Share

Bab 2

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-17 11:22:39

Senyum Palsu Di Acara Resepsi

Sesungguhnya keluarga Pak Herman salah sangka, jika mereka mengira Izzah adalah seorang wanita lemah yang bisa di kendalikan. Justru merekalah yang akan takluk pada kendali Izzah. 

Sementara itu, tak ada yang tahu betapa hancurnya hati Alif saat ini, dia sesungguhnya tak dapat menerima perjodohan ini, namun demi berbakti dengan orang tuanya, dia rela melakukannya. Alif sebenarnya telah memiliki seorang kekasih hati, Bella namanya, mereka sudah berpacaran lebih dari setahun. Meski Bella adalah gadis yang matre, namun Alif sangat mencintainya, bahkan dia rela banting tulang demi menuruti semua keinginan kekasihnya itu.

Namun, Alif juga sedikit kecewa dengan ucapan Bella, saat terakhir kali mereka bertemu empat hari kemarin, sebelum acara ijab qobul ini berlangsung. Kala itu, Alif mengajak ketemuan Bella di sebuah cafe langganan mereka.

"Yank, maaf ya aku tak bisa meneruskan hubungan ini, karena Ibu terus memaksaku menikah dengan anak temannya almarhum Bapakku..." ujar Alif lirih.

"Ya, sudah...putus saja. Nggak masalah kok buat aku, masih banyak kok diluar cowok yang lebih kaya dari kamu! Dan bisa menuruti apa yang aku mau!" Jawab Bella sewot.

"Jadi kamu ikhlas kan melepas aku? Maaf ya Yank..." ucap Alif lagi.

"Ya ampun...lebay banget sih! Yah ikhlas banget dong! Nih kuberitahu sebuah rahasia ya, sebenarnya selain pacaran dengan kamu, aku ini juga pacaran dengan Boby, anaknya bos sayuran itu! Dan kamu pasti pahamkan, kalau dia lebih bisa ngimbangin aku dari pada kamu? Jadi kamu ada atau nggak itu sama aja bagiku, kalau kamu ada sih lumayanlah buat ojek gratis!" sahut Bella asal.

Mendengar perkataan Bella itu, hati Alif makin mencelos, tak disangka gadis yang si cintainya dengan sepenuh hati itu, tega berkata sekejam itu. Tapi seperti apapun ucapan dan perlakuan Bella, tak pernah membuat cinta Alif padam. Bahkan meski kini di jodohkan dengan Izzah yang bisa dibilang lebih cantik dalam segala hal dibanding Bella pun, tak membuat hati Alif terketuk.

 Baginya, Izzah adalah istri pelebur bakti pada orang tua saja, dan dia pun tak tahu entah sampai kapan bisa melanjutkan pernikahan tanpa cinta ini. Dalam hati kecil, Alif masih tetap mengharapkan Bella mau kembali padanya.

"Selamat ya Lif, kini kamu sudah sah menjadi suami Izzah. Papa nitip ya, tolong jangan pernah sakiti hatinya dan jika suatu saat kamu sudah tak suka dengannya lagi, ceraikanlah dia," ucapan Pak Hasan, yang kini jadi mertuanya itu mengagetkan Alif.

Mendengar perkataan mertuanya itu, sesungguhnya Alif ingin sekarang juga,  

karena memang dia tak menyukai Izzah sama sekali, namun tentu hal ini akan membuat gempar, dan juga melukai hati Pak Hasan. Dan tentu saja akan membuat Ibu dan keluarganya kecewa. Jadi akhirnya Alif mengiyakan saja perkataan mertuanya itu.

Perkataan Pak Hasan tadi, sebenarnya juga menjadi beban tersendiri untuk Alif, bukankah itu tadi menjadi sebuah amanat yang harus di jalankan? Jadi dia bertekad untuk mencoba menjalani perrnikahan ini.

Sementara itu, Izzah yang sejak ijab qobul tadi hanya berdiam, tiba-tiba mendatangi  Pak Hasan dan memeluknya, air mata tak bisa lagi dibendung Izzah. Pak Hasan sebenarnya tahu apa yang kini dirasakan oleh putri semata wayangnya itu.

"Maafkan papa ya, Nak. Meski di awal semua terasa berat, tapi insyaallah ini adalah jalan terbaik untukmu. Kamu harus selalu sabar menghadapi semua ujian yang akan berdatangan nanti. Ingat pesan papa, jangan pernah menjadi orang yang lemah, jadilah orang yang cerdik yang akhirnya bisa membuat semua lawanmu menjadi temanmu. Sebisa mungkin jadikan pernikahan ini yang pertama dan terakhir dalam hidupmu, karena Allah sangat membenci perceraian," ucap Pak Hasan sambil menepuk punggung Izzah.

