zahra berteriak pada dua orang di depannya.“Memangnya kenapa kalo aku tahu? Apa itu merepotkan kalian?” imbuhnya.“Bu-bukan seperti itu, Nak. Ini murni kemauan bapak. Bapak enggak mau kamu khawatir bahkan sampai minta pulang saat kamu hamil tua,” lirih Pak Sarip.“Tapi kenapa saat aku tanya, kalian selalu bilang sehat? Tapi nyatanya lihat! Bapak sakit, sakit parah lagi. Bahkan sampai detik-detik terakhirnya pun aku tak diberitahu. Sebenarnya aku ini siapa, Bu? Kenapa ibu tega melakukan semua ini?”“Sudah, sudah, umur seseorang tak ada yang tahu, kami juga tak menyangka kalo bapak akan pergi secepat ini, pasalnya kemarin beliau juga masih berbicara denganku lewat telepon.” David berusaha menenangkan istrinya.Malam tadi kondisi Pak Sarip menurun dan dilarikan ke rumah sakit. David dan Zahra yang mendengar hal itu langsung memutuskan untuk pulang. Zahra yang tak tahu menahu kondisi bapaknya yang sebenarnya cukup bingung karena se

  • BAYI YANG KUBAWA PULANG   RENCANA

    Zahra menghentikan langkahnya saat melihat seorang wanita bermake up tebal serta berpenampilan glamor sudah berdiri di ruang tamu bersama seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi roda.“Silakan masuk,” sambut David dingin.“Terima kasih, maaf jika mengganggu, aku hanya mengantar mama yang penasaran dengan keluarga baru mantan menantunya,” jelas Marta sambil membukan kaca mata hitamnya.Seketika Zahra mematung, entah mengapa ia menjadi tak suka jika harus berurusan dengan keluarga mantan istri suaminya.“Apa kabar, David?” tanya wanita bernama Sarni sambil membenarkan posisi kursi rodanya.”“Ba-Baik, Ma.”David tak menyangka setelah sekian lama akhirnya ia bisa bertemu dengan mantan ibu mertuanya. “Mama apa kabar?” David berjongkok menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh Bu Sarni.“Gara-gara kamu enggak mau nengokin mama, dia jadi maksa minta ke  sini. Lagian apa salahnya

  • BAYI YANG KUBAWA PULANG   TAMU

    Suka cita menyambut anggota keluarga baru begitu kentara di rumah David. Suara tangis bayi sesekali terdengar menghiasi rumah mengimbangi teriakan Wati yang semakin kewalahan mengasuh Mora. Anak itu kini sudah pintar berlari, berbicara dengan nada cadel dan melakukan segala hal sesukanya termasuk mengganggu adiknya.Mikola Ardian adalah nama yang disematkan pada bayi berumur dua bulan 0yang kini melengkapi kebahagiaan David dan Zahra termasuk Mora yang begitu antusias dengan kehadiran Miko ditengah-tengah mereka. Anak itu berkali-kali ingin memegang dan mencium adiknya bak bermain boneka.“Diam di situ ya, Sayang. Mbak mau mandi sebentar,” tutur Wati pada Mora.“Ote.” Gadis kecil berponi itu mengangguk semangat.“Titip bentar, Mbak bos.”“Santai, aman kalo sama aku,” jawab Zahra.Zahra meraih Mora dalam pangkuannya. Semenjak Miko lahir, perhatian Zahra memang harus terbagi. Tapi bukan berarti ia melupakan Mora sepenuhnya. Setiap hari ia tetap berusaha meluangkan waktu untuk sekedar be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status