Share

Bab 17

POV Ibu

“Mak Angga, kapan mau di bayar hutangnya? Janji mulu?” sungut Mak Wesi. Membuatku geram. Datang kekontrakan bukannya masuk salam, malah teriak-teriak di depan pintu. Bener-bener nggak punya etika.

“Sabar dong, Mak Wesi. Cuma hutang segitu aja, kok.” Aku tak kalah menyungut.

“Cuma? Kalau memang cuma, ya di bayar, dong!” bentaknya mengacak pinggang. Berani sekali dia membentakku. 

“Nggak usah teriak-teriak! Telingaku masih belum budeg,” ucapku melotot. tetangga pada berdatangan. Berkerumun saling tanya dan saling senggol. Mungkin suara kami nyaringnya, mengalahkan speaker masjid.

“Lu, kalau di pelanin nglunjak! Anaknya pengangguran aja, malah fitnah Dewi.” Sahutnya malah nyangkut-nyangkut ke Dewi.

“Udah bener, tu, Dewi gugat Angga. Biar kere jadi glandangan nggak bisa bayar kontrakan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status