"Insyaallah Pa, Izzah akan selalu ingat semua wejangan dari Papa. Meski sulit, Izzah akan selalu berusaha, takdir Allah pasti lebih baik kan Pa, meski jalannya mungkin akan terasa menyakitkan. Tapi Izzah tetap selalu butuh dukungan dari Papa, Papa adalah sumber kekuatanku," ucap Izzah sambil terisak.

"Kamu harus bisa berdiri sendiri, Nak, jangan pernah bergantung dengan orang lain, karena tak selamanya orang itu bisa menemanimu, termasuk Papa. Maka jadilah orang yang punya pendirian, tegar dan cerdik, namun tetap rendah hati. Papa yakin kamu tidak akan mengecewakan Papa dan Pak Herman. Selalu ingat, jangan pernah menjadi lilin yang menyakiti dirinya sendiri demi menerangi kehidupan orang lain. Tetapi jadilah air, yang terlihat tenang dan tak berharga, namun selalu dibutuhkan oleh semua orang."

"Insyaallah Pa, Izzah akan selalu terapkan hal itu dalam kehidupan ini."

"Nah, sekarang jangan menangis lagi, ini hari bahagia, tutupi apa yang sedang berkecamuk di hatimu saat ini, biarlah semua orang hanya melihat rona kebahagiaan di wajahmu. Ayo Nak, ini hari spesial dan hanya sekali dalam hidupmu, jangan buat hari ini menjadi kelabu. Ingat senyum itu termasuk sedekah juga,  Nak," ucap Pak Hasan memberi semangat lagi pada putrinya.

Tanpa menjawab, Izzah segera menghapus airmata dan menampakkan senyum termanis di wajah jelitanya itu, dia kembalu duduk di pelaminan bersama Alif, karena acara resepsi akan segera dilanjutkan hari ini juga.

Pasangan pengantin yang sesungguhnya amat serasi itu, selalu menampakkan senyum terbaiknya sepanjang acara resepsi, meski itu hanya sebuah kamuflase belaka.

Berbeda dengan keluarga Alif yang tersenyum bahagia, merasa seperti telah memenangkan sebuah sayembara.

"Lihatlah tawa si Izzah itu merekah sekali, pasti dia sangat bahagia mendapatkan si Alif yang ganteng itu," ujar Bu Citra dengan pongahnya.

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BENALU    Ending

    Bab 67Ending.Bubur memang benar tak mungkin lagi bisa diubah menjadi nasi lagi. Seperti apa yang saat ini terjadi pada keluarga benalu itu. Kesalahan fatal yang dibuat oleh Bu Citra, kini membawanya pada rumah sakit jiwa. Menerima vonis dari hakim saja sebenarnya sudah membuat wanita tua itu shock, ditambah lagi dengan bully-an yang dia terima di dalam penjara.Hotel prodeo itu memang sebuah tempat yang keras, meski itu hanya sel yang khusus untuk para napi wanita. Karena semua yang sekarang menginap di hotel prodeo itu adalah para wanita yang bermasalah, maka tak kaget lagi jika banyak terjadi pembully-an disana. Siapa lemah akan menjadi bahan bully-an dan yang memang akan menjadi ketua suku, dan dihormati oleh semuanya.Kini, Bu Citra telah resmi menjadi penghuni rumah sakit jiwa itu. Karena pemeriksaan intensif oleh petugas memang menunjukkan jika dia terganggu otaknya. Alif dan Desi mau tak mau tentu saja harus bisa menerima semua kenyataan yang terjadi ini."Aku akan membalas

  • BENALU    Bab 66

    Bab 66Waktu berlalu begitu cepat, sudah sebulan lamanya Bu Citra menjalani hidup sebagai seorang tahanan. Meski Alif dan Desi selalu datang seminggu sekali, tetapi nyatanya hal itu Seperti tak ada artinya sama sekali bagi Bu Citra. Yang dia ingin hanya keluar dari hotel prodeo ini sekarang juga!Hidayah pun sepertinya tak sedikit pun menyentuh hati ibunda Alif itu. Meski telah banyak hal terjadi, dia tak bisa mengambil hikmahnya. Yang ada malah hatinya semakin membatu saja."Bu, nggak pingin solat? Ayo bareng ke musholla!" ajak teman satu sel Bu Citra. Memang di lapas wanita itu ada mushola untuk memudahkan para napi shalat berjamaah."Ngapain sih kamu ngajak-ngakak!? Sok alim saja kamu ini. Sudah cepat pergi! Jangan sok ceramah seperti Izzah kamu ya!" Bentak Bu Citra, hampir setiap diajak oleh beberapa temannya untuk mendekatkan diri pada Allah.Sedikit pun tak ada penyesalan dalam hati wanita paruh baya itu. Yang ada malah hanya dendam dan dendam saja."Semua orang di dunia ini mem

