Share

24. Terungkap

"Mbak Nindi!" Sebuah panggilan menginterupsi. Kualihkan pandangan dari benda pipih dalam genggaman, lalu menatap wanita renta yang berdiri membawa nampan berisi minuman dan camilan.

Aku mengernyitkan dahi. Sepertinya dia asisten baru di sini, ini pertama kali aku melihatnya setelah beberapa kali ke mari.

Hanya yang membuat heran kenapa dia bisa langsung menyebut namaku?

"Eh, iya, Mbok. Makasih."

Dia menatapku cukup lama setelah meletakkan nampan di atas meja. Nanar dan sayu, tatapan itu seolah menyiratkan sesuatu.

"Boleh simbok duduk di sini!" Dia menunjuk tempat kosong di sebelahku.

"Eh, oh. Iya, boleh!" Sedikit ragu aku mempersilakan.

"Kenalkan nama simbok Warmi. Simbok sudah lama sekali bekerja dengan Pak Budi dan Non Naya. Kalau ndak salah kita pernah bertemu di panti dulu. Saat simbok anter Non Naya pulang saat itu."

Aku mengernyitkan dahi, berusaha mengingat-ingat. Terlalu banyak memori buruk yang terekam dalam otakku, hingga tak menyisakan sedikit ruang apalagi untuk seseorang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status