  • BENALU    Bab 65

    Bab 65Hari ini adalah sidang terakhir Bu Citra, alias pembacaan vonis tentang pembunuhan berencana yang wanita itu lakukan pada Pak Hasan, yang tak lain adalah besannya sendiri saat itu. Karena emang semua bukti sudah lengkap, jadi tak perlu waktu lama lagi untuk hakim mengambil keputusan.Tentu saja saat ini Izzah hadir, begitu juga anak-anak dari Bu Citra. Absen si Vena saja yang memang hingga saat ini tak diketahui kabarnya. "Lif, bagaimana jika nanti ibu mendapatkan hukuman yang berat?" tanya Desi yang kini duduk di samping adik kandungnya itu.Alif menarik nafas dalam-dalam dan memang saat ini dadanya pun merasa sesak sekali."Entahlah, Mbak. Aku pun telah melakukan berbagai cara agar Izzah mau mencabut laporan itu, tetapi semua usahaku itu nihil. Sekarang sepertinya kita hanya bisa pasrah saja pada mereka," jawab Alif sambil menunjuk pada deretan hakim."Dasar memang si Izzah itu sombong banget! Kok ada si manusia tak punya hati nurani seperti dia itu? Wajah saja terlihat sepe

  • BENALU    Bab 64

    Bab 64Mau tak mau, tentu saja akhiranya Alif pun pergi dari ruangan wanita yang secara negara masih sah menjadi isterinya itu. Dilema tentu saja saat ini terus bergelayut di dalam hatinya. Sebagai seorang anak yang berbakti, tentu dia ingin membebaskan Bu Citra dari hukuman polisi. Karena memang sejak dulu Alif adalah seorang anak yang sangat berbakti pada ibunya. Apa lagi ketika dia ingat dengan almarhum ayahnya, yang sebelum meninggal dulu telah menitipkan dua saudara perempuannya dan juga sang ibu."Ya Allah, kenapa semua menjadi seperti ini sih!" Alif merasa frustasi saat ini. Lelaki tampan yang kini sudah kembali ke ruangannya itu pun mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu dia menyesali kesalahan besar yang telah ibunya buat."Jika ibu tidak menghabisi nyawa Pak Hasan, tentu semua ini tak akan pernah terjadi!" Kembali Alif berucap dengan frustasi.Tetapi di sisi lain, hati nuraninya pun membenarkan segala keputusan yang diambil oleh Izzah.Apa yang dilakukan oleh Bu Citra memang

  • BENALU    Bab 63

    Bab 63Waktu berlalu dengan begitu cepat bagi Alif, sudah satu bulan sejak keluar dari penjara itu, kini dia dan Widodo sudah kembali bekerja di perusahaan milik Izzah. Namun, tentu saja semua tak bisa seperti dulu. Meski dia berharap penuh, namun sama sekali Izzah tak pernah mengajaknya bicara. Hanya sekedar formalitas saja seperti Bos pada pegawainya. Sebenarnya perasaan yang ada dalam hati Alif tak jauh beda dengan yang dirasakan oleh Izzah. Wanita itu pun merasakan jika telah menaruh hati pada Alif. Namun tentu saja hal itu terus saja berusaha dia dipungkiri.Tak mungkin rasanya dia menjalin hubungan dengan anak dari pembunuh Papanya, meski dia tau jika Alif adalah lelaki yang baik. Ego masih terus saja merajai hatinya saat ini.Siang ini, Alif memberanikan diri untuk mendatangi Izzah di ruangannya ketika istirahat siang. Bukan untuk mengatakan isi hatinya yang terus membuatnya tersiksa. Tetapi untuk memperjuangkan nasib ibunya, yang besok adalah sidang terakhir dan waktunya hak

  • BENALU    Bab 62

    Bab 62Setelah kepergian Izzah dan pengacaranya. Alif segera mengajak Desi dan Widodo untuk pulang. Tentu saja kali ini mereka pulang dengan menaiki angkot. Selama perjalanan yang hampir memakan waktu satu jam itu, mereka tak saling berbicara, karena memang bergelut dengan pikirannya masing-masing.Alif sebenarnya masih tak ingin percaya jika saat ini dia dan Izzah akan sah berpisah. Lelaki tampan itu sesungguhnya masih berharap jika Izzah mau kembali menerima dia. Meski menang hal itu pasti sulit, karena tindakan ibunya yang sangat sulit untuk dimaafkan.'Jika memang jodoh, pasti kita akan bertemu lagi Zah. Aku pun ingin menunjukkan kepada kamu jika aku tak seburuk yang kamu pikirkan!' gumam Alif dalam hati.Bersamaan dengan uang yang diberikan oleh Izzah tadi, ada juga alamat rumah baru untuk mereka. Rumah itu bukanlah rumah mereka yang direnovasi dahulu, tetapi Izzah sengaja membeli sebuah rumah di kompleks perumahan untuk mereka, lengkap dengan segala isinya."Wah. Ternyata rumahn

  • BENALU    Bab 61

    Bab 61Sedikit pun Izzah tak berkomentar saat ini. Hanya dengan cepat dia mengambil surat itu dan memberikannya kembali pada sang pengacara. Yang kemudian langsung memasukkannya kembali ke dalam tas."Begini memang sepertinya jalan yang terbaik, Lif. Cinta itu tak mesti harus memiliki bukan?" Seloroh sang pengacara yang bisa melihat cinta Alif pada Izzah itu.Semua hanya diam, sementara Desi dan Widodo masih melanjutkan makan.Lelaki berdarah tionghoa itu pun kemudian melanjutkan ucapannya. "Sebuah hubungan yang didasari oleh niat yang buruk dan tak pas, akhirnya pun akan berujung dengan hal yang tak mengenakkan. Aku yakin almarhum Pak Hasan pun akan mengerti dengan hal ini. Sedikit rasa yang sudah terbit dalam hati, biarkan saja tetap seperti itu. Jika memang kalian masih berjodoh, tentu tak akan kemana bukan?" Alif dan Izzah spontan tersenyum bersama, hanya saja mereka masih tak bersuara. Si pengacara kembali berucap agar suasana tak terus terasa tegang."Oh iya, Zah. Apa ada lagi

  • BENALU    Bab 60

    Bab 60Setelah menemui Bu Citra yang berakhir dengan rasa kesal mendalam, akhirnya Izzah pun kembali menemui pengacaranya. "Apa sudah selesai, Om?" tanya Izzah sembari mencoba menurunkan emosi yang ada dalam hatinya, karena mertuanya yang tadi itu.Si pengacara langsung mengangguk dan tersenyum. "Semua sudah beres kok, Zah. Itu Alif dan saudaranya sudah menandatangani berkas," jawabnya sambil menunjuk ketiga orang benalu yang kini sudah bebas itu.Mereka Izzah pun langsung menoleh pada tunjukan tangan itu. Ada secercah bahagia dalam hatinya karena melihat Alif bebas. Tetapi Izzah sedikit pun tak menganggap jika itu adalah bagian kecil dari yang dinamakan cinta."Om, kita ke kantin sebentar ya. Tolong ajak mereka kesana. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada mereka," ucap Izzah yang langsung dijawab dengan anggukan oleh sang pengacara.Izzah pun berangkat terlebih dahulu ke kantin kantor polisi itu. Menurutnya ini adalah tempat yang pas, dari pada harus membawa ketiga benalu itu

  • BENALU    Bab 59

    Bab 59Proses hukum pada Bu Citra tetap berjalan untuk saat ini. Tetapi hari ini memang Izzah kembali datang ke kantor polisi bersama sang pengacara untuk mencabut tuntutan pada Alif, Widodo dan juga Desi. Serta memberikan surat gugatan cerai dari suaminya itu.Sebenarnya sang pengacara telah mengurus surat pencabutan itu sejak kemarin, jadi hari ini ketiganya sudah bisa menghirup udara bebas.Sebelum membebaskan ketiga orang itu, saat ini Izzah lebih dulu ingin bertemu dengan Bu Citra. Ada beberapa Hal yang ingin dia sampaikan. Sementara sang pengacara mengurus berkas.Bu Citra datang dengan langkah gontai, karena dia tahu jika menantunya itu membiarkan dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Wanita setengah baya itu pun duduk sambil menunduk."Bu, tolong maafkan saya ya. Karena meski telah mencoba, nyatanya saya tetap tak bisa membiarkan ibu melenggang bebas setelah menghabisi nyawa Papa," ucap Izzah yang berusaha sekuat tenaga menahan emosi.Bu Citra langsung mendongak demi mendeng

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status